mengeluh dan bersyukur

Pagi ini ada topik obrolan yang menarik sama pak bos, dia sedang menjalani tantangan untuk dirinya, tantangannya: tidak mengijinkan emosi negatif/pikiran buruk menghantuinya lebih dari 5 menit. tantangan ini berlangsung selama 10 hari.

Ini menarik. seringkali kita terperangkap dalam prasangka buruk, curiga sebelum mendengar cerita lengkapnya, memang sih bisa disebut sebagai sikap waspada, tapi kalau terus-terusan apa ga capek? apabila sejak awal kita sudah dikuasai oleh prasangka buruk, pikiran buruk, negatif, maka langkah-langkah berikutnya akan dilanjutkan oleh amarah, dendam.

Dulu saya juga gitu sih, kalau ada yang berbeda pendapat pengennya marah, ga setuju kalau ada yang mendebat rencana yang sudah saya pikirkan sejak lama-yang padahal belum tentu rencana tersebut sesuai untuk semuanya. tapi lama-kelamaan kok capek ya klo debat terus, menggerutu terus, hasilnya ga ada. bukankah kita semua berkumpul jadi satu tim untuk mencapai tujuan bersama?

Mengeluh itu gampang. ada banyak hal yang bisa kamu keluhkan, misalnya warna daun pada bungkus nasi jinggo untuk sarapanmu lebih gelap dari hari lainnya, atau langit terlalu cerah sehingga membuat kamu kepanasan di jalan, atau setelah cerah tiba-tiba menjadi mendung bahkan hujan, membuat kamu jadi basah kuyup. motor kamu sudah tua, kalah trendi sama motor matic baru jaman sekarang. iphone 6s kamu lambat. imac kamu membosankan.

neh kan, saya bisa menulis sekian keluhan dalam waktu satu menit dibandingkan menulis solusi. daripada mengeluh, kalau saya mending bersyukur. nasi jinggo saya warnanya ga monoton, langit cerah bikin saya bisa nyoba kacamata baru atau bikin foto yang cerah, hujan saatnya bikin mie instan yang penuh micin tapi enaknya bikin nagih, motor tua tapi hemat bahan bakar, seenggaknya iphone kamu masih bisa dipake selfi dan pamer hal-hal duniawi, iMac emang membosankan, makanya kerja jangan ngeluh mulu.

Cerita dari pak boss tadi pagi membuat saya mengingat-ingat lagi, sudah sejak lama saya menjauhi hal-hal yang buruk, fokus pada solusi, bukan masalah. karena masalah akan selalu ada, kalau kita terus mengeluh akan masalah, ga akan ada habisnya. teman yang menyebalkan? tenanglah ada sekian miliar orang di bumi, kalau kamu mau orang yang baik semua, mungkin kamu sudah di surga. om Jango Pramartha pernah cerita sama saya, “kita akan bertemu orang dengan frekuensi yang sama dengan kita”

Jadi kalau kamu sudah lelah bertemu dengan orang-orang yang menyebalkan, lelah dengan masalah, coba mulai ubah dari diri sendiri, masalah akan selalu ada, cari solusinya, ga usah dipamerin di social media. sebarkan kebaikan akan lebih berarti. kalau kamu belum mampu menyumbang untuk orang-orang yang tidak mampu, mulailah dengan menyebar senyum untuk setiap orang yang datang padamu, atau kamu datangi.

atau kalau ga bisa bikin solusi, janganlah nambahin masalah. 😉


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hosted by BOC Indonesia