Foto Pernikahan ala Tukang Poto Amatiran

Kampung halaman ternyata asik juga jadi tempat untuk foto pernikahan.

Sawah, kebun, orang membajak, gubuk, bukit. Semua tempat itu asik juga untuk berfoto ria ketika aku jadi tukang foto pernikahan. Atau, seolah-olah fotografer pernikahan. :)

Sebagai tukang poto, tugas utamaku mengabadikan semua tahap sebelum, selama, dan setelah pernikahan. Untuk pertama kalinya, aku melakukan itu pas pernikahan sepupuku di kampung halaman, Lamongan, akhir Juni lalu. Karena bukan fotografer profesional, jadi sebut saja tukang poto amatiran.

Proses pernikahan itu mulai dari riasan alias dandan, akad nikah, resepsi, dan bonus satu lagi, setelah pernikahan. Ide motret setelah resepsi itu justru datang begitu saja setelah semua undangan sudah pergi. Begitu agak sepi, aku langsung ajak pasangan baru ini, Tuyik dan Ujik, ke sawah di belakang rumah.

Lalu, kami foto-foto dengan latar belakang bukit kecil di kampung kami, Gunung Menjuluk. Esok paginya, kami foto-foto lagi. Ternyata, generally, fotonya asik juga. Lingkungan kami di kampung halaman ternyata bagus juga untuk foto. Memang pilihannya tak sebanyak dan sebagus di Bali, tapi serius dan dalam waktu lebih lama, pasti banyak tempat menarik lainnya di sekitar kampung kami.

Kalau mau serius dan dikerjakan oleh fotografer profesional, tempat menarik lain untuk prewedding ini bisa di atas bukit yang jaraknya tak lebih dari 15 menit perjalanan dari rumah. Bisa juga di pantai di sekitar kampung. Atau di bendungan. Atau di hutan. Atau di tambak. Ah, banyak deh tempat asik buat foto pernikahan ini di sekitar kampung kami.

Jadi, foto prewedding di Lamongan sepertinya bisa jadi salah satu pekerjaan di masa depan kalau sudah bosan jadi wartawan di Bali. Hehehe..

Dan, ini dia sebagian foto-fotonya. Terima kasih Tuyik dan Ujik yang sudah bersedia jadi kelinci percobaan. :D

 


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *