Kalau Sampahnya Merusak Lingkungan, Tenggelamkan!

Kalau anak-anak saja peduli sampah, masak orang dewasa tidak?

Sampah bisa berdampak buruk pada kesehatan dan kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu, Kepala Kewilayahan Tulamben I Nyoman Suastika melaksanakan Gerakan Sadar Lingkungan dengan melibatkan anak-anak Rare Segara Tulamben.

Pada Minggu awal September lalu, anak-anak itu melakukan bersih-bersih pantai, kegiatan rutin tiap Minggu pagi. Ini merupakan upaya menanamkan dan menumbuhkan karakter kepada anak-anak usia sekolah dasar (SD) agar senantiasa sadar dan peduli terhadap lingkungan di wilayahnya.

Anak-anak yang tergabung dalam Rare Segara Tulamben diajak untuk memungut dan membersihkan sampah plastik di seputaran wilayah Banjar Dinas Tulamben. Saat ini ada 46 anak yang ikut serta.

“Kalau anak-anak sudah sadar kebersihan lingkungan, orang tua atau orang dewasa harusnya malu membuang sampah plastik sembarangan,” kata Suastika.

“Apalagi Tulamben sudah ada TPST Bersehati,” lanjutnya. Menurut Suastika, tempat penampungan sampah sementara (TPST) Bersehati siap menampung sampah di wilayah kedesaan Tulamben asal warga berkoordinasi terlebih dulu.

Upaya Warga

Bersih-bersih ala Rare Segara menjadi contoh upaya warga desa untuk menangani sampah plastik. Hal ini sejalan dengan kebijakan Gubernur Bali I Wayan Koster untuk menangani sampah plastik dengan dikeluarkannya Pergub Nomor 97 Tahun 2018. Pergub tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai ini dicanangkan Gubernur Bali pada 7 April 2019 beberapa bulan yang lalu.

Suastika juga mengatakan gerakan Sadar Lingkungan bersama anak-anak Rare Segara Tulamben bukan untuk mencari sensasi, tetapi wujud partisipasi dalam menjaga lingkungan tetap bersih. Apalagi Tulamben merupakan kawasan wisata di dunia.

“Tidak elok rasanya wilayah kita jadi idaman wisatawan, tapi lokal geniusnya tidak mampu menjaga lingkungan terlihat bersih,” kata Suastika yang juga pemandu selam (dive guide) ini.

Saat ini Tulamben baru memiliki satu tempat penampungan sampah yaitu TPST Tulamben Bersehati dengan memperkerjakan sekitar 6 warga sekitar. TPST tersebut dikelola langsung oleh I Nyoman Suastika.

Kendala

Pelanggan dari warga sekitar. Ada beberapa pengusaha hotel dan beberapa sekolah. Kegiatannya meliputi pemilahan sampah organik dan non-organik. Terkadang bila sampah menggunang akan dioper ke TPST Linggasana, Kecamatan Benandem.

Pelanggan TPST Tulamben Bersehati juga datang dari banjar-banjar di sekitarnya.

Sammpah akan diangkut tiap pukul 8 pagi untuk pelanggan di Tulamben sedangkan banjar di luarnya dua kali sehari. Sampah diambil untuk kemudian dipilah. Sampah organik dibuat menjadi pupuk sedangkan non-organik dijual.

Biaya angkutnya berbeda-beda tiap bulan. Untuk warga Tulamben hanya Rp 10.000 sedangkan banjar lain Rp 50.000. Warung Rp 20.000 sampai Rp 30.000. Rumah makan Rp 50.000 sampai Rp 100.000. Untuk pasar Rp 1 juta. Puskemas Rp 40.000.

Menurut Suastika, saat ini TPST Tulamben masih terkendala kurangnya operasional alat angkut. “Kami ingin ada lagi satu unit truk karena sekarang hanya mengandalkan 2 unit kendaraan kecil yang sering rusak,” ucapnya.

TPST Tulamben Bersehati pernah mengikuti lomba sadar lingkungan tingkat kabupaten. Kegiatan rangkaian HUT RI tahun 2018 tersebut dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karangasem. Mereka berhasil memperoleh juara 2. [b]

The post Kalau Sampahnya Merusak Lingkungan, Tenggelamkan! appeared first on BaleBengong.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *