WHO Akhirnya Merilis ICD-11 Terbaru. Apa Saja Isinya?

Organisasi kesehatan sedunia (WHO) akhirnya merilis edisi ke 11 dari the International Classification of Diseases (ICD-11). Tidak tanggung tanggung, ICD-11 ini berhasil diselesaikan setelah dikerjakan selama lebih dari 10 tahun.

Untuk pertama kalinya ICD-11 dibuat sepenuhnya menggunakan teknik digital, artinya ICD-11 akan semakin mudah digunakan dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan. Berbeda dengan ICD-10 yang di dalamnya terdapat 14.400 kode penyakit, ICD-11 memuat 55.000 kode penyakit dan penggunaannya telah diujicoba di 31 negara.

Baca juga: Ini Penyakit Yang Mengintai Mereka Yang Suka Naik Mobil Ke Kantor

ICD-11 akan dipresentasikan pada pertemuan World Health Assembly di bulan Mei 2019 untuk selanjutnya diadopsi oleh seluruh anggota WHO. ICD-11 secara efektif akan digunakan mulai 1 Januari 2022. Kehadiran ICD-11 diumumkan sekarang agar negara negara anggota WHO mulai mempersiapkan diri menggunakan versi terbaru dari ICD ini, termasuk mempersiapkan terjemahan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan yang akan menggunakannya.

“Saar ini. kami bersama dengan seluruh kantor perwakilan WHO di seluruh dunia sedang membuat paket yang membantu negara negara anggota WHO melakukan transisi dari sistem lama ke sistem yang baru.” Demikian menurut Robert Jakob, MD, pimpinan dari tim klasifikasi, terminologi dan standarisasi WHO.

ICD terbaru merupakan refleksi dari perkembangan dunia medis terbaru dan pemahaman yang lebih ilmiah dari suatu penyakit. Di dalamnya terdapat tambahan beberapa bab baru, termasuk salah satu bab tentang pengobatan tradisional, yang selama ini belum pernah diklasifikasikan dalam ICD.

Salah satu revisi yang terdapat dalam ICD-11 adalah dipindahkannya ketidaksesuaian gender dari bab kesehatan mental ke dalam bab kesehatan seksual. Pemindahan ketidaksesuaian gender dilakukan karena membaiknya pengertian tentang kondisi ini sehingga dikeluarkan dari bab gangguan mental. Dikeluarkannya ketidaksesuaian gender dari bab kesehatan mental juga bertujuan untuk mengurangi stigma terhadap kondisi ini.

Dimasukannya Gaming Disorder

Perubahan lain adalah dimasukannya gangguan gaming atau gaming disorder ke dalam bagian gangguan ketergantungan. Gaming disorder ditandai dengan ketidakmampuan mengendalikan keinginan untuk bermain game dan meningkatnya prioritas bermain game di atas aktivitas keseharian yang biasa dilakukan seperti tidur, makan, melakukan pekerjaan rumah dan bekerja mencari nafkah. Gaming disorder bisa berimbas negatif terhadap kesehatan seseorang termasuk fungsi sosialnya.

Gaming disorder ditegakan setelah seseorang mengalami gejala gejala kecanduan game sekurang kurangnya selama 12 bulan. Jadi, tidak semua orang yang bermain game secara intens mengalami gaming disorder. Meskipun demikian, para dokter diharapkan membantu upaya pencegahan dan pengobatan dari gaming disorder.

Mayoritas penderita gangguan mental di seluruh dunia tidak mendapatkan pengobatan yang optimal melawan gangguan mental yang dialaminya. Dengan ICD-11 diharapkan adanya energi dan antusiasme baru untuk memperbaiki diagnosis dan pengobatan kesehatan mental yang dilakukan oleh pekerja kesehatan.

Baca juga: Apakah Insomnia Penyakit Keturunan?

Bagian yang mendapatkan pembaharuan ekstensiv pada edisi baru dari ICD-11 meliputi kardiologi, alergi, gangguan sistem imun, penyakit infeksi, kanker, demensia dan diabetes.

Pola resistensi antimikroba saat ini telah didokumentasikan dengan baik sehingga membantu riset tentang antibiotika terbaru.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *