run for dummie : sepatu

kalau dipikir, kayaknya blog ini memang tidak akan jauh-jauh dari lari, drama jepang/korea dan dapur. ya karena memang setiap harinya ngga jauh dari situ. plus lagu-lagu melankolis di 8tracks. hahaha.

jadi, mari menulis lagi tentang lari. lari dengan pengalaman, bukan dengan pengetahuan. karena anaknya malas baca-baca hingga akhirnya cidera, atau baca ketika perlu saja ๐Ÿ˜€ 
lari ini kayaknya hampir semua orang bisa melakukan, olahraga paling gampang. ngga gampangnya hanya soalan mengalahkan diri sendiri untuk bisa bangun dan memulai. bahkan ya, pelari macam casper (oyeahh…dulu pas SMP dipanggil casper krn gaya lari yang culun! dan kayaknya sampai sekarang juga masih -__-) tetap bisa lari. entah untuk 50-100 meter hingga sampai 5 kilometer. dan untuk hal ini, saya mengamini iklan Nike terbaru“Anyone can be a runner. All you have to do is start running.”

cuman untuk teman-teman yang baru mulai lari, saya selalu bilang, “pakai sepatu lari.” 

sepatu lari adalah satu-satunya alat yang diperlukan untuk olahraga ini. saya ingat betul kata dr. Andy dari ISMC ketika saya cidera, sepatu adalah investasi. karena lari adalah olahraga yang sifatnya endurance, pastinya akan dilakukan dalam waktu yang relatif lama. kesalahan kecil jika diabaikan dan dilakukan terus menerus dalam jangka panjang, bisa menjadi kesalahan permanen yang bisa menggerogoti seluruh hidup kita. halah. sama lah dengan segala logika bodoh jaman pilpres. #eh

untuk kaki normal dengan arch yang tidak terlalu tinggi sekaligus tidak rata, sebenarnya bisa pakai sepatu merek apa saja dengan harga berapa saja, tinggal disesuaikan kenyamanannya. arch adalah lekukan pada telapak kaki kita. jika terlalu rata atau terlalu tinggi, resiko cidera tinggi. bisa sih diminimalkan dengan pemilihan sepatu yang khusus untuk jenis kaki ini. gambaran lebih jelas soal arch ini bisa dilihat di sini. 
dan sepatu lari tidak selalu mahal. ya ada sih yang mahal, tapi kalau kita baik-baik saja dengan sepatu murah asal aman, ya ngga papa banget. toh olahraga ini bukan kompetisi (kecuali sudah yakin akan podium sih :D) , jadi ngga perlu juga berkompetisi soalan merek sepatu. errrr..kecuali kalau situ lari demi race sih, ini yang seringkali bikin tergiur dengan melihat sepatu2 harga jutaan. etapi kalau dari awal mau sekalian beli sepatu yang mahal, ya gapapa juga, apalagi kalau mampu. siapa tahu itu menjadi motivasi untuk makin rajin lari.


jadi, sepatu apa yang dipakai pelari cupu ini? 

sepatu pertama adalah reebok entah seri apa. dulu ngga pernah mikir ini sepatu serinya apa, pertimbangan cuman buat running or trainning. dan karena niatan awal memang buat lari, maka dipilihlah sepatu running. pertimbangan lain adalah model plus warna. dan yang paling penting… harga. hahaha. 

sepatu yang waktu itu dibeli seharga 400rebuan baru dipakai lari sekitar 1 tahun kemudian, karena sebelumnya lari hanyalah wacana. untuk sampai klik pada keputusan harus lari, itupun karena tekanan angka di timbangan. reebok ini tangguh, baru lepas sol nya beberapa bulan lalu. meski sebenarnya ukuran sepatu lari bukan pada waktu, melainkan kilometer. bantalannya juga empuk, dan ringan (belakangan baru tahu kalau ngga bagus juga sepatu lari yang terlalu ringan..) yang ngga enak dari sepatu ini adalah ujungnya yang menyempit, sehingga ruang antar jari-jarinya terbatas. lebih dari 5K, jari-jari kemungkinan lecet. tapi di awal, jangankan sampe 5K, 3K lari terus aja syukur banget. 
hingga akhirnya sepatu reebok ini rusak, belum pernah beli lagi merek ini. pertimbangannya lebih karena model, entah kenapa reebok sekarang ke-nike nike-an, dengan warna gonjreng dan sol yang aduhai hebohnya. padahal dulu paling suka beli sepatu mereka ini karena desainnya yang minimalis. 
begitu agak sering lari, akhirnya beli sepatu lari lagi. pembelian kedua masih belum pinter juga. harga masih jadi petimbangan utama. dan dengar dari beberapa teman yang rekomen merek ini, akhirnya belilah League. 
League 1,5 tahun lalu kayanya belum sebanyak sekarang modelnya. masih sangat terbatas, dan makin terbatas jika punya budget yang terbatas. hahahaha. sepatu itu dibeli di pasaraya grande, 249rebu saja. meski lumayan murah dari harga, tapi soal kenyamanan sepatu ini nyaman banget. ujungnya yang lebih besar membuat jari-jari mendapat cukup ruang sehingga sirkulasi udara lancar, dan meminimalkan lecet kalau dipakai lebih dari 5K. konon karena pabrikan league dulunya mengerjakan nike (entah ini benar apa ngga) , maka kualitasnya bisa lah di andalkan. 
sepatu itu bertahan hingga 100K lebih, dan seharusnya bisa bertahan lebih lama kalau ngga diembat pencuri. huks. meski harganya ngga seberapa, tapi sakit hati juga. apalagi hilang ketika lagi enak-enaknya. macam putus hubungan pas lagi mesra-mesranya… 
dengan kenyamanan dan harga dari league ini, saya selalu merekomendasikan ke teman-teman kalau mau cari sepatu lari yang murah dan nyaman. apalagi sekarang modelnya juga sudah lumayan banyak dan bagus-bagus. beberapa bulan lalu saya beli lagi model lainnya, sepatu yang saya pakai untuk race pertama. 
nanti deh, kapan-kapan saya akan review 3 sepatu lainnya yang dipakai hingga saat ini, yang dibeli dengan agak serius, dengan mempertimbangkan ini itu. setidaknya, ngga melulu soal hargaaa.. :))
tapi memang, sepatu untuk lari, terlepas dari harganya berapa, haruslah sepatu lari. karena maunya lari untuk jangka lama kan? sampai 40 tahun – 50 tahun – sampai ubanan (errr..ini sih saya sudah!)? karena itu baiknya tidak menyepelekan perangkatnya. toh ngga seribet kalau mau renang misal, atau olahraga bola, atau semahal golf. jadi yaaa, urusan sepatu, memang sebaiknya jadi prioritas. investasi, biar ngga cidera ๐Ÿ˜‰

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *