Kabar dari Batam


Aku sedang memulai menulis jurnal di ruangan saat telponku berdering pagi itu. Nomor dari Bandung, salah satu dari lima mahasiswaku yangpagi itu sedang dalam perjalanan ke Batam. Setelah melalui seleksi ketat, akhirnya mereka mendapatkan kesempatan untuk bisa bergabung dengan Infinite Frameworks Studio Batam, yang telah membuat film animasi Meraih Mimpi. Kesempatan yang paling diidamkan para new beginner animator di negeri ini. Meskipun satu bulan pertama status mereka masih sebagai peserta trainning. Namun aku yakin mereka mampu untuk melewatinya dengan bekal kompetensi hardskill, softskill, dan yang utama adalah semangat yang menyala bahkan semenjak pertama mereka membaca pengumuman lowongan IFW yang aku bawakan ke kelas.

“Halo mbak, kami lagi transit di Sukarno-Hatta. Kangen nih sama mbak Inten” ucap dari sebrang telepon. Itu suara Bandung. Sapaan yang mau gak mau aku sambut dengan gelak tawa. Tentu aku tertawa mendengar ungkapan kangen itu. Pertama karena mereka belum genap 3 jam meninggalkan Bali. Kedua tentu karena aku tidak menyangka bisa-bisanya mereka kangen sama pembimbing cerewet seperti aku. Kupikir datangnya kesempatan pergi ke Batam ini mereka jadikan alasan untuk mengakhiri mimpi buruk mereka menghadapi aku hampir setiap hari di kampus. Obrolan berikutnya adalah bergantian dari orang ke orang diantara mereka berlima dan tentu saja selama obrolan tidak hentinya aku mewanti-wanti tentang banyak hal.

Seminggu Berlalu dan Bandung kembali menelpon. Kali ini hanya berdua dengan Yoga karena kebetulan hanya mereka berdua yang tinggal di homestay Turi resort sementara 3 lainnya, Andi, Verdila, dan Andi tinggal di perumahan lainnya. “Selamat malam Mbak Inten, mbak kami kangen nih” hahhaha..lagi-lagi pembukaan yang sama. Aku jadi mulai berfikir, ni anak beneran kangen ataukah memang itu SOP nya dia saat menyapa orang yang di telpon ya ??? hehhee.. Whatever lah yang jelas aku senang sekali karena akhirnya mereka berkabar juga.

Pembicaraan berlanjut tentang situasi mereka di IFW selama trainning. Sepertinya belum pernah ngobrol selama itu ditelpon. Senang sekali mengetahui mereka baik-baik saja dan semakin dekati mimpi yang ingin diraih. yah meskipun.. masih batuh waktu untuk beradaptasi dengan program-program animasi baru yang menurut mereka bikin puyeng sekaligus antusias, geleng-geleng melihat kecanggihan teknik animasi yang ada disana, akhir pekan yang harus mereka lewatkan sambil memandangi singapura, membeli makanan dengan harga dollar singapura sementara bekal uang saku rupiah, sinyal telpon yang payah, koneksi internet yang gak lagi bebas karena mereka tidak bisa menggunakan modem yang mereka punya lagi-lagi karena sinyal, dan buanyak lagi cerita lainnya.

Kalian membuatku tiba-tiba merasa kangen…


***Mahasiswaku suka nggak konsisten memanggil antara mbak atau bu ke aku, namun kalau di luar kelas, apalagi di FB mereka tetep memanggil mbak. Kebayang dong mudanya aku hehhe..
***Foto diambil saat syuting pembuatan project film pendek “Time Challenger”

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hosted by BOC Indonesia