Naik KA Mutiara Timur dari Surabaya ke Denpasar

Kalau posting sebelumnya ceritanya tentang betapa kagumnya aku sama MRT System di Singapore, kali ini mau cerita sedikit tentang pengalamanku menggunakan jasa PT KAI. Aku juga pernah nulis panjang soal kereta api disini. Beberapa waktu lalu aku senang sekali bisa naik KA lagi dari Nganjuk ke Denpasar setelah hampir seminggu liburan di kampung untuk menghadiri acara pernikahan adikku. Awalnya memang masih bimbang apakah naik bis atau KA. Tapi setelah tanya-tanya jadwal KA, ternyata ada yang pas untuk rute Nganjuk-Denpasar sesuai dengan hari dan jam yang kami inginkan. Langsung deh aku pesan tiketnya. Memang lebih mahal dan lebih rumit dibanding perjalanan menggunakan bus tapi alasan nostalgia yang menguatkan aku. Seingatku, baru 2 kali ini aku naik KA ke Denpasar. 

 

PT KAI menyediakan rute Surabaya-Denpasar dan Denpasar-Surabaya menggunakan KA Mutiara Timur. Kalau dari stasiun Gubeng Surabaya, ada 2 keberangkatan yaitu jam 9 pagi dan jam 10 malam. Kali ini aku sama bli lebih memilih untuk jadwal malam. Dari Nganjuk ke Surabaya kami naik KA Pasundan jam 5 sore, baru kemudian sambung ke KA Mutiara Timur yang berangkat jam 10 malam.

Buat aku perjalanan dengan KA ini sungguh menyenangkan. Sejak berada di stasiun Nganjuk pun aku sudah antusias karena bisa mengulang kembali kenangan jaman kuliah dulu. Dengan suasana stasiun yang lebih tertata rapi dan terlihat sangat bersih seperti biasanya. Kelihatan sekali banyak kemajuan yang diraih oleh PT KAI dalam upayanya memberikan kenyamanan pada penumpang. Sekarang pengantar sudah tidak diperbolehkan masuk ke areal peron tapi hanya sebatas ruang tunggu saja di bagian depan. Jadi arela peron tidak begitu padat orang. Aku sempat melihat pedagang asongan yang dari dulu selalu mangkal di stasiun ini. Saat kubilang pada bli bahwa pedagang itu sudah berjualan sejak aku kuliah bli gak percaya. Iseng-iseng di tanya langsung ke orang tersebut dan dijawab bahwa dia sudah 40 tahun berjualan disini. Woww… Stasiun juga sudah membenahi diri dengan menyediakan fasilitas WiFi yang lumayan kenceng dan disiapkan pula colokan untuk HP dan Laptop untuk calon penumpang.


KA Pasundan datang pukul 17.30 WIB, terlambat 30 menit dari seharusnya. Aku agak kaget karena ternyata ini adalah KA Pasundan ekonomi yang dulu sering aku naiki kalau mau ke Jogja. Kaget karena di tiket tertera tempat duduk jadi aku menyangka kelas Bisnis. Setelah melihat tempat duduk yang sesuai dengan tiket sudah didahului orang lain akhirnya kami mencari bangku kosong lain. Bli yang seumur hidupnya naik KA baru hitungan jari, terus saja ngedumel soal nomer kursi dan kenapa untuk ukuran KA ekonomi harganya mahal sekali. Hehhee.. gak tahunya karena kami masih kena harga Lebaran. Ternyata masih ada pedangang asongan dalam KA ekonomi. Kami sempat jajan kerupuk pedes dan kacang.

Pemberhentian terakhir adalah stasiun Gubeng Surabaya. Kami turun dan masih ada waktu 2 jam sebelum KA Mutiara Timur berangkat. Awalnya kami ingin sekedar menikmati suasanya Surabaya di sekitar stasiun tapi ragu-ragu juga karena bawaan lumayan berat. Sempat nanya ke petugas kebersihan tentang penitipan tas. Ternyata memang ada persewaan loker tapi udah tutup sejam pukul 18.00 tadi. Ya udah deh akhirnya nekat gendong ransel dan menenteng kardus isi oleh-oleh. Sempat berjalan ke depan stasiun dan duduk di warung minum tapi ternyata sekitar stasiun tidak ada tempat menarik jadi kami putuskan balik lagi ke dalam sambil duduk-duduk. Dari nada bicara dan raut mukanya aku tahu bli agak emosi. Terus mengeluh tentang kardus yang berat padahal aku yakin baget emosinya gara-gara perut lapar. Tadi memang di warung minum maunya sambil beli makanan ringan tapi ternyata sudah habis jadi kami hanya minum teh.


Stasiun Gubeng ini lumayan bagus dan besar. Kami duduk di ruang tunggu sambil memanfaatkan fasilitas WiFi. Tidak lama kemudian ada hiburan live music dari seorang cewek yang suaranya bagus banget yang nyanyi sambil diiringi organ. Sampai sekarang aku masih belum yakin apakah penyanyi ini ngamen atau tidak tapi kalau menurut bli dia ngamen. Dulu waktu kami menunggu Mutiara Timur pagi ada juga live music disini tapi pengisinya Band dengan lagu-lagu nostalgia. Akhirnya ada pengumuman kalau penumpang sudah diperbolehkan untuk naik ke KA. Akhirnya setelah menekan gerbong dan nomer kursi kami bisa beristirahat dalam perjalanan kali ini. Sayangnya kursi di KA tidak senyaman bus dan Acnya sungguh dingin yang membuat para penumpang jadi resah. Untungnya petugas kereta mau menaikkan suhu agar lebih nyaman.

Kami sampai di stasiun terakhir, Banyuwangi sekitar pukul 06.00 pagi WIB dan langsung diarahkan menju bus Damri yang akan mengantar ke Denpasar. Stasiunnya dekat banget dengan pelabuhan Ketapang. Perjalanan dengan bus Damri menuju Denpasar ini tergolong lama. Akhirnya pukul 11.00 WITA kami sampai Denpasar, terlambat 2 jam dari jadwal seharusnya.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *