One fine unspeakable feeling. Beautifully captured by El Cahyo.

Hari masih pagi dan hujan baru saja reda ketika Youtube Service mendaratkan sebuah video pendek kiriman El Cahyo kekotak surat. Dilatari denting manis musik komposan Michael Giacchino, vindek itu berisi rekaman gambar Aki dan Nini, orang tua Chipi Nurhayati (istri El) yang diambil saat mereka pulang kampung akhir bulan lalu. Nini hidup dengan stroke di 5 tahun terakhir, beruntung Nini memiliki Aki yang begitu luar biasa setia mendampinginya. “Sekarang sudah pasrah, tinggal mengikuti arus saja..” begitu ujar El, kelopak mata saya menghangat. Buat saya, itu video terpendek yang berhasil merekam lebih dari 50 tahun perjalanan dari sebuah rasa yang luar biasa.
Ah El, melihat Aki dan Nini rasanya seperti melihat orang tua sendiri. Ayah bunda saya hari ini juga sudah bergelar Eyang Akung dan Eyang Uti. Pun tubuh Ayah juga sudah merapuh terdera waktu. Entah dimana sumbernya, tapi tenaga untuk penjagaan dan perhatian terbaik dari Bunda untuk Ayah seakan tak pernah ada habisnya. Mungkin Aki tahu?
Sama seperti Aki dan Nini yang lekat sudah berkawan seperti sendok dan garpu, begitu pula Ayah dan Bunda. Diwaktu yang sudah dijadwalkan, kedua orang tua saya masih menyempatkan pergi kekota berdua untuk jumpa dengan satu dua kawan lama yang sama-sama menjadi tamu setia ruang tunggu sebuah klinik perawatan. Disana mereka bertukar kabar, tak jarang mengenang kembali hingar bingar masa yang lalu.
Dari cerita yang tua-tua saya tau, sejak Ayah kenal Bunda diawal tahun 70-an dulu, Ayah senang mengajak Bunda keliling kota mengendarai Vespa sore-sore. Ayah adalah tipe laki-laki yang tak pernah mengizinkan perempuan membawa kendaraan sendiri. Kemana Bunda ingin pergi, Ayah yang akan berada dibalik kemudi untuknya. Akhirnya cukup lucu, sampai hari ini Bunda hanya bisa mengendarai sepeda gayung. Dan seperti ingin benar-benar membalas budi, kemana Ayah ingin pergi hari ini Bundalah yang setia mendampingi. Tak peduli seberapa jauh jarak harus ditempuh, Bunda yang akan mendorong sendiri kursi roda Ayah.
Menjadi saksi perjalanan Aki Nini dan bagian hidup Ayah Bunda, sejenak saya teringat Carl and Ellie. Carl adalah sosok anak laki-laki pemalu dan tak banyak bicara yang tak kuasa jatuh hati sejak kecil dengan Ellie, anak perempuan yang begitu periang dan berisik luar biasa. Keduanya tumbuh dewasa dan menua bersama dengan begitu unyu, memberi nafas bagi impian masing-masing dengan rasa dan semangat yang sama. Saat Ellie akhirnya berangkat lebih dulu ke surga, Carl menghidupkan mimpi kecil Ellie yang nyaris kesampaian. Keliling dunia.
The adventure is outhere..
Ayah – Bunda, Aki – Nini, Carl – Ellie, saya – kamu, setiap dari kita memiliki ceritanya sendiri. Yang saya tahu, hidup memang begitu murah hati. Dibanyak jalannya yang kadang berputar dan terasa melelahkan, nyatanya setiap menit yang disuguhkan adalah kesempatan. Kesempatan untuk mengalami, memberi, menerima dan menyadari sepenuhnya jika, hatimu lebih besar dari yang kamu tahu.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *