Dear Love,
Nama anak perempuan itu Putu Restiti. Usianya 19 tahun. Rambutnya panjang tergerai melewati bahu dan selalu dibingkai sebuah bando. Sahabat terbaiknya sampai hari ini adalah Sang Bunda, lalu adik dan kursi rodanya. Restiti memiliki kelainan pertumbuhan tulang sejak lahir. Entah apa namanya dalam dunia kedokteran, yang jelas tulang belakangnya pendek dan melengkung, membuat ukuran tubuh Restiti jauh lebih kecil dari ukuran anak-anak normal seumurannya. Begitu pula dengan tungkai kaki dan tangannya. Panjang masing masingnya tak ada yang sama, pun bentuk tulangnya yang jauh lebih kecil dari ukuran normal. Kondisi ini otomastis membuat Restiti sudah harus melekat dengan kursi rodanya sejak kecil. Keadaan fisik dan kondisi lingkungan tempat Restiti tumbuh menjadi sebuah pemandangan yang menguras hati ketika saya, Mas Jeff (Jeff Kristianto – Bedo), Mas Didi dan beberapa rekan lain mengunjunginya dikediaman mereka yang sederhana di bilangan Songan, sebuah desa dipinggiran Danau Batur. Ya, fisik dan keseharian Restiti memang jauh dari normal dan begitu sarat keterbatasan, tapi itu yang hari ini menjadikannya The Special.
Restiti yang tak pernah mencicipi indahnya masa sekolah terlahir dengan bakat seorang craft girl sekaligus fashion desainer. Dari atas kursi rodanya, dikelilingi banyak keterbatasan, Putu Restiti berhasil menciptakan puluhan Barbie Dress kualitas prima yang modis dan begitu up todate dari tangannya sendiri!. And more over, Restiti menciptakan mode Barbie Dress yang belum pernah ada sebelumnya, Balinese Kebaya for a Barbie!
Puluhan pieces telah berhasil terjual diajang Pasar Amal Natal 2010 yang diselenggarakan BIWA di Central Parkir Kuta pertengahan November silam, saya sendiri ikut membantu menjualnya langsung. Hari ini Restiti ada dikecepatan terbaiknya menghasilkan lebih banyak karya yang cantik, sementara saya bersama beberapa sahabat sedang asyik mempersiapkan desain kemasan dan melakukan serangkaian aksi pengembangan bisnis untuk memasarkan hasil karya Restiti.
Pertemuan saya dengan Restiti dua bulan yang silam itu, mengingatkan saya pada quotes cantik Marguerite De Valois, Sang Ratu Perancis abad ke 16,
“Love works in miracles every day: such as weakening the strong, and strengthening the weak; making fools of the wise, and wise men of fools; favouring the passions, destroying reason, and in a word, turning everything topsy-turvy.”
I am awake by the time I met Restiti. Buat saya Restiti adalah bukti, jika cinta dan semua keajaiban didalamnya itu tak pernah tidur. Ia bekerja setiap hari. Meretas segala alasan, mengurai benang kusut kehidupan, mempertemukan orang-orang jauh yang memang sudah ditakdirkan untuk bertemu dan merubah keadaan sesulit apapun menjadi begitu penuh pengharapan semudah membalikkan telapak tangan.
Malam-malam terakhir ini, sedang asyik mengerjakan halaman Beranda Hati Restiti. Jika semuanya lancar, saya akan membantu Restiti presentasi di Pecha Kucha Night # 7 “Young Blood”, Sabtu 4 Desember 2010, Pukul 19.00 – 20.00 di Art Centre Denpasar, yang merupakan bagian gelaran Bali Creative Festival. Lets wish for Restiti a very good luck, warm and full of loving days ahead! 🙂
a note to remember. Have a lovely December sweetheart :’)
Leave a Reply