Keruk-Keruk Mrinding Tanpa Reklamasi!

Sebuah kontemplasi dari perjalanan Denpasar ke Bedugul, Tabanan. Untuk Bali kita semua!

Pak Presiden Joko Widodo, Merdeka! Salam Bhinneka! Semoga selalu sehat dan penuh dengan kemuliaan. Amin. Selamat datang di Bali! Wah sudah jalan-jalan ke Sukawati, Bangli dan Nusa Dua ya Pak. Nanti akan buka Pesta Kesenian Rakyat Bali (PKB). Semoga lancar ya Pak ?

Btw Bapak kemarin ditanya wartawan soal rencana reklamasi Teluk Benoa. Bapak malah bertanya balik, “Lima tahun sudah jalan enggak (reklamasi). Pertanyaannya lima tahun sudah jalan enggak? Iya kan.” Sepertinya Bapak nggak singkron dengan bawahannya. Izin lokasi reklamasi Teluk Benoa telah diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pimpinan Menteri Susi Pudjiastuti pada 29 November 2018. Duit Rp. 13,076 miliar telah disetor ke negara untuk si investor menuju proses selanjutnya. Kenken nike Pak?

Kita di Bali bakal sisihkan waktu dan konsentrasi untuk menangkal proses itu Pak. Para warga Bali bakal ‘berdarah-darah’ lagi. Lha Bapak sepertinya enak tinggal menonton saja pertarungan kami, sesama warga negara NKRI. Yang kami butuhkan aksi kongkrit! Hadir ketika rakyat merasa kawatir dengan penolakannya.

Baik lah Pak. Tulisan ini salah satu perjuangan juga. Agar terlepas dari intimidasi psikologis dari investor dan Perpres nya Bapak. Saya mau cerita tentang keruk mengeruk ya Pak. Tanpa reklamasi secuil pun!

Pak, ketika on the way dari Denpasar ke Bedugul untuk prepare kegiatan Pesantren Digital Indonesia Camp V, saya melihat banyak perubahan dan geliat ekonomi di sepanjang jalanan yang masuk wilayah Kabupaten Tabanan itu.

Bermobil bersama Presiden Pesantren Digital Indonesia Mas Khairul Mahfuz, saya menjumpai lokasi wisata besar bernama Joger Luwus dan Secret Garden. Apa itu? Pastinya staf ahli Bapak tahu lah tentang mereka. Disekitarnya Pak, ibarat satelit banyak properti komersial bermunculan penyemarak properti wisata utama.

Hendra Khairul

Dampak sosial ekonomis terdengar seperti cerita manis disana. Banyak warga sana yang mendulang profit akibat dari jualan makanan, minuman, clothing, dan oleh-oleh khas Bali lainnya. Bahkan jasa sekunder pun laris seperti parkir dan toilet. Belum lagi, harga sewa/jual properti disana pun terdongkrak naik. Wow!

Jangan dibilang desa sekitar situ perlu bantuan desa yang semilyar itu Pak. Yakin mereka sudah berlebih dengan 2 sentra wisata itu. Kegiatan sosial warga pun yakin semarak ceria tanpa dana desa dari Bapak.

Pak Presiden RI Yth, menurut Google Map jarak lurus Joger Luwus dan Secret Garden dari Teluk Benoa kurang lebih 40 an km. Mereka eksis bertahun-tahun tanpa mengurug laut Pak. Tanpa reklamasi, masyarakat sekitar nya makmur. Tanpa berjenis-jenis wisata mewah, mereka dan properti wisata satelit nya mampu sumbang devisa bagi desa dan pemerintah setempat. Tidak bikin macet lagi Pak!

Saya berandai jika ada investor yang mau bangun wisata mercusuar, bisa manfaatkan lahan tidur disekitar situ Pak. Keruk lereng-lereng agar jadi sirkuit balap kelas dunia. Keruk lereng bangun disneyland. Keruk lereng bangun kondominium dan Rumah Sakit kelas internasional. Bahkan mau bikin bandara baru pun bisa Pak. Tanah keruk nya bisa dipake haluskan jalan-jalan di Tabanan yang kabar nya masih banyak yang rusak.

Gimana Pak? Biar Bali tengah dan utara bisa ramai ekonominya. Generasi muda nya tidak lagi berangkat subuh-subuh berduyun kerja di Bali selatan. Alam Bali pun, terutama teluk nya tetap lestari menampung deburan ombak laut selatan. Yuk Pak, cabut Perpres 51 Tahun 2014 ya. Salam Bali Tolak Reklamasi! Merdeka kan diri dari investor rakus! Peace Pak!

Btw Pak, kami para mentor Pesantren Digital Indonesia mohon doa restu untuk memerdekakan generasi bangsa dari pengaruh jahat dunia internet. Agar mereka kuat secara aqidah dan ekonomi nya dengan internet marketing. Semoga kami semua bisa bersua dengan Bapak di istana ya ?


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *