Dengan mobil pick up, Sakti Soediro membawa barang-barang sisa dari Berbagi Tak Pernah Rugi Bali Blogger Community (BBC). Dialah salah satu wanita tangguh di BBC.
Sakti pula yang begitu usai terjadi bencana Gunung Merapi aktif mengumpulkan sumbangan dari berbagai kelompok. Sakti, perempuan single yang baru saja patah hati itu, membuat pos-pos penyaluran sumbangan untuk pengungsi di Jawa Tengah dan Jogjakarta.
Sudah dua kali dia mengirimkannya ke Jogja, tanah kelahirannya. Maka, dia pula yang kami titipi barang-barang sisa kegiatan Berbagi Tak Pernah Rugi kali ini untuk kemudian dikirim ke korban bencana di Merapi.
Berbagi Tak Pernah Rugi merupakan kegiatan rutin BBC. Tapi, kali ini sedikit berbeda. Kalau biasanya dibuat dalam bentuk pelatihan teknologi informasi, kali ini kami mengadakannya dalam bentuk aksi amal untuk korban bencana. Sekalian perayaan BBC yang ketiga tahun dan solidaritas pada bencana di Wasior, Mentawai, dan Merapi.
Ada donor darah, konsultasi kesehatan, pasar barang bekas di sisi selatan Lapangan Renon setengah hari tadi. Semua hasilnya disumbangkan ke korban bencana. Paling dekat, sih, ke korban bencana di Merapi. Sakti yang akan mengirimkannya. Karena itu, menurutku, dialah salah satu perempuan tangguh di BBC.
Tapi, Sakti cuma satu di antara puluhan perempuan lain di BBC yang, menurutku, oye-oye. Mereka agak sepi di milis. Jarang berkomentar dan ikut hahahihi. Tapi kerjanya keren. Begitu pula di kegiatan Berbagi Tak Pernah Rugi kali ini.
Komang Rara dan Arie Suriasih, jauh-jauh hari berkoordinasi dengan pasukan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Badung untuk donor darah. Rara, yang baru gabung di mailing list sekitar dua minggu lalu, akhirnya keluar jiwa srikandinya. Dia, sebenarnya, sudah sering ikut kegiatan BBC. Tapi, biasanya “hanya” sebagai pasangan Gus Tulank. Kini, dia keluar sendiri.
Mereka berdua pula yang mengurusi konsumsi bersama Efi Nurhandari. Ada pula sumbangan dari Mbak Ning dan Mbak Ninok. Mereka sangat membantu dengan kue-kuenya. Apalagi Mbak Ninok dengan kue ulang tahun gratisnya buat kami. Semua tanpa diminta dengan suka rela menyumbangkannya pada kegiatan kali ini.
Lalu, pas hari H, maksudnya tadi pagi, perempuan-perempuan lain beraksi. Riri Prabandari, Wiwin, Endang, Ia, dan seterusnya. Perempuan-perempuan ini bekerja dalam diam ketika para laki-laki sibuk koar-koar, termasuk aku. Hehe..
Para perempuan ini menjaga barang-barang bekas yang dijual. Menjawab dan melayani tiap pembeli yang sekadar melihat atau menawar barang-barang yang kami jual: kaos baru, baju bekas, pohon bambu, CD, DVD dan seterusnya. Barang-barang ini tak semua bekas. Banyak pula barang baru. Mereka pula yang menghitung hasil penjualan yang semuanya akan kami sumbangkan.
Banyak dan aktifnya para perempuan inilah yang menyenangkan bagiku di ulang tahun kali ini. Tentu saja para lelaki perkasa di BBC juga bekerja keras. Selain Putu Adi Susanta alias Putu Tarno yang kerja keras mengurus sound system pinjaman dari One Dollar for Music dan Ari Bogel yang dapat pinjaman genset dari warnet Mercury. Lalu, Gus Tulank yang berjuang hingga titik darah penghabisan untuk mendapatkan tempat kegiatan. Juga Saylow, Ekadir, dan Bowo yang mengurusi banner.
Dan lain-lain dan lain-lain. Banyak nama yang tak bisa disebut satu per satu. Di BBC, laki-laki dan perempuan bahu membahu menyingsingkan lengan baju. *lebay. Terkumpul setidaknya Rp 3,2 juta, 31 kantung darah segar, serta beberapa barang dan sumbangan lain yang dikirim ke rekening Arie. Nanti akan ada tulisan lagi soal jumlah akhir dan pengumuman ini.
Maka, pada ulang tahun BBC kali ini, selain memberikan ucapan selamat ulang tahun dan terima kasih untuk kekeluargaan selama ini, aku mau memberikan sembah takzim untuk para perempuan BBC. Kalian, eh, kita semua memang oye!
Leave a Reply