Menikmati Pesona Danau Tiga Warna


Setelah ketiga kalinya ke Ende, aku baru bisa mampir ke Kelimutu, danau tiga warna di sini.

Danau Kelimutu berjarak sekitar 60 km dari Ende, kota di pesisir selatan Pulau Flores bagian tengah pulau di Nusa Tenggara Timur ini. Lama perjalanan sekitar 2 jam dengan kendaraan pribadi, seperti motor atau mobil.

Tidak ada angkutan umum hingga danau ini meski kendaraan umum di Flores biasa masuk hingga pelosok desa. Karena itu, cara terbaik menuju Kelimutu adalah dengan kendaraan pribadi. Tarif sewa mobil per hari antara Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu. Tergantung jenis kendaraannya.

Perlu strategi khusus untuk ke Kelimutu. Misalnya, waktu. Agar tidak terjebak kabut, waktu terbaik menikmati danau ini pada pagi hari. Kira-kira pukul 6 hingga 10 pagi.

Karena itu, aku dan dua teman berangkat pukul 5 pagi Wita dari Hotel Flores tempat kami menginap ketika ke sana Jumat lalu. Dengan mata masih menggantung kami berangkat. Ada untungnya juga, sih berangkat dengan mata mengantuk begini. Aku jadi bisa tidur sepanjang perjalanan. Hehe..

Tidur sepanjang jalan bukan pilihan tepat, sebenarnya. Kalau mau lebih asik, waktu selama perjalanan tersebut bisa dipakai untuk melihat suasana sepanjang jalan. Tapi, karena sudah tahu bagaimana suasana Flores plus malam sebelumnya mulai tidur pukul 1.30 pagi, aku pilih tidur saja selama perjalanan menuju Kelimutu.

Ketika aku bangun, setelah sekitar 1,5 jam perjalanan dari Ende, mobil kami sudah berada di tengah hutan. Tidak ada satu pun kendaraan, motor ataupun mobil, berpapasan dengan kami. Jalan selebar sekitar 5 meter yang kami lewati berkelok mengular naik turun, sangat khas tipografi Pulau Flores.

Setengah jam kemudian, papan ucapan selamat datang di kawasan Taman Nasional Danau Kelimutu menyambut kami. Di sini kami harus membayar tiket masuk kawasan ini Rp 2.500 per orang. Untuk mobil harus bayar parkir Rp 6.000. Dari pintu masuk, kami masih naik mobil sekitar 5 menit ke tempat parkir.

Di tempat parkir mobil ini, pagi itu ada 5 mobil lain selain kami. Ada tiga warung kecil yang selain menjual makanan dan minuman juga menjual oleh-oleh khas Flores, kain tenun. Usai menikmati kopi ambil beristirahat, kami kemudian menuju danau pertama, berjarak sekitar 500 meter dari sini.

Danau Kelimutu berada di kawasan taman nasional. Meski demikian, kawasan ini terbuka untuk siapa pun yang ingin berkunjung. Pemerintah Kabupaten Ende menjadikannya sebagai salah satu objek wisata andalan. Dia salah satu tempat asik untuk jalan-jalan di Ende.

Selain asik, danau di Kelimutu juga unik. Air danau lain biasanya bening. Tapi, air danau di Kelimutu berwarna-warni. Tiga danau di sini berwarna beda.

Danau pertama disebu Tiwu Atapolo. Dari tempat parkir, jaraknya sekitar 500 meter. Ini danau terdekat dibanding dua danau lain.

Air danau pertama ini berwarna hijau pekat. Aku melihatnya lebih mirip cat siap pakai untuk mewarnai dinding daripada air danau. Lokasi danau ini sendiri berada di semacam kawah. Jarak permukaan danau kira-kira 50 meter dari lokasi di mana pengunjung biasa berdiri atau jalan di sekitar danau.

Bau belerang menyengat di sekitar danau seluas 4 hektar dan kedalaman 64 meter ini. Kata penjaga, kalau orang jatuh ke kawah di bawah sana, kemungkinan besar tak akan selamat. Bahaya! Karena itu, ada pagar pengaman di beberapa bagian tepi danau seluas sekian hektar ini.

Di sebelah danau pertama ini, terlihat danau kedua, Tiwu Nuamori Koofai. Warna air danau seluas 5,5 hektar dan kedalaman 127 meter ini tak jauh beda dengan danau pertama. Tapi, hijaunya terlihat lebih muda. Tidak sepekat di danau pertama.

Danau pertama dan kedua ini terpisah semacam tebing kecil berwarna kuning khas belerang. Ujung tebing ini lancip-lancip, mirip stalakmit tapi bukan dalam gua.

Tapi, titik untuk menikmati danau kedua ini ada di bagian lain. Titiknya di tengah semacam udakan menuju puncak di pegunungan ini. Dari titik di tengah danau kedua lebih terlihat utuh, tak hanya separuh.

Namun, lokasi paling mantap untuk menikmati ketiga danau ini adalah puncak. Untuk ke sini pengunjung harus menaiki tangga berundak rapi sepanjang kira-kira 300 meter dengan tingkat kemiringan kira-kira 30 derajat. Tapi, jalan ini enak saja dipakai jalan karena sudah ada undakan itu tadi.

Dari puncak, ketiga danau bisa terlihat, termasuk danau ketiga, Tiwu Ata Mbupu. Danau ini seluas 4,5 hektar berwarna hitam kelam di sisi barat puncak terlihat sangat jelas. Dia sendiri terpisah dari oleh gunung dengan dua danau lain.

Sekitar pukul 8.30 pagi ketika kami di sini, cuaca cerah sekali. Kami bebas melihat sekeliling puncak ini. Ada tiga danau, bukit-bukit berjejer di kejauhan, dan kabut yang turun perlahan-lahan. Kami di ketinggian menikmati pesonanya..


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *