Nico & Cora


Ini adalah foto kenangan yang aku ambil dari blognya Nico dan Cora. Mereka sedang melakukan perjalanan dari Perancis menuju New Zeland untuk suatu pekerjaan. Mungkin Indonesia terlalu berharga untuk dilewatkan begitu saja, sehingga sengaja melewati jalur Jawa – Bali dengan travelling ala backpacker agar bisa menikmati keindahan dan sosial budaya daerah setempat.

Pada hari ke limabelas mereka akhirnya sampai di Denpasar saat tengah malam menjelang.
Secara tidak sengaja, bli berkenalan dengan mereka di dekat rumah dan kemudian menawarkan mereka untuk mampir karena mereka berdua terlihat lelah. Sangat tidak mungkin untuk menemukan kendaraan umum saat malam di Denpasar, apalagi Hotel dan penginapan yang ada direferensi mereka masih lumayan jauh jika harus ditempuh dengan jalan kaki. Atas masukan dari mertua, kami menyarankan mereka berdua untuk menginap, tentu saja dengan segala keterbatasan yang ada.

Kebetulan malam itu kami baru selesai mengadakan upacara odalan jadi jam segitu masih ada beberapa anggota keluarga yang terjaga. Setelah makan malam dan mandi akhirnya mereka tidur. Sebelumnya aku menyampaikan bahwa kemungkinan besok pagi-pagi banget disini suasananya sudah ramai karena seluruh anggota keluarga akan bekerja bakti membersihkan perlengkapan upacara, dan jangan sampai kesibukan kami menggangu tidur mereka. Untuk berjaga-jaga agar mereka tidak merasa terganggu saat pagi buta sudah mendengar suara gradak-gruduk.

Pagi hari saat kami tengah sibuk dengan pekerjaan bersih-bersih mereka terbangun dengan takjub. Mungkin tidak menyangka bahwa ternyata yang tinggal disini adalah keluarga besar karena semalam mereka hanya sempat bertemu dengan bapak dan ibu mertua, sepupu bli, aku, dan tentu saja bli. Kami menawarkan sarapan berupa kopi dan jajan khas Bali hasil surudan (sisa upacara). Coraline yang ceria dan selalu menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap berbagai hal mencoba apapun yang kami tawarkan. Dia gadis yang menyenangkan. Sementara Nico, sang cowok lebih pendiam. Tapi aku rasa itu hanya masalah kendala bahasa saja. Bagi orang Indonesia, sarapan resmi itu jika melibatkan makanan berat. Makanya ketika kami menawarkan untuk sarapan nasi mereka sangat heran karena bagi mereka jajan Bali dan kopi adalah sarapan yang membuat kenyang.

Setelah mengobrol dan berkenalan dengan seluruh anggota keluarga, mereka pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju Kuta dengan menggunakan angkutan umum, Bemo. Ada hal sangat lucu, ternyata mereka lebih memahami sistem angkutan umum di Bali dibandingkan kami orang Bali sendiri. Aku yakin, seumur-umur para paman dan sepupuku di rumah belum ada yang pernah ke Kuta naik Bemo, terbukti mereka sangat kebingungan ketika aku menanyakan pertanyaan Cora dan Nico bagaimana caranya mencari Bemo yang akan mengantar mereka ke Kuta.

Petualangan Nico dan Cora melewati Jawa – Bali dapat disimak di blognya yang ini.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *