driver transportasi online

Aji (ayah) sedang mengamati ponsel Xiaomi Redmi 4A berwarna hitam, ketika sinar matahari baru saja menyeruak dibalik awan mendung, cicit burung dan kokok ayam menandai pagi baru saja dimulai, seperti pagi pada hari lainnya, aji sedang fokus mengamati aplikasi GrabDriver, menunggu pelanggan. Orang-orang jaman sekarang memang sibuk, sejak pagi sudah bergegas dengan pekerjaan, biasanya aji mengantar penumpang ke bandara, kadang ke rumah sakit, kadang ke sekolah, pekerjaan jalanan memang memiliki banyak cerita.

Kemarin pagi ada order di ujung jalan Bypass Ida Bagus Mantra, ternyata dua orang tentara menuju Rumah Sakit Indra, mereka sedang pelatihan di Keramas, dan salah seorang dari mereka cedera pada mata, pagi itu mereka menumpang truk dari markasnya di Keramas hingga di persimpangan Sanur-Tohpati-Bypass, dan kemudian mengorder Grab. Di lain hari pernah juga mengantarkan anak sekolahan menuju sekolahnya di kabupaten sebelah, dan tak jarang pula mendapat order palsu, maksudnya ada order masuk ke aplikasi, ketika dihubungi malah tak ada respon, dicari ke lokasi yang disebutkan, alamat tersebut tidak ada, kalau udah begitu malah bikin repot, mesti lapor ke kantor pusat utk membatalkan order tersebut. Ada juga yang udah dijemput, eh malah cancel.

Yaah..namanya juga kerja di jalanan, seringkali ngingetin dia untuk hati-hati dijalan dan jaga kesehatan, nggak usah terlalu nguber insentif, anggap aja sebagai hiburan daripada bengong aja dirumah, kebetulan juga aji orang yang seneng jalan-jalan dan ngobrol.

Kata orang-dan kata iklannya– jadi driver transportasi online itu banyak untungnya, bener ga sih? Klo dulu sekitar 1-2 tahun lalu sih katanya beneran, menurut cerita driver grab lainnya yaa. Seringkali kita dengar banyak yg keluar dari kerja kantoran dan memilih menjadi driver online, bahkan ada yg bisa nyicil mobil dari penghasilannya menjadi driver transportasi online, tapi kalau sekarang terlalu banyak aturannya, agak susah untuk mengejar insentif ataupun bonus. Tapi yaa lumayanlah untuk memenuhi uang dapur, sambal jalan-jalan dan dapet temen ngobrol pula.

Selain itu tentu ada biaya-biaya penyusutan yg tak bisa kita hindarkan, misalnya perawatan kendaraan karena jarak tempuhnya makin panjang, kemudian biaya pulsa dan internet untuk selalu terhubung dengan aplikasi, apalagi aplikasinya membutuhkan GPS selalu menyala, tentu saja bikin boros baterai. Kalau cuma ambil trip pagi, trus jam 10 udah balik kerumah untuk istirahat, trus jam 3 cari muatan lagi, baterai sih masih aman, tapi kadang aji keasyikan nyari penumpang, bisa lanjut dari pagi sampai sore, makanya barang yg selalu sedia di mobil adalah powerbank, salah satunya pake ASUS Zenpower Slim 6000, powerbank yang slim dan ringan, cukup ditaruh di laci dashboard maupun dikantongin karena beratnya cuma 170 g. Dengan daya 6000 mAh, cukuplah ngisi daya Xiaomi Redmi 4A sekitar 3x (dengan kondisi ponsel tidak sepenuhnya kosong), untuk isi ulangnya juga cepat, dan fitur keamanan ketika chargingnya lengkap. Jadi aji tinggal fokus mencari penumpang dan mencari jalan ke alamat yang dituju, tanpa khawatir ponselnya kehabisan baterai.

Dari sekian banyak rintangan untuk kelancaran menyelami dunia per-driver-an-online *halah* ASUS Zenpower Slim sudah membantu untuk memecahkan satu masalah penting. terkoneksi dengan internet tanpa jeda 😉


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *