bali world music festival 2015

Bali world music festival 2015. foto oleh Antida Darsana
Bali world music festival 2015. foto oleh Antida Darsana

dalam sebuah pertunjukkan, ditinjau dari tingkat sibuk dan setresnya, bisa dibagi jadi 3 kelompok besar, untuk mengenali mereka bisa dilihat dari nametag yg dikalungin, atau yg ga pake nametag. kelompok pertama adalah Panitia. level sibuk: luar biasa. ini kelompok yang paling sibuk, krodit, mendebarkan sekaligus menyenangkan. yang pertama dateng & ga pulang-pulang. yang mukanya paling kusut tapi paling kenceng ketawa di backstage.

kelompok kedua: Pengisi acara. atau biasanya dapet nametag isi tulisan “artist”. level sibuk: diingetin-setiap-jam-sejak-pagi-tentang-jadwal-ceksound-sampai-jadwal-manggung. koloni ini ngga ribet-ribet banget, tapi ngga sante banget, mereka yang suka diteror sama panitia sebelum acara mulai.

kelompok ketiga: Penonton. level sibuk: sibuk selfie. ya udah, jadi penonton ga usah sibuk, dateng tepat waktu dan kasi tepuk tangan udah bikin panitia seneng, apalagi rame-rame :’)

nah, minggu lalu Emoni berperan serta di Bali World Music Festival sebagai kelompok kedua. ceksound siang menuju sore, setelah hujan yang membasahi ubud lewat ke selatan, mbikin suasana jadi teduh, apalagi area pertunjukkan ada di halaman Museum Arma yang sejuk, banyak pohon yang tinggi menjulang, setinggi cita-cita kita bersama. ada 2 panggung yang akan digunakan secara bergantian, garden stage & pesona indonesia stage. Emoni tampil di garden stage, panggungnya ga terlalu besar, ga terlalu kecil juga, dengan background box aluminium dibungkus kain tipis untuk video mapping. kalau sudah ditangani oleh tim antida, panggungnya selalu seru. sayangnya kami tampil terlalu sore, jadi video mappingnya belum mulai. tapi sore-sore akustikan asyik juga, sambil ngopi-ngopi dan nontonnya bisa sambil leyeh2 di rumput, sekalian curhat sama rumput juga bisa.

asyiknya lagi kalau dapet tampil di awal-awal, bisa nonton dengan santai. kebetulan hari itu ada Jegog Jazz – JGF, ada Dwiki Dharmawan, Balawan, Dewa Budjana. kebetulan juga belakangan saya dengerin lagu-lagunya Pakde Kumis itu, pas ketemu waktu ceksound, langsung terpana sama sound pakde dan grupnya. jadilah saya bela-belain nunggu waktu penampilannya. biasanya dengerin dari earphone yang kecil mungil, sekarang live, langsung didepan mata, dengan sound yang aduhai sekali pokoknya. terharu. oia sebelum dewa budjana ada Balawan, ternyata udah lama juga ga liat bli Balawan ini tampil, itulhoo, gitaris yang suka pake gitar doubleneck, trus mainnya dengan mencet-mencetin senarnya dengan kecepatan tinggi dan diringi dengan tingklik, kendang, keyboard, & drum. udah mainnya ga kayak gegitaran pada umumnya, speed yang tinggi, sound monitor yang muncul & tenggelam, tapi tetep keren. *tepuktangan*

sayangnya mesti melewatkan penampilan dari Dwiki Dharmawan & Jegog Jazz karena sudah semakin malam, jarak tempuh ubud-denpasar lumayan juga kalau sambil ngantuk, dan besoknya senin, mesti upacara bendera ngantor, apalagi belakangan kurang tidur, marilah kita pulang. sampai jumpa lagi di panggung lainnya.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *