Malu Bertanya Sesat Berobat

Beberapa saat yang lalu ada seseorang konsul tentang keluhannya di twitter dan mengeluh tidak bisa mendapatkan informasi yang lengkap tentang penyakit yang ia derita karena dokter yang memeriksa tidak mengatakan apa apa setelah memeriksanya.

Dalam hati saya bertanya tanya, mengapa yang bersangkutan hanya diam saja dan tidak berusaha untuk mengajak dokter yang bersangkutan untuk berdiskusi tentang keluhan yang ia alami. Sebegitu juteknya kah sang dokter sehingga pasien menjadi segan untuk sekedar bertanya tentang apa yang sedang dialaminya.

Dalam menentukan suatu diagnosa, hubungan dokter pasien harus berlangsung dengan baik, pasien harus jujur dan terbuka tentang keluhan yang ia alami, dokter harus mampu menganalisa keluhan tersebut setelah menyatukannya dengan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sehingga diperoleh kesimpulan yang bernama diagnosa.

Setelah diagnosa ditegakan, langkah selanjutnya adalah menentukan penatalaksanaan atau rencana pengobatan dan disini kembali diperlukan peranan pasien dalam memutuskan tindakan atau pengobatan yang dipilih sesuai dengan saran dari dokternya. Penentuan pengobatan ini sepenuhnya keputusan pasien setelah menerima pilihan dari dokter berikut keuntungan dan kerugiannya.

Melihat pentingnya komunikasi dalam hubungan dokter pasien maka sangat sulit didapatkan suatu rencana pengobatan yang tepat jika hubungan ini tidak terjalin dengan baik alias salah satu mengalami kebuntuan dalam berkomunikasi.

Komunikasi yang baik juga bisa menyelamatkan dokter dari tuduhan malpraktik atau kesalahan melakukan tindakan medis karena segala tindakan yang dilakukan sudah dijelaskan dengan baik ke pasien dan mendapatkan persetujuan sepenuhnya dari pasien.

Jadi, jangan pernah malu atau segan untuk bertanya tentang keluhan atau penyakit yang anda alami saat berkunjung ke praktek dokter.

Tulisan ini dibaca: 0 kali

FacebookTwitterGoogle+Share


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *