Curhat tentang pagi ini
Hari ini hujan deras sudah turun dari pagi, eh ternyata udah dari kemarin malem dink… sebenarnya pengen ngulet lagi dililit selimut, tapi ternyata uda jam 9 aja. Mata 5 watt, nyawa belum terkumpul semua, saya duduk perlahan di pinggiran kasur. Mencoba menyelaraskan kepala biar ga mual karena kurang tidur (baca: insomnia) semalam. Yeaph, apapun yang terjadi hari ini harus tetap ngajar, adik-adik pasti sudah kangen sama saya (aiiihhh…pede beudh gue –__–” *kriik…krikk). Tekad sudah bulat, tapi malah ketiduran lagi…eerrrrrr…….. tekad ternyata masih persegi, segitiga, atau trapesium.. *plak!! SERIUS EUY!
Mau curhat niee.. CURHAAAT…. *paketowa
okay, tenang Doi. Tarik nafas……
Jadi, sabtu ini seperti biasa saya dan beberapa teman akan berbagi lagi di sanggar belajar anak-anak Gepeng dan buruh tukang suun di pasar Badung. Satu persatu saya SMSin beberapa teman, tapi ada beberapa yang sibuk, ada yang pulang kampung, kebanjiran dan ada yang belum balas sampai sekarang (–__–’). Beberapa teman yang konfirmasi akan hadir hari ini menambah semangat saya untuk segera beranjak mandi sembari mencuci beberapa pakaian sendiri….
*KemudianNyanyi.. makan makan sendiri…. nyuci baju sendiri. *CUKUP!
Lalu curhat siang…..
Singkat cerita, sekitar jam 11 siang, saya sudah sampai di pasar badung lantai 4, sudah ada sekitar 10 orang anak yang sudah siap dengan buku tulis dan buku gambar mereka. Waaaaah,,,kangen sekali :’) saya sudah bolos 2x untuk menemani mereka, dan hari ini pasti akan jadi hari yang menyenangkan.
Tidak ada sambutan seperti biasanya, bayu (5th) anak berjambul pirang biasanya paling semangat ketika saya datang dan masuk ke ruang kelas mereka. Hari ini dia belum terlihat datang. Hanya ada kakaknya Joko (9th) dan Yanti (6th) yang sudah memegang pensil untuk mulai belajar. Setelah saya tanya, ternyata Bayu akan datang terlambat bersama teman-teman yang lain, karena mereka masih terjebak hujan. Ya, dan sayapun mulai berbaur dengan anak-anak yang sudah hadir.
Pelajaran mereka masih random, yang umur 6 tahun kea tas ada yang menulis, membaca, ada juga yang belajar bahasa inggris untuk anak-anak yang lebih kecil berada di kelas terpisah untuk belajar nyanyi, mewarnai, atau mengobrol. Jadi mengobrol ini merupakan salah satu favorit mereka, karena mereka punya kesempatan untuk bercerita kepada kami (kakaa guru) tentang apa yang terjadi pada kehidupan mereka selama satu minggu sebelumnya.
Ada yang bilang mereka sudah bisa menulis angka 1, ada juga yang curhat tentang keadaan rumah mereka. Pernah Seorang anak bercerita tentang keluarganya, dan ternyata ia lupa nama-nama kakaknya yang berjumlah 9 orang. Dengan tersipu ia minta maaf kepada saya, dan ia berjanji akan menulis nama saudaranya agar tidak lupa lagi :’). Yaph, Kami berusaha semaksimal mungkin menemani mereka untuk bisa menjadi teman berbagi yang mampu membuat mereka nyaman :’). Oh iya hari ini selain saya, ada beberapa teman-teman dari FK Unud dan siswa dari SMANSA Dps juga yang menjadi kakaa guru *maacii kakaa….
Sekitar 30 menit kemudian, Bayu datang bersama dua orang temanya. Senyumnya masih seramah dulu menghampiri saya ” Kakaa guru, aku kokohan (batuk)..uhuk.uhuk” katanya sambil menaruh tangan saya di dadanya. Aroma beras dan kencur yang disembur di dadanya terasa kuat sampai hidung saya sempat menahan nafas beberapa detik. “Uli pidan gelem? ube mimik obat?” (Sejak kapan sakit? Sudah minum obat?) tanyaku sambil mengelap bajunya yang basah terkena hujan. Dia hanya membalas dengan senyum, dan berlalu begitu saja memasuki kelas dan bergabung bersama anak-anak yang lain.
Kuamati siang tadi, Bayu diam saja. waktunya lebih banyak dihabiskan untuk tiduran sambil sesekali mengelap ingus yang mulai menyentuh bibirnya. “pakeh? (asin?)” tanyaku…
Dan kembali dia hanya menjawab dengan senyumnya. (Nie anak kayak orang kasmaran aja, tiap ditanya senyam senyum ga jelas, errrrrr (–__–)) gerutuku dalam hati.
Kebetulan ada kesempatan longgar, lalu saya cerita tentang keadaan Bayu kepada buk iluh (salah satu petugas di sanggar belajar). Dan ia menyarankan agar Bayu diajak berobat ke Klinik yang ada di pasar tersebut.
Tidak mudah memang mengajak Bayu untuk mau berobat. Ada beberapa alasan yang membuatnya tak mau beranjak ketika saya rayu (tumben rayuanku ga mempan *_*)
Pertama dia sedang asik mewarnai gambar ogoh-ogoh yang dibuat oleh Joko,kakaknya. Alasan kedua, dia takut di suntik oleh dokter. Ya, cerita yang ia dengar dirumahnya kalau sakit cukup pake beras kencur kalau pergi ke dokter biayanya mahal, dan kalau disuntik rasanya sakit sekali. Setelah gagal mengajaknya untuk periksa, akhirnya Smart Strategi kedua dikeluarkan juga, Rayu lagi.
“yok, ke mepriksa yok, nyanan sing mesuntik kok. cuma ngidih sirup rasa strobery dogen.. enak loo.. sing perlu mayah” saya merayu dengan tak lupa memberikan senyum maut *deksyeeeng….
dia masih diam saja, tak mengalihkan sedikitpun perhatian dari buku gambar dan pensil warna yang dipegangnya.
“Nyanan upahine 1000, yen Bayu nyak mepriksa” rayuan kembali diberikan oleh buk iluh.
Bayu sempat terdiam sejenak, tapi tak lama kemudian ia melanjutkan kembali aktivitasnya.
demikian berulangkali, rayuan demi rayuan kami keluarkan agar ia tak takut lagi untuk periksa. Tapi dibalik wajahnya yang tertunduk dapat saya lihat beberapa bulir air mata yang sudah mulai keluar satu-persatu. Mengirimkan #kode, saya dan buk iluh pun kemudian beranjak dan mendekati Joko dan yanti kakaknya. Yantilah yang akhirnya berhasil merayu Bayu. Kami berlima akhirnya berangkat juga ke klinik di pasar itu. Setidaknya Bayu bisa mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dari tenaga medis, ga tega ngeliat keceriaanya hilang gara-gara ga enak badan
Tapi…… ternyata hari ini klinik tutup.
Yanti dan Joko masih mencoba untuk mengetuk pintu klinik, tapi tetap tidak terbuka. papan ‘close’ yang tergantung di pintu meyakinkan kami bahwa klinik sedang tutup. YAAAAAAAAH…… pocol dong ngeluarin rayuan maut errrr (–_–)a
Ketika kami mau balik ke kelas eh si Bayu juga berceloteh “haduuh… pocol ngeying tucing ade buk doktel..hihihi” tawanya penuh kemenangan diiringi dengan pemandangan giginya yang tak utuh di bagian depan.
uuuh…gemas deh dengan anak ini, benar-benar polos.
Tentang dalam kelas, dan hujan di luar sana….
Proses belajar dalam kelas tetap berlangsung seperti biasanya hingga jam 1 siang. Hujan diluar sana masih saja gerimis dan terkadang deras lagi. Uuuh….sebal jemuran belom kering… eerrrr *plak! #tiba-tibaKangenJemuran
Musim hujan seperti ini, anak-anak yang datang tetap banyak. hari ini datang hingga 25 orang tapi yaa…karena mereka dijalanan, mereka akan masuk kelas dengan keadaan yang lebih kotor dari biasanya. Celana yang kebasahan karena kecipratan dan main air di sekitar pasar, serta kepala yang bau apek karena air hujan bercampur dengan keringat. Jadi tugas tambahan kakaa guru sebelum mulai pelajaran biasanya mengarahkan mereka untuk membersihkan diri dulu.
Tak hanya mereka yang tampak sedikit lebih kumal daripada biasanya, beranda Los yang biasanya dipakai lari-larian oleh anak-anakpun ikut becek. karena ada beberapa bagian atap yang bocor. Dan, hari ini ada tiga anak yang jadi korban ‘megledag’ akibat lari-larian di lantai yang licin.
Senger (7th) terjatuh saat lari-larian dengan beberapa teman-temannya.
Pengawasan kami terhadap mereka sangat terbatas menandingi jumlah mereka yang lebih banyak dengan pergerakan yang sangat lincah. Karena ada beberapa anak yang merasa jenuh atau capek belajar maka mereka akan keluar kelas dan menghirup udara bebas di beranda Los ini.
Baru saja saya berteriak dari dalam kelas ” Awes jangan lari-lari nanti jat….“
GLEDAAAAG….
dan ia pun jatuh…nangis goar-goar… T_T
kepalanya benjol, dengan beberapa luka lecet di tangan dan kaki
Buk iluh datang menghampiri dan mengajak Senger masuk ke dalam kelas untuk diobati. Yah, kami menggeledah seluruh sudut ruangan tak kunjung menemukan obatnya, usut punya usut ternyata ada anak yang bawa obat pulang kerumahnya T_T #pilu
[jadi plis, buat teman-teman yang mau berderma lebih baik kasi sumbangan obat-obatan dll ke sanggar belajar daripada ngasi minta recehan jika liat pengemis dijalanan, itu akan jauh lebih berharga dan berguna ]
Saat makan siang, Bayu kepleset gara-gara menginjak genangan air. Bayu bangun eeeh…nyoman yang kepleset usai cuci tangan. Nangislah mereka berbarengan… >_< goar-goar *MendadakPengenIkutanNangisJugaBiarTambahRame atau aku harus belok ke hutan lalu nyebur ke pante?
Masih diiringi gerimis hujan, kami meninggalkan sanggar belajar. Anak-anak pulang sambil satu persatu melambaikan tangannya sembari menjingjing keranjang kerjanya. Ada juga yang malu-malu mengucapkan “see you kakaa guru, byebye” sepenggal kalimat yang mereka dapatkan dari kelas bahasa Inggris tadi. Hari ini sangat berwarna, walaupun langit di atas sana berkelamria.
Yaah….Musim hujan memang sedikit bikin lebih rempong, cucian jadi lama kering, bawaannya pengen bubuk melulu, dan entah kenapa nie perut lapeer teruusss…..
tapi untung kemarin ga hujan cuaca emang lagi labil. Selabil rinduku ini padamu #apeuseh *plak!!
usai makan di barokah, senyum saya kembali merekah…..
teringat lagi kenangan itu, saat hujan memperkenalkan hangat lewat tatapan matamu….
tiba-tiba semua tintik air hujan berubah jadi kelopak bunga yang bertebaran dimana-mana…. *Mohabbatein.com
“Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember, Di bulan Desember :’)”
Leave a Reply