Mari sini, aku genggam tanganmu, mari berjalan ke depan pelan-pelan. Sukra, desir angin mengajakku bercakap sebentar. Entah yang mana yang banyak berbicara, sama sama mengusik. Ada ini dan itu bergiliran mencuat. Letupan-letupan kadang mengganggu titik tenang. Ada banyak, tapi lebih baik diam, diam saja. Karena bertahan adalah bentuk kebebalan yang sia-sia kali ini, maka mari […]


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *