Lika Liku Nelayan di Tengah Kenaikan BBM 

Oleh Made Ayu Darmiasih, Juni, dan Sintia

Desak Biang Ketut sedang mengantar suaminya Dewa Putu Artawan untuk melaut pada Sabtu, 15 Oktober 2022 di Pantai Tembok, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng.

Desak mengatakan situasi nelayan makin sulit karena bahan bakar minyak naik dan beli pun susah. “Penghasilan turun, beli BBM susah,” keluhnya.

Dampak kenaikan BBM bagi nelayan menurut Dewa Putu sangat terasa. “Nelayan dipersulit melaut karena sedikit minyak yang diperjualbelikan, karena sekarang kan pembelian minyak di SPBU sudah dibatasi,” jelas nelayan dengan 5 anak ini. Pembelian harus pakai kartu dan surat rekomendasi ke Dinas Perikanan di Singaraja 

Masalah-masalah lain sebagai nelayan selain kenaikan BBM adalah cuaca buruk sehingga badan perahu rusak. Perlengkapan perahu juga susah seperti kayu, oli, dan baling-baling. Saat musim ikan, harga ikan turun.

Penghasilan sebagai nelayan tidak menentu di tengah kenaikan bahan bakar minyak. Dewa Putu menangkap ikan dengan umpan yang berisi bulu, umpan nya berupa cumi-cumi. 

Pantai Tembok 

Kami berempat berangkat ke pantai pada pukul 16.30. Di sepanjang jalan menuju pantai kami melihat pohon-pohon hijau di sepanjang jalan. Sesampainya di pantai kami berempat melihat sekitar 20 orang yang sedang berenang dan lainnya sedang bercanda dan tertawa bersama-sama. 

Kakak yang mendampingi kami menjumpai pedagang yang sedang berdagang di pantai, dan menyempatkan belanja sejenak. Kami bertiga mengambil foto dan video untuk dijadikan sebagai cerita perjalanan kami. 

Di sepanjang perjalanan kami melihat Pura Segara yang berisi patung ikan, perahu, orang yang sedang berenang, balai bengong, dan orang yang sedang membersihkan ladang bersama anaknya. 

Kami juga melihat 2 perahu yang sudah melaut dengan musik disko. Pada saat sesi wawancara dengan nelayan ada beberapa kesalahan terjadi yang membuat kami harus mengulang untuk mewawancarai sebanyak dua kali. Saat wawancara yang terakhir kalinya kami berhasil mewawancarai beliau walau pun agak terbata-bata.

Setelah selesai mewawancarai kami memutuskan untuk istirahat sejenak, setelah itu kami menemukan satu lagi nelayan yang sedang tidak melaut duduk di pinggir pantai. Kami memulai mewawancarai Dewa Putu Raka.

Ia juga mengeluhkan kenaikan BBM. Selain itu suka duka saat di laut adalah gelombang laut yang besar, perahu goyang, dan pernah mesin yang di gunakan mati di tengah laut.

Setelah selesai mewawancarai kedua nelayan itu kami memutuskan untuk pulang karena hari sudah menjelang malam. Sebelum pulang saya bertemu dengan kakak yang kebetulan sedang ke pantai. Saya memutuskan pulang bersama kakak saya dan teman-teman pulang bersama dengan pembina kami.

The post Lika Liku Nelayan di Tengah Kenaikan BBM  appeared first on BaleBengong.id.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *