Jiwa manisku,
Aku memutuskan untuk berhenti dari usahaku mencoba terlelap untuk lalu duduk diam saja dipinggir tempat tidur. Menjelang tengah malam sekarang dan aku baru menyadari jika sudah hampir dua minggu PC dimeja belajar itu tak pernah semenitpun dinyalakan. Semua seakan tengah berkelebat dengat cepat dihari-hari terakhir ini, minggu-minggu terakhir dipenghujung tahun ini.
Pertemuan demi pertemuan, deadline demi deadline. Dan untuk sejenak aku menyadari jika tak semenitpun pula aku mengizinkan hati merasakan rindunya akan hadirmu. Akupun bergerak, menyalakan PC yang mati suri, meniup debu yang kasat mata untuk lalu duduk bersila dikursi kayu. Suara desing halus dari kotak processor membuatku ingat malam-malam yang telah lewat, saat aku begitu menyukai benda ini. Untuk sejenak, malam ini kuizinkan hatiku jatuh dalam rindu.
Rindu tenggelam dimalam-malam asik dibalik meja belajar dengan hadirmu dikotak maya, diruang-ruang bicara yang dengan lucunya menemani, setia hingga pagi. Rindu pada malam-malam temaram yang dipenuhi kehangatan gelak tawa hingga pagi dingin bernama dini hari. Rindu bertatap wajah dengan bentang angkasa dari balkon lantai 3 sambil menunggumu datang sepulang kerja. Rindu meretas penggal-penggal jalan yang tak terlalu ramai diselewat senja bersamamu. Rindu bertaut, bersandar, dan membuatmu tergelak, memancingmu bercerita tentang apa saja. Untuk sejenak, malam ini kuizinkan hatiku jatuh rindu pada banyak potongan kenangan tentangmu.
a note to remember my lovely wise person I Made Wawan Pradnya Diputra. My Weird, Wild, Warm inspiration that now nowhere to be found.
Engkaulah dia inspirasi pagi,
Yang menyadarkan hati jika cinta tanpa syarat itu nyata adanya.
Engkaulah dia 24 purnama bersama,
Yang melatih hati untuk kuat terdera segala rasa
PS. Today I believe that you must be in heaven watching down over me. Watching everything I cud for you. Be good, I miss you :’)
Leave a Reply