Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Gara-gara baca Lelaki Harimau, jadi penasaran sama bukunya Eka Kurniawan yang lain, kebetulan mampir ke gramedia buat beli keperluan kantor, sekalianlah nemu buku bersampul hijau dengan desain yang menarik, kesukaan saya kalau lagi kehabisan ide & tenggat waktu, judul yang besar dan ilustrasi seekor burung hitam tergeletak di pojok kiri bawah.

dari ilustrasi sampul dan sedikit bocoran di belakang mestinya sudah tertebak, sepanjang halaman ngomongin tentang si Ajo Kawir yang burungnya ga bisa bangun.

iya, tokohnya namanya Ajo kawir, burung/penis/lolok/kon… ya apapun sebutan dari kalian untuk penis, yang ga bisa bangun, iya bangun dalam arti sejatinya, ga bisa tegang/mengeras/ereksi.

tenang broh, ini bukan hentai, tapi ada juga sih deskripsi2 erotis

dan sepanjang cerita kita membaca tentang keributan-keributan perkelahian yang dibuat Ajo Kawir untuk mengisi waktu karena burungnya ga bisa bangun. saya jadi ingat joke receh,

“pria punya dua kepala, kepala atas & bawah, dan pria tidak bisa berpikir menggunakan kedua kepalanya bersamaan”.

dan buku ini mengingatkan tentang pusaran masalah adalah “aku”. semuanya berawal dari keegoan aku, haus pengakuan, seakan-akan burung pria yang ga bisa bangun adalah akhir dari dunia (sebenernya untuk beberapa hal, iya sih :p) tapi kalau dia bangun juga bikin dunia berakhir. jadi membiarkan dia tertidur dan menurunkan ambisi sesekali bukanlah ide yang buruk, seperti juga dilakukan Ajo Kawir belakangan, tak lagi memaksa bangun, tapi belajar untuk mendengarkan si burung.

saya pribadi lebih suka Lelaki Harimau, plotnya lebih twist, tapi Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas juga menarik dengan caranya sendiri, masih mampu membuat saya penasaran dan membacanya sebelum tidur setelah kesibukan-kesibukan kantor.

udah ah, saya mau lanjut baca H2O:Reborn 😉


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *