Selotip Vs Stapler (tentang Sampul Buku)

Aloha! Draft ini sudah menempel di dashboard blogku sejak lama. Sayangnya karena kesibukan (atau kemalasan?) akhirnya baru sekarang post ini selesai.

Nah, idenya berawal dari pertanyaan sederhanaku yang tidak lagi menjadi begitu sederhana ketika aku mencari tahu mana cara yang lebih efisien dalam menempelkan sampul plastik pada koleksi buku kesayangan. Mengingat kita sedang membicarakan koleksi buku kesayangan, tentunya yang ada dalam benak kita adalah menjaga salah satu harta berharga itu agar bisa bertahan selama mungkin dalam lemari. Aku pribadi lebih menyukai sampul plastik polos ketimbang sampul kertas cokelat (kesannya seperti buku tulis anak SD) sehingga memungkinkan aku terus mengagumi cover buku-buku koleksiku. Selain itu, lebih mudah menemukan buku yang kita cari dengan sampul plastik. Lalu mana yang aku pilih untuk merekatkan sampul plastik pada buku? Selotip bening atau stapler?

Mulanya aku lebih memilih selotip bening. Selain karena kelihatan lebih rapi, selotip tidak akan membuat lubang di sampul buku seperti halnya yang dilakukan oleh stapler. Tapi ada masalah lain lagi. Ketika buku itu sudah berumur sekitar 3 atau 4 tahun atau lebih di dalam lemari, sudah sering dibaca sendiri maupun dipinjam teman, sudah saatnya mengganti sampul plastik buku yang mungkin sedikit sobek atau tampak semakin buram dan lusuh. Dan itu berarti harus juga ikut melepaskan selotip-selotip di bagian dalam cover buku. Hasilnya bisa saja tragis. Cover buku bagian dalam ikut mengelupas atau bagian lengket selotip tersebut masih tersisa dan ketika kita tidak menutupinya dengan sempurna saat pembungkusan selanjutnya, akan menempel dengan halaman pertama buku tersebut.

Selotip bisa saja gampang dilepas dengan penguapan. Tapi, demi Tuhan, aku tidak punya banyak waktu untuk melakukan itu. Maka kuambil jalan pintas dengan mengganti jenis sampul plastik bukuku dengan sampul plastik yang agak tebal sehingga mudah dilipat (kita bisa dengan mudah menemukannya di supermarket atau stationery dalam bentuk gulungan). Dan aku tidak lagi cemas ketika sudah tiba saatnya mengganti sampul buku plastik yang sudah usang. Sangat mudah melakukannya. Kita hanya tinggal memotong plastik tersebut sesuai ukuran buku, melipatnya hati-hati dengan bantuan gunting untuk menekan dan merapikan lipatannya. Tapi tentunya penggunaan teknik ini hanya akan efisien pada buku-buku dengan soft cover.

Kalau untuk buku-buku tebal… sepertinya aku masih harus meminta bantuan selotip untuk yang satu ini. Hanya saja pemakaiannya harus seefisien dan seminimal mungkin agar tidak meninggalkan banyak bekas jika dibuka kembali. Dan ketika ingin menggantinya, sebaiknya dilakukan dengan penguapan sehingga lem pada selotip dapat mudah dilepas. Bagaimana dengan kalian?


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *