Yuhuu…Galungan lagi, hari raya lagi.. Kok cepet banget ? ya iya lah..galungan dirayakan setiap 6 bulan sekali menurut hitungan kalender Bali, jadi ada 2 kali dalam 1 tahun. Posting tentang Galungan bisa dilihat disini juga.
Wah enak dong jadi orang Bali, sering libur hari raya ? ya enak, apalagi kalau pegawai negeri. Selain libur-libur nasional, setiap hari raya Bali liburnya juga komplit. Buat pegawai swasta belum tentu libur, seperti kantorku, tetep saja masuk di hari raya. Padahal jananan udah pada sepi. Orang-orang udah pada pulang kampung, sekolah dan perkantoran libur, toko-toko dan pusat perbelanjaan libur kalaupun buka paling setengah hari. Dan kalau kami berangkat kantor (pengalaman aku dan teman-teman kantorku) selalu diiringi pandangan dan pertanyaan heran dari orang-orang. Hah..yang bener, emang hari raya gini masuk kantor? Kantor apa sih? Hahahha…swear ini bener-benar terjadi. Dan buat Anda ketahui, kami tidak bekerja di media, rumah sakit, hotel, dinas pariwisata, travel agent, apotik, bank, ataupun kantor-kantor pelayanan umum.
Sering hari raya berarti sering dapat THR dong? Gila aja, THR kok sering, ini kantor atau dinas sosial. Tentu saja sama dengan daerah lainnya, meskipun mayoritas karyawan di Bali adalah Hindu yang hari rayanya sering, THR kami ya cuma 1 kali GP dalam setahun (atau sesuai dengan masa kerja dan kebijakan perusahaan/instansi). Nah masalah penyerahannya bagaimana, itu tergantung kebijakan masing-masing perusahaan/instansi. Contohnya nih, dikantorku THR diberikan 1 tahun sekali setiap menjelang hari raya Nyepi. Sementara dikantor suami diberikan 2 kali setahun setiap menjelang hari raya Galungan jadi tiap THR hanya mendapat setengahnya. Tuh kan, tetep aja sama jatahnya.
Sering hari raya berarti sering dapat angpao dong? Ya iyalah…anak-anak seneng banget. Udah sekolah sering libur, sering dapat jatah hari raya dari orang tua atau saudara yang lain, makanan berlimpah, dan lain-lain. Tapi buat orang tua itu semua sama dengan pengeluaran ekstra yang harus disiapkan secara reguler. Hmmm…. Tapi gimana pun yang namanya hari raya ya harus tetep disambut dengan ketulusan dan suka cita.
Trus apa lagi ya…
Kalau Galungan yang aku lihat itu :
- Bali meriah karena setiap rumah memasang penjor (hiasan janur yang dipasang disetiap gerbang)
- Jalan dekat-dekar pasar macet semenjak beberapa hari menjelangnya. Teruatama terasa banget buat aku yang tinggal dekat pasar Badung yang merupakan pasar tradisional terbesar di Bali. Masyarakat tumpah ruah kesana berbelanja persiapan hari raya. Bagusnya untuk kali ini polisi lalu lintas antisipasi dengan memberlakukan sistem buka tutup di sekitar perempatan Jl. Gajah Mada , Jl. Thamrin, dan Jl. Sutomo jadi tidak sampai terjadi stuck kendaraan di dekat pasar Badung.
- Orang Bali juga terbiasa belanja dimenit-menit terakhir, jadi sehari seblum hari raya jangan deh pergi ke pasar atau supermarket biar tidak terlibat kerusuhan.
- Dirumah para ibu-ibu bekerja siang malam menyiapkan banten (lagi dan lagi), dan aku dari dulu belum bisa apa-apa karena malas belajar. Jadi aku berharap selagi aku belum belajar ini semoga ibu mertua dan bibi-bibi yang lain selalu sehat wal alfiat jasmani dan rohani, amiin…
- Bikin lawar. Mebat yang ini, dikeluargaku biasanya juga dilakukan tiap Galungan. Tapi bukan agenda wajib sih. Kalau lagi mood bikin ya bikin, kalau lagi gak mood ya gak bikin. Selain mood juga sangat tergantung ketebalan dompet.
- Otonan-ku
Leave a Reply