Tentang Sepakbola & sinar bulan Purnama

Jiwa manisku,

Dating back to our country’s history, tahukah kamu? jika kita pernah punya seorang lelaki, satu satunya disepanjang sejarah perjuangan bangsa yang berhasil melakukan banyak hal manis dalam dunia Sepakbola sekaligus seni musik?. Dan lebih dari segalanya beliau hadir serupa figur sarat sahaja, tanpa kontroversi.

Laki laki itu dilahirkan di Matesih, Karanganyar, di kaki Gunung Lawu, Surakarta, Jawa Tengah, 31 Agustus 1912. Sejak kecil beliau sudah menyenangi alat musik terutama gamelan dan mulai mengenal lagu pelajaran menyanyi disekolah melalui buku Kun je nog zingen (Can you sing?) , zing dan mee (Sing along)

Menempuh pendidikan di HIS ((Hollands Inlandsche School), MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) – setara dengan SMP, AMS-B (Algemeene Middelbare School) – setara dengan SMA di Yogyakarta. Di zaman revolusi, masuk divisi X TNI AD Solo, dengan pangkat terakhir mayor. Dikenal sebagai seorang pemain bola dengan posisi Penjaga Gawang (1930-1948) dengan nama samaran Wakidjan dan Suntiori. Laki-laki ini pulalah salah satu pemain yang membuat NIVU (Nederlandsch Indische Voetbal Unie)- induk organisasi Sepak Bola di Hindia Belanda, agak ketakutan ketika harus bertanding dengan kesebelasan PSSI untuk menentukan tim yang akan berangkat ke Piala Dunia 1938. Akhirnya NIVU membatalkan pertandingan tersebut secara sepihak dan berangkat ke Prancis 1938 dengan nama Hindia Belanda. Cant you ever imagine? our national team become something counted on green field! 🙂

Tahun 1950-1959 beliau diangkat menjadi Ketua Umum PSSI. Melihat kehebatan dan kecintaannya kepada olahraga, Presiden Soekarno menunjuknya menjadi Menteri Olahraga (1962-1967). Sebelumnya, beliau menjabat Menteri Penerangan Kabinet Kerja I (10 Juli 1959-18 Februari 1960) dan Kabinet Kerja II (18 Februari 1960-6 Maret 1962).

Pada masa itu, beliau memiliki banyak ide hebat untuk memajukan olahraga, khususnya sepak bola. Menjelang Asian Games I di New Delhi (India), beliau mendatangkan pelatih asing untuk menangani tim nasional Indonesia, yaitu Choo Seng Que (Singapura) dan Tony Pogacnik (Yugoslavia).

Dalam mencipta lagu beliau tidak dibantu peralatan musik sebagaimana jamaknya banyak pencipta. Beliau tidak menggunakan piano, gitar, atau alat apapun. Ia hanya menulis lirik, kemudian disusul notasi angka atau not balok. “Saya bukan komponis, bahkan saya tidak pernah berpretensi jadi komponis. Saya hanya melukiskan situasi dan kondisi ketika itu saja. Kalau tidak ada dorongan dari situasi luar, saya pasti tidak jadi pencipta lagu,”ujarnya.

Lagu pertama ciptaannya berjudul Terompet Berbunyi, yang bertemakan himbauan kepada para pemuda untuk tidak saling berkelahi, hmm patut dijadikan lagu wajib nasional untuk para bonek sepertinya :D. Lalu menyusul lagu-lagu ciptaannya yang lain, seperti, Solo di Waktu Malam, Di Bawah Sinar Bulan Purnama, Di Mana Gunung Berjumpa, Ombak Samudera, Di Sela-sela Rumput Hijau dan Nyiur Hijau yang kerap diputar menjelang siaran berita di RRI.

Menurut beliau lagu-lagu sekarang belum menggambarkan wajah Indonesia ketika ditanya mengenai penciptaan lagu-lagu saat ini. Lagu terakhirnya Jayawijaya (1946), digubah dari ciptaan berbagai komponis kedalam rhapsody, yang coba menggabarkan Indonesia sejak Majapahit hingga merdeka, berdurasi 45 menit.

Sederhana, ketika menjadi menteri jarang muncul dengan jas dan dasi, lebih senang memakai jas tutup. Atas semua pengabdiannya, ia telah menerima berbagai bintang kehormatan dari negara maupun dunia internasional. Laki-laki ini wafat di Jakarta, 30 April 2001 karena sakit.

Pada masa itu laki-laki itu berhasil membuat sepakbola dinegeri nya sendiri menjadi begitu penuh dinamika dalam kesahajaannya. Menyederhanakan banyak kemungkinan dan memungkinkan banyak hal terjadi dengan begitu sederhana. Berulangkali saya mencoba mereka reka imaji, pernahkan laki-laki itu bermain sepakbola separuh berpesta dalam hujan gelak tawa dibawah sinar bulan purnama?. Ah hormatku padamu, Maladi.

disarikan dari berbagai sumber.

a note to remember. unlocking the past remembering the spirit. anyone has a time machine? :’)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *