Monkey Forest Ubud

Sabtu, 22 juni 2010 adalah Hari Raya Kuningan bagi umat Hindu di Bali jadi aku dan bli bisa memanfaatkan waktu ini buat jalan-jalan. Meskipun menetap di Bali kami berdua sebenarnya bukan tipe orang yang suka jalan-jalan atau berpetualang. Jadi moment jalan-jalan sangat jarang dilakukan. Biasanya saat liburan lebih banyak kami habiskan dirumah atau sekedar jalan-jalan di sekitar Denpasar saja. Tapi hari libur ini kami sengaja meniatkan untuk memujudkan keinginan jalan-jalan. Sebenarnya ada 2 alternatif tempat, yaitu ke Ubud atau Bali Safari Marine Park. Setelah menimbang-nimbang anggaran, jarak, cuaca, dan kenyamanan jalan-jalan akhirnya Ubud yang dipilih. Lebih dikarenakan juga karena aku belum pernah ke Monkey Forest.

Jalan-jalan di Hari Raya baru kali ini kami rasakan karena keluarga bli semuanya di Denpasar jadi memang tidak pernah pulang kampung saat Hari Raya. Meskipun sudah menjelang siang jalanan tidak begitu ramai. Yang lewat kebanyakan adalah umat Hindu yang selesai atau hendak sembahyang ataupun silaturahmi, lengkap dengan baju adat Balinya. Barbagai tempat usaha dan perkantoran tutup. Rasanya agak aneh juga, orang lain pergi sembahyang tapi malah kami pergi jalan-jalan. Ini dikarenakan kami berdua hanya sembahyang dirumah dan belum diperbolehkan sembahyang di Pura karena keluarga masih dalam situasi sebel (duka cita).

Sampai di Ubud masih agak sepi, hanya beberapa saja berseliweran turis-turis disana. Sempat berkeliling seputar Ubud sebelum akhirnya ke Monkey Forest. Tempatnya ternyata menyenangkan. Jadi semacam hutan tapi sudah diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai taman namun rindang karena dipenuhi pohon-pohon besar. Didalam areal ini juga terdapat beberapa Pura yang menjadi tempat sembahyang umat Hindu.

Monyet-monyet dengan bebas berkeliaran diseputar sana. Sebelumnya bli sudah memperingatkan agar aku hati-hati terhadap para monyet karena mereka suka usil, apalagi jika kita membawa makanan atau barang-barang ditangan, termasuk kamera. Memang sih monyetnya banyak dan ada yang usil tapi secara umum monyetnya baik-baik. Mereka tidak mengganggu atau merasa terganggu meskipun banyak pengunjung berseliweran atau bahkan berhenti untuk mengamati atau mengambil gambar. Namun memang harus hati-hati kalau kita mengambil posisi duduk, seperti yang aku alami. Saat menemukan spot yang bagus untuk foto dan aku duduk beberapa monyet langsung mendekat dan nempel-nempel karena mengira aku akan memberikan makan ke mereka.

Monkey forest tidak melulu monyet. Menurutku justru konsepnya lebih ke tamannya yang sungguh representatif untuk jalan-jalan bersama keluarga dan menikmati oksigen segar yang dihasilkan oleh pepohonan besar disana. Jadi kalau ke Ubud jangan lupa untuk mampir kesini mengunjungi saudara tua ya. Harga tiket masuknya hanya Rp 20.000,- saja.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *