Momang e..
Saya pengen jadi jalan raya
Yang dari tahun ke tahun gitu-gitu aja
Siapa pun bisa terdampar di jalan raya
Siapa saja
Kita bisa bertemu dengan harga diri dan persimpangan yang katanya memberi pasti jika memilih
Sesekali bila pemerintah berbelas kasih
Itu jalan akan diperbaiki dan diperbaharui
Seperti kode bahwa semua ada caranya
Persis seperti jalan yang mampu menembusi batas langit mana saja
Tetapi tetap tidak berubah, diam, melata, gitu gitu aja
Momang e..
Saya pengen jadi tembok, besar, panjang, tinggi
Hanya diam namun punya harga sejak awal berdiri
Kokoh, berwibawa, bisu dan melindungi
Tetapi tetap tidak berubah, diam, mematung, sendiri
Gitu-gitu aja
Momang e..
Saya juga pengen jadi barbie
Punya desainer khusus
Dari bentuk payudara sampai lekukan bokong
Dari warna rambut sampai panjang bulu mata
Sehingga harganya pantas untuk menyumbat administrasi kampus lebih dari setahun, termasuk tetek bengek memindahkan tali toga dan menyeret ayah bunda berkeliling ibu kota
Maka mereka pun mampu membedakan macet karena kendaraan dan macet karena sapi,kerbau dan kuda di kampung sana yang gitu-gitu aja
Momang e…
Saya pengen diam
Tapi gemuruh dada seumpama meriam
Tak lama lagi, berdentum
Keras e
BooM!
Mori eee…
Hidup ini Kadang asik kadang nyesak
Bisa lah sesekali tertawa dan atau menangis dengan nada yang gitu-gitu aja
***
Rekomendasi : Nikmati puisi ini di depan jalan raya lintas Flores dengan suguhan kopi flores yang benar,kompiang bertabur butir wijen yang baru sejenak terangkat dari panas wajan, sebatang kretek juga hembusan dingin salah satu kota paling dingin di Manggarai.
Terinspirasi lagu “Tenang Mose – Ivan Nestorman” yang sebelumnya saya tidak paham sama sekali artinya kecuali membikin hati saya berdesir kencang.
Tenang Mose dalam bahasa Manggarai artinya HIDUP TENANG
Momang : Sayang
Mori : Tuhan
Barbie : salah satu boneka paling fenomenal di dunia (katanya seih)
Leave a Reply