Cerita Kebangkitan Membersamai #LombokBangkit

Hampir 1 tahun kegiatan Pesantren Digital Indonesia Camp vakum. Setelah camp VI di Jember, kami para mentor seakan asik dengan dunia nya masing-masing. Ada yang berjibaku dengan mencipta bisnis, ada yang atur strategi bisnis, ada yang berusaha mati-matian mempertahankan bisnis, bahkan ada yang nikah! Yay! hehehe. Jadi curcol.

Ya, itulah kami, manusia. Krik .. krik .. krik.

Selama vakum, kami sempat lakukan Pemilu! Pemilihan Presiden Pesantren Digital Indonesia yang baru. Terpilihlah Mas Yana Sandhi.

Mas Khairul Mahfuz sang Presiden sebelumnya lengser dengan aktivitas baru yang mrinding. Melepas jabatan nya untuk berjuang jadi wakil rakyat dari daerah pemilihan Denpasar Barat. Semoga Allah berikan jalan yang terbaik ya. Amin.

* Sejarah Terjadinya Pesantren Digital Camp VII Lombok

Presiden Pesantren Digital Indonesia menghadiri Kopdar Yuk Bisnis (YUBI) di Bandung dan singkat cerita bertemu dengan pengasuh Pondok Pesantren Saudagar Tahfizh Pulau Lombok, Ustad M Fatih. Hasil dari pertemuan di YUBI sepakati akan buat kegiatan yang bertujuan untuk bangkitkan generasi muda Pulau Lombok setelah alami bencana gempa bumi.

Pertemuan di Bandung itu kami diskusikan di Bali dan sepakatlah untuk adakan Pesantren Digital Camp VII di Lombok. Whooosah! Alhamdulillah. Kangen itu membuncah! Kami para mentor memang haus untuk berbuat kebajikan. Tsah!

Segeralah merumuskan tema Camp VII itu. Tercetuslah “Menjuara Pasca Bencana”. Seolah kegiatan kami ini ingin membersamai tagline #LombokBangkit pasca gempa bumi. Tapi ya memang begitu adanya.

Kami meyakini bahwa diantara kehidupan sehari-hari, harus ada keseimbangan hidup bernama aksi sosial. Kegiatan yang merupakan bekal akhirat kami nantinya. Maka Pesantren Digital Indonesia adalah kendaraannya.

Gerakan kami di Pesantren Digital Indonesia adalah gratis. Para mentor yang beraneka latar belakang bisnis dan masalah hidup hehehe, tidak memungut bayaran sepeserpun untuk keluarkan ilmu dan berbagi pengalaman bisnis serta hidupnya kepada generasi muda.

Kegiatan Pesantren Digital Camp bisa terlaksana karena kemurahan para donatur dan para sponsorship. Ada yang donasikan tempat, makanan dan minuman, transportasi, keahlian profesi, akomodasi, dan bahkan uang saku untuk berangkat berkegiatan pun harus rela ikhlas gunakan tabungan sendiri.

Kami meyakini bahwa kontribusi inilah yang bisa kami bawa ketika mempertanggungjawabkan hidup ini didepan Allah SWT kelak. Sesak dada ini ketika ketik paragraf ini. Saya banyak dosa Ya Allah! Ampuni dosa saya dan dosa sahabat mentor di Pesantren Digital Indonesia.

Cukup sudah lebaay nya hehehehe.

* Berangkat Ke Lombok (Hari 1)

Waktu itu hari kamis malam, 11 Oktober 2018 kami para mentor diantar oleh Mas Arif, bermobil dari Denpasar ke Pelabuhan Padang Bai, ujung timur Pulau Bali. Mobil dan bensin nya pun hasil kemurahan dari donatur.

Setelah urusan properti Camp VII beres, meliputi tempat, makan minum, soundsystem, projector, transport selama di Lombok, yang semuanya hasil sumbangan dari donatur dan sponsor, kami memutuskan merogoh kocek sendiri untuk berangkat ke Pulau Lombok. Demi keiritan kegiatan.

Selain barang pribadi dalam ransel, kami pun membawa beberapa barang sumbangan dari donatur Denpasar untuk korban Gempa Bumi Lombok. Masing-masing memanggul kresek-kresek besar. Kalau ada yang potret waktu itu, kami mirip tukang porter hahaha.

Sampai dalam kapal, masing-masing semburat mengamankan tempat, untuk tidur 6 jam kedepan. Semuanya dapat tempat selonjoran di papan peristirahatan, kecuali saya! Tidur seperti ayam, di bangku duduk. Cukup untuk rebahan kepala sampai pantat saja. 6 jam bingung taruh paha dan kaki. Kami terlihat seperti pengungsi yang dideportasi dari Bangladesh! Hahaha.

* Hari ke 2 Makan Enak dan Santunan

Hari Jumat, 12 Oktober 2018 pukul 08.00 WITA kapal itu bersandar di Pelabuhan Lembar, Pulau Lombok. Namun saya ingin cerita kebahagiaan dini hari di kapal itu.

Dini hari kami mendapatkan kabar salah satu donatur mentransfer Rp. 5.000.000 ke rekening Mas Khairul. Donatur itu ingin cetak keberkahan hidup membersamai kegiatan kami. Mendadak kabar itu membuat tidur kita nyaman! Kecuali saya hahaha, yang bingung taruh pantat dan kepala. Namun hati ini sejuk setelah kami bersepakat untuk mendanai berbagai kebutuhan di Lombok dengan dana tersebut. Termasuk membeli tiket pesawat untuk kepulangan kami nantinya. Alhamdulillah Ya Allah.

Oh ya, ada 2 mentor yang berangkat belakangan. Mereka gunakan pesawat dari Denpasar dan dari Surabaya. Ya! Ada satu mentor yang berdomisili di Jember dan ikhlas berangkat ke Surabaya gunakan bus dan loncat ke Juanda untuk melintasi Bali menuju Lombok. Trus, ada pula 1 mentor dari Denpasar yang gunakan motor.

Oke kembali ke Pelabuhan Lembar. Kami sewa mobil untuk sampai di rumah orang tua Mas Khairul di Jempong, Mataram. Ibunda Mas Khairul sambut dan perlakukan kami bak raja. Ya Allah, terima kasih Bunda! Makanannya uenak-huweeenak! Sarapan pagi setelahnya bikin kami terkantuk-kantuk. Pun setelah sholat Jumat, makan lagi! Meski agak berat kekenyangan kami berangkat gunakan mobil orang tua Mas Khairul untuk salurkan sumbangan ke Lombok Utara.

Kami sempat sholat Ashar di Pemenang, sebuah kecamatan kecil asal Mas Khairul lahir dan habiskan masa kecil. Mayoritas rumah-rumah disana rata dengan tanah. Kubah masjid tempat kami sholat, bisa pecah dan bergeser akibat gempa. Ngeri juga.


Akhirnya kami bisa salurkan santunan dari para donatur Denpasar di daerah utaranya Pemenang. Saya lupa nama tempat nya.

* Singgah ke keluarga Almarhum Mas Herman Dan Persiapan Camp VII

Sampai sini saya sempat bingung menulis. Hmmm Mas Herman adalah sahabat saya sejak tahun 2002. Sudah hampir 40 hari Mas Herman telah meninggal dunia. Selain sahabat, alm Mas Herman adalah pelanggan web hosting saya. Lebih dari 15 tahun alm Mas Herman membangun bisnis dari nol dan menjuara di dunia online dengan hampir 95 website nya. Sedih mengetahui dia harus pergi dulu dengan komplikasi sakit yang dideritanya. Saya mampir ke istri almarhum, Mbak Marni dan anaknya semata wayang, Firman. Ya Allah, semoga Mbak Marni dan Firman bisa menapak masa depan. Amin.

Setelah mampir, kami lanjutkan perjalanan menjemput 2 mentor yang landing di bandara Lombok. Setelah itu langsung ke lokasi Camp VII Pondok Pesantren Saudagar Tahfizh untuk setting tempat.

Kami para mentor memasang backdrop, menggelar karpet dan checking soundsystem secara mandiri. Tidak ada EO dalam kegiatan ini. Kami dan para santri yang tinggal disitu bahu membahu pastikan besok bisa lancar.

* Hari ke 3 dan 4 Camp VII on action!

Sabtu dan Minggu, 13 – 14 Oktober 2018 kegiatan Pesantren Digital Camp VII berlangsung. Satu persatu agenda acara kami laksanakan. Masing-masing mentor membawakan materinya. Dipandu oleh Mas Ismail sebagai MC di kegiatan itu. Biasanya sih Mas Oman yang jadi MC namun berhalangan karena tinggal di Semarang.

Kadangkala ada kebosanan bagi mentor yang sedang tidak bertugas. Mereka menunggu giliran dengan istirahat tidur. Atau bagi yang tidak bisa tidur, memilih mojok sekena nya di arena acara hahaha. Ya manusiawi kok.

Tengah malam ketika giliran Mas Khairul isi materi, ada yang gundah gulana melihat 10 bungkus indomie. Ah langsung saja Mas Didien dan saya langsung aksi ke dapur nya pesantren. Masak dan cemplungin 10 indomie itu jadi 1 loyang besar. Makan besarlah kami. Alhamdulillah.

Ketika acara usai, kami para mentor bersatu mobil milik Pesantren menuju Bandara Lombok. Sebelumnya mampir dulu menikmati bakso nya, duh saya lupa namanya nok. Pokoknya itu bakso paling enak selama saya hidup di dunia ini! hahaha. Serius! Semoga ada yang mengingatkan saya nama warung bakso itu.

Geliat Camp VII bisa selengkapnya baca disini saja ya. Ada gambar dan video nya. Tulisan ini bertujuan ceritakan dibalik layar saja.

Terima kasih para donatur dan sponsor yang tidak saya sebut disini, namun tersebut di website nya Pesantren Digital Indonesia. Semoga kita semua mendapatkan bekal akhirat. Amin. Dan membawa manfaat bagi para alumninya supaya menjiwai #LombokBangkit

Mohon maaf atas salah kata dalam tulisan ini. Spontan saja saya menulisnya. Tanpa editing membacanya lagi.

Sampai jumpa di Camp VIII InshaAllah ?


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *