Inilah Pusat Konservasi Laut Pertama di Indonesia

Pembukaan Pusat Konservasi Kelautan Coral Triangle Center Sanur. Foto CTC.

Bali menjadi tempat lahirnya pusat konservasi laut.

Minggu sore kemarin, pusat pendidikan dan pelatihan bagi upaya pelestarian laut itu dibuka di Sanur, Bali. Ambisinya menjangkau lebih dari 1,5 juta masyarakat hingga tahun 2020. Harapannya mereka akan akan lebih peduli terhadap laut dan seluruh pihak yang bergantung pada sektor bahari.

Pusat Konservasi Laut ini merupakan pertama dan satu-satunya di Indonesia. Fasilitas unik, berupa ruang pembelajaran terpadu bagi para pegiat profesional dan pengelola wilayah kelautan, pelajar, kelompok muda, keluarga, wisatawan dan pelaku usaha, menjadi tempat mempelajari cara melindungi laut kita.

Indonesia adalah rumah bagi sekitar 60 persen spesies terumbu karang dan ikan-ikan karang beraneka ragam di bumi ini. Lebih dari 70 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir, sehingga kepastian dan keberlanjutan ekosistem perairan laut ini menjadi penting sebagai sumber pangan, penghidupan, dan perlindungan dari dampak cuaca buruk.

Di sisi lain, ekosistem ini mulai terancam oleh kegiatan penangkapan ikan secara berlebihan dan merusak, pariwisata yang tidak bertanggung jawab, pembangunan wilayah pesisir yang tidak terkendali, serta polusi.

Penyadartahuan, pendidikan, dan pelatihan menjadi kunci efektif dalam melanggengkan perubahan jangka panjang. Melalui pameran yang inovatif dan partisipatif, para pengunjung Pusat Konservasi Laut akan dapat belajar mengenai keterkaitan antara laut, kesejahteraan manusia dan penghidupan, serta pentingnya perlindungan laut.

Pusat kegiatan ini dijalankan oleh Yayasan Indonesia bernama Coral Triangle Center (CTC), organisasi nirlaba yang berpusat di Bali dengan cakupan regional dan dampak global. Berdiri pada 2010, CTC memberikan pendidikan, pelatihan, dan memastikan bahwa Kawasan Konservasi Perairan di pusat keanekaragaman hayati laut ini terkelola dengan baik dan efektif.

“Dengan selesainya fase pertama dari pembangunan pusat kegiatan ini, kita telah memulai bab baru mengenai konservasi laut di Indonesia. Kami berharap pusat kegiatan ini dapat menjadi sumber dari kegiatan pendidikan, pelatihan informasi, dan tentu saja inspirasi,” kata George Tahija, Ketua Dewan Pengawas CTC dalam acara pembukaan fasilitas pelatihan.

CTC juga merupakan pusat pelatihan bersertifikasi dari Pemerintah Indonesia dan mitra resmi dari Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (Inisiatif Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan dan Ketahanan Pangan). CTC mendukung kegiatan pelestarian laut di lapangan melalui situs-situs pembelajaran di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida di Bali dan jaringan Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Banda di Maluku.

CTC berencana memperluas jangkauan dan pengaruhnya dengan membangun Pusat Konservasi Laut di Bali yang akan menjadi pusat percontohan bagi kegiatan pelatihan konservasi dan penjangkauan, serta lokasi pertunjukan seni budaya, serta untuk mengajak lebih banyak lagi masyarakat untuk peduli terhadap laut Indonesia dan lengkungan kelautan di kawasan segitiga karang.

“Kita perlu meningkatkan penyadartahuan, terutama di kalangan generasi muda yang akan mewarisi masa depan dan keanekaragaman hayati yang kita miliki. Oleh karena itu, kita memiliki tujuan utama agar pusat kegiatan yang baru ini dapat menjadi wahana pendidikan dan inspirasi bagi generasi mendatang untuk melindungi sumber daya laut kita,” Tahija menambahkan.

CTC juga telah mendorong aksi bersama dengan memimpin jejaring pemimpin perempuan, pemerintah daerah, dan pelaku dunia usaha, yang telah turut serta melaksanakan konservasi sumber daya laut di kawasan Segitiga Karang – termasuk Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor-Leste. Pusat Konservasi Laut ini akan memegang peranan kunci dalam menjangkau para pemangku kepentingan di seluruh enam negara tersebut.

Suseno Sukoyo, Penasihat Khusus bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia dalam acara pembukaan pusat kegiatan mengatakan fasilitas semacam Pusat Konservasi Laut CTC ini adalah yang pertama di Indonesia dan sangat inovatif. Ini merupakan salah satu bukti bahwa CTC adalah lembaga yang memposisikan dirinya di depan dalam upaya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia.

“Hal ini bahkan menunjukkan bahwa CTC adalah contoh kepemimpinan dalam pembangunan konservasi kelautan dan perikanan di dunia,” lanjutnya.

Pusat Konservasi Kelautan dilengkapi dengan kolam berlatih selam. Foto CTC.

Kawasan Segitiga Karang merupakan pusat bagi keanekaragaman hayati laut dunia. Kawasan ini menjadi hunian bagi 76 persen spesies karang dan 37 persen dari seluruh spesies ikan karang yang telah dikenali. Wilayah ini juga penting sebagai kawasan pemijahan bagi spesies ikan bernilai ekonomis penting seperti tuna, serta hewan laut yang mempesona dan dilindungi, seperti paus, penyu, pari manta, ikan mola-mola, dan masih banyak lagi.

Kekayaan sumber daya laut dan pesisir yang tak terkira ini memberi manfaat besar bagi lebih dari 363 juta masyarakat dari enam negara tersebut, termasuk juga manfaat bagi jutaan masyarakat lain di luar kawasan itu. Ikan dan sumber daya laut lainnya merupakan sumber pendapatan, makanan, penghidupan, dan komoditas ekspor di seluruh negara Segitiga Karang.

Selain menyajikan fasilitas pelatihan terkemuka dan kolam pelatihan selam, Pusat Konservasi Laut juga akan menjadi wahana inovatif dan interaktif dalam menyebarluaskan pesan konservasi laut kepada masyarakat luas.

Salah satu wahana bertema laut, yakni Escape Room SOS from the Deep (Permainan Tantangan Penyelamatan dari Kedalaman), menjadi sarana interaktif yang menyenangkan untuk memberi informasi kepada masyarakat mengenai lingkungan laut dan segala ancaman yang terjadi saat ini bersamaan dengan usaha dalam memecahkan tantangan permainan.

Pengunjung akan mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai situasi laut terkini, apa saja yang dapat mereka lakukan, serta tentu saja senyum kepuasan di wajah mereka.

Lokasi pameran yang masih terus dikembangkan adalah Tembok Karang, sebuah instalasi seni keramik yang monumental dalam mengemas keindahan kehidupan bawah laut. Desain dari karya seni komunitas ini diperoleh dari keindahan dan keberagaman ekosistem terumbu karang.

Dia akan menjadi sarana peningkatan kesadartahuan masyarakat akan pentingnya peran laut yang sehat terhadap Kawasan Segitiga Karang, jantung dari keanekaragaman hayati laut. [b]

The post Inilah Pusat Konservasi Laut Pertama di Indonesia appeared first on BaleBengong.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *