Tolongg !!!………

panas banget seh ?. Ini AC kok sepoi-sepoi gini niup anginnya ?

Sore itu di kantor, di minggu sore yang membosankan, gue ma temen gue berpanas-panas ria. Semuanya pada buka baju.

Tiba-tiba….

PRI !!…. KEBAKARAN !!!

Gue langsung lari keluar, melihat dari jendela. Ternyata kebakaran terjadi dirumah belakangan kantor. Tepat bersebelahan dengan ruangan tempat gue kerja.

Api sudah menyambar kemana-mana. Asap tebal membumbung tinggi. Teman-teman entah lari kemana. Gue sendiri ke kamar mandi, nyari ember. Tapi gue pikir ini gak cukup buat mademin api.

Gue inget kalo didepan kantor itu ada pos jaga pemadam kebakaran. Gue lari turun ke depan. Tapi di depan kantor ternyata sudah banyak orang. Petugas pemadam kebakaranpun sudah menggelar selangnya.

Gue lari kedalam lagi. Mastiin bahwa di ruanganku baik-baik saja. Dari jendela aku melihat orang-orang sibuk menggelar selangnya. Mulai menyemprotkan air.

Gue berlari keruanganku. Manggil office boy (OB), meminta bantuannya untuk mematikan komputer. Saat gue sibuk mematikan komputer, tiba-tiba listrik langsung padam. Aku pikir ada yang memadamkan. Gue kunci ruangan, takut ada orang yang memanfaatkan kesempatan untuk mencuri sesuatu.

Ada temen gue yg mulai menelp bos-bos kantor gue. Beberapa lain jagain ruangan agar aman. Barang-barang masih belum ada yang dievakuasi. Karena ternyata gue lihat api tidak menjalar kekantorku. Hanya menyambar-nyambar saja. Dan itu tepat bersebelahan dengan ruangan gue.

OB-OB kantor gue ternyata sibuk membantu petugas pemadam kebakaran. Teman-teman gue juga. Dari lantai 2 kantor mereka menyemprotkan airnya.

Rumah itu sendiri posisinya cukup aneh. Di depannya terletak rumah susun, di sebelah kiri dan belakangnya oleh kantorku dan disebelah kanan oleh rumah-rumah tukang kayu.

Api menjilat-jilat kemana-mana. Dalam 10 menit semua bagian rumah itu sudah terbakar. Asap mulai keluar dari celah-celah atap.

Gue ngga tahu ada berapa tepatnya mobil kebakaran. Yang jelas didepan kantorku cuma ada satu mobil. Dari rumah susun di lantai 2 dan 3 sendiri terlihat air disemprotkan. Untunglah mereka mempunyai keran hydran sendiri.

Air-air yang mereka semprotkan ternyata terhalang oleh atap. Beberapa orang melemparkan batu untuk menghancurkan atapnya.

Dari lantai 2 kantor gue, air yang berasal dari mobil pemadam kebakaran mulai disemprotkan. Satu selang itu dipegang oleh 5 orang dewasa.

TARIK-TARIK !!“. Mereka menarik slang airnya, tapi seperti tertahan sesuatu.

Dari jendela lantai 2 aku turun ke tangga lantai 1. Menarik selang itu sendirian. Sial tak ada yang membantuku. Selang air itu benar-benar berat. “WOII BANTUIN NARIKK !“. Beberapa orang turun membantuku. Menarik selang air agar lebih memanjang. Gue lihat ada batu yang menghalangi selang. Gue singkirin batunya, trus narik selang lagi. Mereka rupanya bergerak ke pojok untuk mendapat ruang yang lebih untuk menyiram air. Tangan gue terasa pedih menarik selang airnya. “Capek juga jadi pemadam kebakaran” pikir gue.

Mereka menurunkan ujung selang air dari lantai 2. Gue ambil. Airnya masih ngucur lumayan kenceng. Kewalahan juga nahan liarnya air. “LEPASS !“. Gue lepas ternyata selang air itu mau dibawa kedalam rumah yang terbakar. Dua orang sudah berdiri ditangga yang diletakkan ditembok yang memisahkan kantorku dengan rumah yang terbakar itu.

Seseorang memberikan pada mereka selang airnya. Gue ma yang lain bantuin narik lagi selang airnya. Mereka mulai menyemprotkan ke dalam rumah.

Gue lari ke lantai 2 lagi. Dari sana ikut berteriak-teriak kepada orang yang dirumah susun dan pemadam kebakaran yang mulai masuk ke dalam areal rumah, memberitahukan letak-letak api yang masih hidup . Ya, api sudah lumayan dapat dipadamkan.

Sekitar 30 menit kebakaran, akhirnya api dapat dipadamkan. Masyarakat yang membantu sudah mulai pulang. Beberapa petugas pemadam kebakaran masih menyemprotkan air dari dalam rumah, menuntaskan pekerjaan mereka.

Lelah dan kebasahan. Itu yang terlihat dari mereka.

Kalo mau bicara untung, untungnya pos pemadam kebakaran ada tepat didepan kantorku dan kran hydran jg tak jauh dari kantorku. Untung juga masyarakat di rumah susun kompak membantu, mereka bekerja terkoodinir dengan baik. Untung juga angin membuat api menjilat dinding kantorku, bukan menjilat ke arah rumah-rumah tukang kayu yang penuh dengan barang-barang yang terbuat dari kayu.

Wartawan-wartawan mulai berdatangan. Biasa, mencari berita.

Listrik yang sempat padam, akhirnya dihidupkan lagi. Bau asap masih memenuhi ruangan gue. Untungnya kantor gue gak ikut kebakar berkat kesigapan masyarakat dan petugas memadamkan api. Hanya 2 kompresos AC yang sedikit terbakar, itupun kompresor yang sudah tidak dipakai lagi.

Malamnya gue buka detik.com, ternyata beritanya sudah masuk. Agak sedikit dilebihkan sih. Ya tapi tak apalah, biar seru sedikit.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *