Kesenangan yang Transparan di Kantor Google

Tak ada ruang kerja di kantor Google Asia Pasifik ini.

Hanya ruang bersenang-senang di mana-mana. Tak perlu sekat antar-ruangan, sesuatu yang amat lazim ditemui di perkantoran ala Indonesia. Karena terbuka, jadi setiap orang bisa lihat apa saja yang dikerjakan teman di sebelahnya. Amat transparan.

Maka, keterbukaan itulah yang muncul pertama di kepala ketika aku berkunjung ke kantor Google Asia Pasifik di Singapura kemarin. Kunjungan ini bersama sekitar 12 blogger lain dari Indonesia yang difasilitasi ICT Watch.

Aku masuk rombongan ini sebagai salah satu finalis Lomba Video Kebebasan Berekspresi yang diadakan ICT Watch. Karena kemudian ditetapkan juga sebagai Juara I, maka aku bisa pula berdiskusi selama sekitar 5 jam, tak hanya berkunjung 30 menit di kantor Google ini.

Sayangnya sih selama kunjungan ini kami tak boleh memotret selain di ruang resepsionis dan  kantin. Alasannya untuk menjaga agar informasi tentang mereka tak dicuri kompetitor.

Kantor Google ini berada di gedung Asia Square Tower di kawasan Marina Bay. Dari Ideal Backpackers Hotel di Geylang Road, kami perlu waktu sekitar 30 menit dengan taksi. Tentu bisa pakai transportasi publik, seperti bus dan kereta, tapi karena kami butuh cepat, akhirnya naik taksi dengan tarif sekitar $ 27 Singapura.

Google menempati dua ruangan lantai di gedung Asia Square ini, yaitu 29 dan 30. Dari dua lantai ini, staf Google bisa bekerja sambil menikmati pemandangan sekitarnya, seperti Marina Bay, pelabuhan, serta pantai. Tak ada tirai atau penghalang. Semuanya terbuka.

Namun, masih ada beberapa ruang khusus, misalnya untuk rapat atau presentasi untuk tak lebih dari 10 orang. Nama-nama ruang rapat ini biasanya menggunakan nama pulau di Asia Tenggara dengan tambahan slogan atau jargon ditempel di pintu.

Tak ada ruang khusus bahkan untuk pimpinan tertinggi mereka. Di ruang yang terbuka itu pula, kata Mike Orgill, mereka menerima kunjungan para pemimpin negara yang berkunjung ke kantor mereka.

Mike Orgill, 26 tahun, adalah Country Lead, Public Policy, dan Government Affairs Google di Asia Tenggara. Dia pula yang menemui dan memandu kami selama diskusi di kantor Google. Ini ketiga kali aku ketemu dengan dia setelah sebelumnya di Jakarta pada September 2011 dan di Bali pada November 2011 lalu. Selama sekitar 30 menit, kami keliling dua lantai tersebut untuk melihat bagaimana suasana kantor dan kerja di kantor dengan 300 staf ini.

Little Bali
Selain keterbukaan, hal lain yang amat mengesankan dari kantor Google adalah kesenangan dan kebebasan.

Kesenangan itu terlihat dari suasana kerja yang, setidaknya terlihat di mataku, amat bebas. Dari pakaian, misalnya. Staf bebas pakai apa saja dalam batas “wajar”. Ada staf hanya pakai celana pendek dan sandal jepit yang, sumpah mati, bikin iri. Bandingkan dengan pekerja di Indonesia.

Kalau bosan bekerja di meja kerja, banyak pilihan lain untuk tempat bekerja. Ada, misalnya, pojok menghadap pelabuhan dan kawasan Marina. Sambil bekerja di sini, staf bisa menikmati salah satu pelabuhan tersibuk di duniai ini.

Ada pula tuktuk, kendaraan tradisional Thailand yang disulap jadi ruang rapat. Ini belum termasuk ruang-ruang untuk kesenangan, seperti Little Bali dengan suasana pantai sebagai gambar dinding (wallpaper) atau ruang untuk pijat, karaoke, main bilyar, dan seterusnya.

Sumpah. Kantor Google di Singapura ini jauh dari kesan serius sebagai tempat bekerja. Dia lebih tepat disebut sebagai tempat bersenang-senang daripada untuk bekerja.

Hal lain yang tak kalah penting adalah urusan perut. Tak usah khawatir. Menurut Mike, jarak terjauh antara meja kerja dengan lokasi makanan hanya 10 meter. Semoga aku tak salah.

Maka, dapur kecil (micro kitchen) pun ada di setiap pojok. Minuman, buah-buahan, camilan, dan aneka menu lainnya tersedia di dapur kecil ini. Staf bebas mengambilnya sendiri kapan saja mereka ingin. Gratis. Swalayan. Makan dan minumnya juga bisa di mana saja, termasuk di meja kerja.

Biar lebih puas urusan perut, kantin pun tersedia di kantor Google ini. Pada jam makan siang, meja kursi penuh terisi sehingga sebagian harus antre. Tiap hari, menu kantin ini berubah-ubah dengan sekitar enam pilihan. Sebagai referensi, menu ini dilengkapi keterangan gizi di dalamnya.

Dan, oya, semuanya gratis. Staf tak perlu bayar sama sekali. Maka, kerja di Google, sepertinya amat menyenangkan sekaligus mengenyangkan. Hehe..


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hosted by BOC Indonesia