konon, ketika sedang berolahraga, alih-alih mendengarkan musik, akan lebih baik jika mendengarkan badan kita sendiri.
tapi untuk pecinta lari yang masih newbie, saya kesulitan melakukannya. apalagi di awal-awal. bagaimana mungkin saya lari selama minimal 30menit, sambil bengong tidak ngapa-ngapain? akankah betah?
apa enaknya ?
apa enaknya, menjadi salah satu alasan kenapa musik adalah sesuatu yang wajib didengarkan ketika lari. selain membuat aktivitas lari lebih bisa dinikmati, –alih-alih mendengarkan nafas yang tersengal-sengal–, dengan tersumpalnya telinga saya, saya tak harus repot-repot meladeni basa-basi tetangga, cukuplah dengan “mari buuuu..” ketika menyapa atau mengangguk dan senyum ketika disapa. bahkan ketika kadang handphone saya ngadat dan musik mati, saya tetap pasang earphone untuk mengantisipasi basa-basi yang pastinya akan membuat saya lebih terengah-engah. 😀
musik membantu irama jantung saya ketika berlari menjadi lebih stabil, dan juga membuat pace lebih cepat atau melambat, tergantung ritme lagu-lagu yang didengarkan.
lalu ketika menyoal musik untuk lari, sebenarnya selera saya itu-itu saja, ngga ada beda dengan musik yang saya dengarkan ketika galau, ketika sedang diburu deadline lalu perlu mencari mood, ketika dalam perjalanan, atau ketika sedang hujan. hahaha. ngga move on dari late 90s and early 2000. ngga move on dari indie, britpop dan folk atau ballad.
awalnya saya suka mendengarkan musik dari 8tracks , ngga usah bingung-bingung milihin lagu, tinggal pilih playlist yang sesuai mood and voila…tinggal lari. sekian bulan menggunakan 8tracks, saya hanya aktifkan 1 playlist untuk lari “i’m not hipster, i just like indie.” yang lagu-lagunya pas banget dengan pace lari saya yang masih di angka 7 – 8 menit.
kebanyakan lagunya 2000an ke atas, alias lagu kekinian. lumayan bisa mengupdate vocabulary lagu-lagu yang sebelumnya berhenti di 90s. track pertamanya shut up and dance memang langsung bikin kaki semangat melangkah, ada juga cool kids atau geronimo. dan track favorit adalah hero-nya family of the year, yang seringkali didengerin pas sudah cooling down. playlist ini punya 89 lagu, jadi kalau lari 10K pun masih belum habis, hahaha.
tapi tapi, makin kesini 8tracks makin ngga sinkron sama nike+ , keduanya ngga bisa dijalankan di handphone yang makin uzur. lalu laripun menjadi sepi. biar semangat lagi, –dan biar nafas yang terengah-engah tertutupi–, akhirnya saya download beberapa album di lapak torrent (errrr….maaf yes!) kalau selama ini lebih suka dengerin dari playlist online, demi stabilitas lari, cari-carilah di lapak copy-an. Dan inilah playlist saya hingga 1 tahunan lari :
- Beacon – Two Doors Cinema Club
- Aim and Ignite – Fun
- The Killers Direct Album 2003-2013
- The Best of Keane
dulu sempat ada death cab for cutie, tapi dengerin lagu mereka sambil lari kok bikin pikiran makin suram :))
jadi begitulah, berbulan-bulan sudah saya mendengarkan lagu yang itu-itu saja ketika lari. bukan lagu workout dengan beat tinggi yang membuat jantung berdetak lebih kencang. tapi lagu-lagu itu membuat lari menjadi lebih bisa dinikmati. sambil bengong-bengong, sambil bernostalgia ketika lagunya menghubungkan dengan sebuah peristiwa, atau sambil mengingat ingat, lagu ini dikenalin siapa ya? hahaha. lagu-lagu yang selain membuat bersemangat, juga menghadirkan rasa hangat.
sayangnya, 3 hari ini handphone uzur itu tiba-tiba mati. untunglah sebelum benar-benar mati, dia juga suka ngadat sampai playlistpun ngga keputar. jika itu terjadi dulu, saya bisa putar balik pulang ke rumah, atau sekalian batal lari. tapi lama-lama menjadi biasa, musik berhenti pas lari dan yasudah lah ya..
mungkin dengan matinya handphone dan raibnya album download-an itu, sekarang saatnya benar-benar mendengarkan badan ketika olahraga. nafas yang terengah-engah, atau jantung yang berdetak kencang meski tidak sedang bernostalgia.. ^^
Leave a Reply