Bulan Perak di 29

Hai, apakabar? ahh…Basa basi ini tak pernah basi kita ucapkan setiap kali menyapa……

Hai kamu…

Iya kamu…..

Kamu yang sedang duduk di tepian jendela rutinitas…yang mendesirkan angin saat udara mulai panas…..

Masih ingatkah ketika kita menanam pohon yang sama dan merawatnya sesekali sembari piknik di akar besar? Masih ingat ketika pedal usang membuat kita tertatih dan bercerita sepanjang jalanan rindang?

Iya, kamu..

kamu yang membuka pintu dialog dalam setiap rengutku…

Masih ingat saat aku tersenyum menyambut kedatanganmu sore itu, saat orang-orang berseragam putih mondar mandir diantara bercak merah….

Atau saat kita mendaki satu persatu tangga untuk bercengkrama pada mentari dan hangatnya bulan yang mengganti tahun…

Bagiku semuanya masih jelas terasa, hingga hari ini saat kita bisa melewati bulan perak di langit kertas.

Diorama hidup telah tersusun, tak sejengkalpun sejarah akan mengulang asa yang telah lalu…

Mari memberi cahaya ke arah depan, menjadi pribadi yang lebih baik dan saling memahami.

Bukankah kita sedang  berjalan untuk dua raga, hati dan pikiran namun memberi arwah pada satu mimpi.

Kebahagaiaan.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *