Surga Tersembunyi Lakolat di Maidang

“Lakolat”
Sudah pernah ke Sumba? Atau paling tidak, pernah mendengar tentang SUMBA? Sebuah pulau dengan bentangan Padang Sabana yang maha luas di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saat ini sedang gencar wisatawan, baik lokal maupun internasional yang mengatur perjalanan ke SUMBA. Sebagian besar pengunjung tertarik akan bukit-bukit sabananya, juga pantai-pantai di Sumba yang luar biasa eksotis, sebagiannya lagi ingin berburu tenun ikat Sumba yang memang terkenal unik.

Padahal selain padang rumput yang luas, pantai dan tenun ikat, ada banyak surga tersembunyi lain yang bisa kita temukan di Sumba, yang belum diketahui banyak orang dan sama sekali belum terjamah. Tentu saja dibutuhkan kesabaran dan tenaga yang mumpuni serta waktu yang memadahi, sebab jika kita ingin pergi ke tempat-tempat yang belum pernah didatangi orang lain, atau masih jarang diketahui banyak orang, ada banyak tantangan dan hal baru yang akan kita temukan. Selain itu, jika ke Sumba, tak cukup waktu tiga atau empat hari saja. Minimal satu minggu dan maksimal satu bulan untuk berkeliling mendatangi semua tempat indah tersebut.

Pada tulisan saya kali ini, saya akan merekomendasikan sebuah tempat yang menentramkan hati, sangat jauh dari hingar bingar kehidupan kota. Masih begitu alami dan cocok untuk kalian yang gemar bermain air sembari berkhayal, berendam sampai lama untuk mencari inspirasi atau mencoba hal menantang seperti terjun ke dalam air dari ketinggian. Nama tempat tersebut adalah “Air Terjun Lakolat”

Keheningan di Lakolat
Air Terjun Lakolat terletak di Desa Maidang, Kecamatan Kambata Mapa Mbuhang, Kabupaten Sumba Timur. Apabila kalian datang dari luar Pulau Sumba, kalian dapat menggunakan Penerbangan menuju Bandara Umbu Mehang Kunda di Kota Waingapu. Sudah ada beberapa penerbangan yang melayani rute menuju Ibu Kota Sumba Timur tersebut. Nah, zaman sekarang tidak perlu susah-susah kalau mau cek jadwal penerbangan atau maskapai apa yang memiliki rute ke Indonesia bagian Timur, Khususnya Kupang atau Waingapu. Kalian bisa gunakan layanan aplikasi online tiket.com yang selengkapnya bisa kalian klik di sini: @tiket.com (Twitter: @tiket dan Instagram: @tiket.com ).


Jalan menuju Lakolat
dua gambar atas, dari Rumah Kepala Desa Maidang || dua gambar bawah, dari SDN Lumbung

Jarak dari Waingapu menuju Desa Maidang, tempat Air Terjun Lakolat berada, dapat ditempuh selama kurang lebih dua (2) jam menggunakan mobil atau sepeda motor. Sebagaimana jalanan di Nusa Tenggara yang selalu membelah bukit, mengulari lembah, begitu pula perjalanan ke Pelosok Utara Sumba Timur ini. Kita akan melalui jalan yang berkelok-kelok tetapi menjadi puas sebab sepanjang jalan terpampang pemandangan yang menakjubkan.

Tiba di Desa Maidang, kita bisa memulai rute trackingyang cukup menantang. Yah, belum ada jalan yang bisa dilalui kendaraan langsung menuju Air Terjun Lakolat. Kita akan melewati turunan tangga tanah, menyebrangi aliran sungai yang cukup deras, hutan dan juga ladang masyarakat setempat. Semua itu akan setimpal dengan Pemandangan yang disuguhkan setelah tiba di tempat tujuan.

Hutan menuju Lakolat

Pemandangan dalam perjalanan menuju Lakolat

Saat tiba di pintu masuk, kita akan disambut barisan pepohonan bambu dan lagi-lagi tangga menurun dari tanah. Terus ke bawah , menuju areal sungai, di sisi kiri, ada sebidang tanah yang cukup lapang yang dapat digunakan untuk berkemah atau piknik bersama keluarga dan teman-teman.

Sisi Kiri Lakolat, tempat kita bisa duduk bersantai dan bercengkrama

Suasana Lakolat pada sore hari ketika matahari beranjak turun

Berada di sini, kita seolah-olah terlempar ke Negeri para peri atau dunia dongeng anak-anak. Di mana hanya terdengar gemericik air yang mengalir, ceruk-ceruk batu alam yang membentuk kolam pemandian alami, suara kicau burung dan desau angin di pucuk pepohonan.

Ketika sore tiba, pantulan sinar matahari di atas bebatuan dan air, akan menambah kesan indah lainnya dari Air Terjun Lakolat. Kenangan tersebut masih membekas di kepala saya hingga saat ini.
Ceruk Batu Lakolat

Pemandangan dari atas bebatuan di Lakolat

Pada akhir bulan Agustus 2016 yang lalu, saya bersama teman-teman Gabungan Mahasiswa Sumba Timur (GAMASTIM) di Bali, melakukan sebuah kegiatan sosial yang kami beri judul “1000 Buku Untuk Sumba”. Kegiatan tersebut di laksanakan di SD Negeri Lumbung. Salah satu Sekolah Dasar yang menampung para Siswa/I dari tiga desa di Kecamatan Kambata Mapa Mbuhang. Sekolah ini masih bertahan tanpa Listrik, para siswa/inya pun kadang tidak bersepatu dan berseragam lengkap saat ke sekolah. Selain membagikan Buku dan Alat tulis, kami menyempatkan diri mengadakan kelas inspirasi bersama 73 Siswa/I di SDN Lumbung saat itu. Selengkapnya tentang kegiatan ini bisa dibaca di: Maiwa La Humba Setelah kegiatan tersebut, kami menyempatkan diri, menghabiskan sisa waktu di Air Terjun Lakolat, sebelum malam tiba dan membawa kami kembali ke Waingapu. Foto-foto yang diunggah di tulisan ini merupakan dokumentasi perjalanan tahun lalu yang sebagian belum sempat saya unggah karena menunggu waktu yang tepat.

Kegiatan bersama GAMASTIM BALI di SDN Lumbung (Agustus 2016)
Foto Bersama GAMASTIM BALI di Lakolat

Adalah pengalaman yang luar biasa menyenangkan dan jelas tidak terlupakan. Saya berharap dapat kembali lagi ke SDN Lumbung dan Air Terjun Lakolat, untuk sekedar bernostalgia maupun juga menikmati kebesaran Tuhan melalui Alam Raya yang indah ini. Satu hal, jika kalian ke sini, JANGAN MENINGGALKAN APAPUN KECUALI JEJAK DAN KENANGAN! Sesungguhnya, Wisata Dunia, semuanya ada di Indonesia.
***
PS. Ada satu pertanyaan penting yang masih saya simpan hingga saat ini, apa sebenarnya makna harafiah dari Lakolat dan mengapa air terjun tersebut diberi nama Lakolat?

Saya tidak sempat menanyakan pada penduduk setempat saat itu. Mungkin ini akan menjadi agenda pada perjalanan saya selanjutnya. Terima Kasih sudah membaca sampai selesai ^^

Saya 🙂


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *