Mari Lanjutkan Perubahan Setahun ke Depan

Bermodal optimisme itulah kami bisa melangkah sejauh ini meski tak mudah.

Maka, dengan optimis pula kami yakin bahwa sepanjang 2012 nanti akan banyak perubahan. Tentu saja ke arah lebih baik. Bukan sebaliknya, mundur. Memang tak akan mudah. Naik. Turun. Tapi, kami pasti bisa melewatinya.

Aku sendiri tak tahu ke mana perubahan ini akan berujung dan berwujud apa. Tapi, tak tahu kenapa aku yakin banget bahwa akan ada perubahan besar dan lebih baik bagi kami tahun 2012 ini. Kalau melihat pengalaman selama ini sih firasatku biasanya benar. Aku yakin kali ini pun begitu.

Buncahan optimisme itu terus meninggi selama dua hari rapat akhir tahun Sloka Institute di Candidasa, Karangasem 30-31 Desember lalu. Ini rapat rutin tiap akhir tahun, seperti juga 2010 & 2009 lalu.

Berdasarkan refleksi hari pertama, ternyata ada beberapa pencapaian yang tak kami duga setahun sebelumnya.

Materi rapat dibagi dalam lima divisi, yaitu Manajemen, Advokasi dan Jaringan, Pendidikan dan Teknologi Informasi, Administrasi dan Keuangan, serta Usaha dan Penerbitan.

Merombak
Di bidang Manajemen, pencapaian terbaik adalah makin fokusnya kegiatan masing-masing pengurus sesuai divisinya. Ini terjadi setelah kami merombak pengurus sejak awal tahun lalu.

Penambahan jumlah staf, juga jadi perubahan penting di bidang kelembagaan. Sayangnya sih pada akhir tahun, dua staf malah mundur dengan alasan mencari tantangan lain yang lalu kami tambal dengan staf baru..

Semakin berperannya Sloka dalam advokasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP) di Bali dan banyaknya jaringan merupakan pencapaian yang perlu dirayakan oleh Divisi Advokasi dan Jaringan. Menurutku, kami ini anak-anak kemarin sore dalam isu advokasi. Namun, sejauh ini, menurutku, hasilnya lumayan.

Gus Tulank, koordinator divisi ini, bergerak lincah sepanjang tahun. Meski baru belajar, dia aktif mengawal proses pembentukan Komisi Informasi di Bali, lobi ke DPR ataupun Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi, serta menggalang keterlibatan masyarakat sipil Bali untuk memantau proses ini.

Bersama jaringan, seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar dan Indonesian Corruption Watch (ICW), selama 2010 juga kami memantau bagaimana praktik keterbukaan informasi sudah diterapkan oleh Badan Publik di Bali. Hasilnya berupa Laporan Keterbukaan Informasi Publik 2010 yang, sayangnya, belum kami publikasikan.

Semakin luasnya jaringan kami, antara lain dengan keterlibatan dalam koalisi di Bali dan juga dari lembaga-lembaga lain di luar Bali, menurutku, hal yang patut disyukuri. Dan, tentu saja harus terus dilanjutkan.

Tangguh
Di Divisi Pendidikan dan Teknologi Informasi, peran kami di Bali agak berkurang. Dibanding tahun sebelumnya, pelatihan teknologi informasi yang kami adakan untuk komunitas agak berkurang.

Namun, ada dua hal positif yang terus kami lakukan dibawah koordinasi Lode.

Pertama, konsistensi kelas menulis jurnalisme warga. Hingga akhir 2011 lalu, kami sudah dua tahun melaksanakan kelas berkala ini. Ada 11 angkatan sejak awal 2010 lalu. Pewarta warga alumni kelas terus bertambah. Sayangnya sih mereka kurang akif menulis buat Bale Bengong.

Kedua, meluasnya lokasi pelatihan. Selama 2011 lalu, pelatihan yang kami adakan tak hanya di Bali tapi juga meluas hingga Timor, Flores, dan Sulawesi Tenggara. Selain lewat jaringan yang sudah terbangun sebelumnya juga karena ada jaringan baru yang mengenal kami lewat website.

Lalu, di bagian Administrasi dan Keuangan, Intan tetap pekerja tangguh. Dia bisa mengatur keuangan kami yang meski pas-pasan namun tetap mengalir lancar dan menghidupi kami selama setahun lalu.

Kalau melihat lembaga sejenis di Bali yang megap-megap, sementara kami bisa bertahan dan bahkan menaikkan gaji staf, tentu saja hal yang patut disyukuri. Kami membuktikan bahwa meski tanpa lembaga donor besar, kami toh bisa melaksanakan program dan menggaji staf secara layak.

Hal lain yang perlu dicatat, tahun ini kami menutup kas sekaligus menjadi modal setahun ke depan dengan jumlah sekitar empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Semoga tahun depan juga demikian. Jadi, tentu saja kami semakin optimis melangkah tahun ini.

Terakhir, Divisi Usaha dan Penerbitan. Banyak rencana tahun lalu yang tak berjalan. Kami memang baru menghidupkan divisi ini biar kami lebih mandiri. Maka, fokus setahun kemarin masih pada membuat media promosi, seperti marketing kit dan website. Gung WS menyelesaikan ini semua sebelum kemudian mundur karena memilih fokus pada usahanya sendiri bersama kawan-kawan lainnya.

Namun, ada pula beberapa pemasukan dari sumber yang tak kami perkirakan. Cetak baju, buku, atau alat kampanye dari instansi lain ternyata terus ada meski tak terus menerus.

Hasilnya, lumayan. Kami menutup kas usaha tahun ini dengan kepastian bisa digunakan untuk menggaji satu staf selama setahun nanti. Dan, semoga Maha yang sekarang mengurusi divisi ini bisa terus menambahnya. Ayo, Maha. Kamu, eh, kita pasti bisa..


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *