Pernah denger indigo? Bukan, ini bukan cerita misteri tentang anak dengan bakat khusus, ini warna indigo, warna biru yang dihasilkan oleh daun tanaman indigofera atau bahasa lokal sini mengenalnya dengan nama Tarum. Daunnya bulat-bulat kecil seperti daun kelor. Nah di hari sabtu yang cerah ini saya berkunjung ke Tarum alias CV. Tarum Bali Sejahtera, sambil mengenal proses pewarnaan tekstil, memenuhi undangan (halah bilang aja mau ngerepotin) bli Andika, salah satu pendiri Tarum Natural Dye ini. “Indigo atau Tarum ini menghasilkan warna biru, kalau daun mangga menghasilkan warna kuning, mahoni menghasilkan warna cokelat, kayu secang bikin warna merah, klo warna hitam dari daun ketapang ” kata bli Andika, dia melanjutkan penjelasannya lagi “ini pohon semir, bisa menghasilkan warna orange, jadi ga perlu mencampurkan warna kuning & merah lagi”. saya baru tahu pohon yg tumbuh lebat di depan SD saya dan berbuah seperti rambutan dengan biji kecil2 berwarna merah ternyata bisa digunakan sebagai perwarna yg serius. Kenapa serius? Dulu waktu SD saya dan teman-teman seringkali memainkan biji buah semir mengoleskan di muka teman, sebagai pewarna rambut, buku pelajaran, dan berakhir dengan ditegur dengan nada tinggi oleh pak guru. untunglah ga pake digampar.
Oke, daun-daun tersebut kan bisa mengeluarkan warna, gimana caranya bli? Apakah dibejek2 aja trus diperas dan voila keluar warna? Bisa sih, bisa capek klo kamu mesti mewarnai kain puluhan meter. Selanjutnya saya diajak ke workshop, ada mesin potong daun menjadikan daun menjadi potongan2 kecil, ada tangki-tangki kecil untuk menyimpan cairan warna2 yang sudah jadi, ada juga tangki yang besar untuk stok warna yg lebih banyak. “Pengolahannya tergantung bahan, kalau daun seperti daun mangga akan dipotong kecil2 dulu, kemudian direbus di bak besi, baru kemudian dimasukkan ke tangki penyimpanan. Kalau daun mahoni dioven dulu, agar warna yang dihasilkan lebih kuat. Kalau kayu secang kita pakai kayunya, tapi kayunya kita dapat dari jawa, dari sisa-sisa pembuatan mebel kita beli kiloan, disini baru kemudian diolah, direbus sampai keluar warnanya. Sisanya bisa dijadikan kayu bakar.
Yes akhirnya warnanya jadi nih, gimana cara mewarnai kainnya? Dioles? Disiram? Dicelup?
Yak benar, tentu saja dicelup.
Saya melihat ada dua bahan untuk diolah: kain & benang.
Kain bisa diolah lagi menjadi baju, sarung bantal, karpet, dll. Sedangkan benang untuk bahan tenun. Ada sekitar 4 wanita saya temui sedang menenun di bangunan paling belakang, “lagi buat bahan karpet untuk Katamama dan selendang utk dikirim ke australia” kata bli Andika, saya semakin takjub. Ternyata daun-daunan tadi bisa menghasilkan produk yang keren. Oia, selain dicelup, warna tadi juga bisa digunakan utk lukis, jadi baju potongan/kaim diwarna menggunakan kuas, membuat motif atau aksen yang diinginkan, saya jadi penasaran pengen coba melukis dengan pewarna alami, untuk lukisan warnanya mesti diolah berkali kali, supaya bisa lebih pekat.
Selain teknik celup & lukis, ternyata bisa menggunakan teknik airbrush atau stensil, kain yg ingin diwarna diletakkan paling bawah, kemudian diatasnya diletakkan daun-daun baru kemudian disemprot, atau bisa juga menggunakan mal/cetakan utk membuat pola. Tergantung mau mencetak bidang yang positif atau negatif. Eh ada satu teknik lagi: steam. emangnya ayam aja yg di steam, kain juga donk, biar lembut dan warnanya otentik. Kalau teknik yang tadi kita mengolah warna duluan, di teknik steam, daun itu langsung kita tempelkan di kain, kemudian digulung & di steam sekitar semalam, maka warna daun tersebut akan langsung keluar dan tercetak pada kain. Daun singapur atau kersen menghasilkan warna kecokelatan, yg paling menarik adalah daun jati, yang muda menghasilkan warna ungu dan yang tua menjadi warna kuning, selain itu bentuk & teksturnya jadi cantik ketika dicetak pada kain.
wah, ternyata hampir semua daun bisa menghasilkan warna, dan belum tentu daun yang sama menghasilkan warna yang sama untuk setiap pengolahannya, misalkan pengolahan yang pertama menghasilkan warna biru pekat, pengolahan kedua bisa jadi lebih muda tergantung kondisi habitat tanaman itu dan cuaca ketika tumbuh.
Oia, katanya bisa dipake sablon juga lhoo..
Tertarik untuk mencoba? 😉
Leave a Reply