Ibu Kangen Kalian, Hei Anak-anak Manis

“Bu guruuuuuu…,” begitu biasa Heri menyapaku sambil berjalan mengikuti langkahku ke sekolah saat melewati rumahnya.

Sapaan yang sama dilayangkan oleh anak-anak lainnya begitu melihat batang hidungku di sekolah. Beberapa dari mereka kadang langsung berhenti main bola dan menghampiriku. Minta salim. Lalu melanjutkan permainannya.

Sesederhana itu hidupku selama setahun di Majene. Sapa pagi, mengajar, bermain dengan anak-anak. Berbagi kuas dan cerita. Meski kadang harus kuingatkan lagi untuk membaca, dan membuat pekerjaan rumah.

anak anak

Sebagian besar waktu yang kuhabiskan bersama anak-anak sangat kurindukan kini.

Dusun Manyamba di kabupaten Majene letaknya 52 km dari kota, masuk dari jalan poros. Setelah masuk jalan menuju dusun, kita harus menempuh sekitar 7 km lagi melewati dusun sebelumnya yaitu dusun Seppong. Anak-anak tidak terlalu takjub dengan kehadiranku awalnya.

“Bu, nanti sore melukis ya di rumah ibu?” ujar Nisa penuh harap suatu waktu di sekolah. Aku menjawab, tentu, selesaikan dulu pekerjaan rumahmu ya. Dan Nisa serta beberapa orang yang menguping dari jauh mengangguk senang, lalu berlarian sambil berteriak girang, “Yuhuuuu, melukis di rumah bu Lina.”

Aku hanya tersenyum sambil melanjutkan langkahku menuju rumah. Menuju kehangatan kakek nenek, sambil menghabiskan cumi rebus kuah hitam buatan ibu angkatku-anak kakek.

Dan sorenya seperti yang sudah dijanjikan, anak-anak akan muncul dengan langkah riang, meminta pewarna dan kertas gambar. Beberapa waktu mereka akan menghabiskan waktu mulai mencoreti kertasnya, lalu eksperimen dengan warna-warna. Tak jarang mereka terlihat frustasi, lalu mencampurkan sekian banyak warna dalam satu kertas, nyengir saat kutanya menggambar apa, lalu menjawab, “Anu, pelangi ji, bu.”

Aih, tak ada yang lebih ibu rindukan daripada kalian, hei anak-anak manis. Sudah naik kelas kan sekarang? Kemana langkah kalian selanjutnya? Semoga suatu saat nanti, ada jalan kita yang berjodoh lagi ya, dan kita bisa saling berbagi kisah. Seperti kemarin dulu itu, saat kalian menggayuti lengan ibu di perjalanan menuju sekolah….

 

*iya, ini emang postingan menye-menye mantan pengajar yang kangen sama murid-muridnya, terus kenapa?*


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *