Belum ada sebulan yang lalu aku dipilih untuk membawa team nasional karate junior dan cadet pada kejuaraan KOI open yang berlangsung pertengahan bulan desember 2012 di malaysia, kesempatan itu datang lagi tapi ada sedikit perbedaan.
Kalo kemarin kita membawa nama team indonesia dimana semua fasilitas menjadi tangung jawab negara melalui induk cabang olah raga PB. FORKi dan dibawah kementrian Olah Raga.
Pada kejuaraan 4th Silent Knight ( 2-3 February 2013 ) ini, aku membawa team bisa dibilang modal semangat. keberangkatan team kali ini berawal saat aku pulang dengan team nasional ini menyampaikan kepada orang tua murid bahwa ada kejuaraan terbuka tingkat asia.
Belum sempat aku menyampaikan apa keuntungan jika kita ikut serta di kejuaraan itu orang tua murid sudah menyatakan kesiapan untuk memberangkatan anak mereka.
Kalau kejuaraan nasional anak-anak sudah sering ikut bahkan sudah banyak yang bisa berprestasi, sudah saat ini anak-anak ini kita ajak untuk tahu pertandingan di internasional. Sebagai pelatih aku sangat senang karena orang tua tahu betul untuk memberikan jam terbang yang lebih kepada anak mereka.
Tentunya sebagai pelatih aku juga punya alasan yang kuat untuk memilih siapa saja yang cukup layak untuk tampil di ajang ini, walaupun mereka memiliki uang untuk datang kesana, tapi paling tidak kedatangan mereka bukan untuk liburan tapi untuk mengasah semua kemampuan mereka selama berlatih.
Salah satu syarat mutlak saat ingin mencetak seorang juara adalah selain giat berlatih dan yang terpenting adalah jam terbang atau pengalaman bertanding. Karena atlet tidak akan pernah tahu dan pelatih tidak akan mempunyai catatan sebagai bahan evaluasi bagi atlet itu sendiri. Dan proses pematangan atlet itu sendiri akan timbul oleh tingkat tournamet yang pernah diikuti.
Leave a Reply