Gerimis undur diri
Saatnya baringkan senja pada bianglala,
dan kedua lengkung di bibirmu yang sembab
Aku tak pernah tau baiknya dalam kata,
sepatah frase bisa benar-benar patah
Kepada sekawanan gagak yang papah rasa
tak pernah ku undang jemarimu menjangkaunya
Jikalau harum garam mengetuk-ngetuk pintu,
segera ku rapikan wajahmu ke dalam rak
Maka tinggal sunyi ringkih di atas meja
Aku abumu yang dikutuk waktu
Gerimis kembali tandang tanpa ini itu
Dipatuknya malam hingga tak berpurnama
Sementara ku rawat nikmat dalam pura-pura,
mencintaimu riuh keasingan yang janggal
Kemudian enggan terbata,
Cengkrama kita dituntun rintik dan humus basah.
………………..
1:16AM
Denpasar, 8 November 2016
Leave a Reply