Tag: status

  • Bahas-a Basi: Tengara

    Mau ciwir ciwir dikit soal trend pemakaian bahas-a ala Vicky dong ya. Lantaran Eka mampir dan kasih pendapat ke tulisan sebelum. Malam minggu ini badan saya demam lagi. Heh, gini nih anak racikan sufor. Gampang sakit. Terdampar di kasur dengan Faucoult Pendulumnya Eco, bikin saya sedikit berenergi utk ciwir ciwir soal penyakit ke-vicky-an itu. Saya…

  • Keping Kedelapan: Kiblat

    backwards! backwards! backwards! A grievous night, when you realised you’re about to die… Morrie, lagi sedih-sedihnya cerita ke Mitch soal kematiannya yang sebentar lagi. Satu kalimat dialog Morrie ke Mitch: We’re so wrapped up with egotistical things, career… we’re involved in trillions of little acts just to keep going. Saya diam. Menimbang. Untuk berbalik. Untuk memutar pakem-pakem atawa titik nyaman. Untuk membantah persepsi yang konvensional. Atau mempertanyakan kiblat diri. Beberapa hari belakangan, tmn baik sy mengabari saya. Ulang tahun yang saya…

  • Keping Ketujuh: Isi

    Kepada apapun, sesuatu yang kecil itu seperti sekrup, kecil tapi bermakna… Entah, ini adalah pelajaran saya yg kali keberapa. Yang saya ingat, saya baru saja menyadari sebuah pengertian baru. Guru. Disebutkan dalam literatur kuna, tentang istilah berguru dan aturan menjadi murid. Ada pula tingkat-tingkatannya. Saya keluputan ingatan, dalam novel Cok Savitri ataupun dalam sebuah karangan,…

  • Keping Kelima: Obituari?

    Om Chris, kenapa mesti London? Dan kita mesti nyanyiin laa laa laa di pekuburan ini. Apa aku tersesat? Oh tidak. Aku tersedak, yang artinya berhenti sejenak untuk meneguk lebih banyak. Jarak kita itu jauh ya Tuan. Aku belum lihat Tuan lho sedekat jarak yang bisa aku angankan. Aku sedang Kangen Tuan. Sedang tidak ingin bicara masa lampau. Aku tidak mau menggali cerukan purba yang rentan ambruk. Ah masa lalu, kadang-kadang tamasya itu mujarab. Aku selalu menuju. Tapi tak juga tahu ke labuhan mana yang aku tuju. Kapal-kapal menjerit agar dilepaskan kekangnya. Bapa Baruna, ajarkan anak-anak ini mengenal hulu: memulangkan doa-doa. *Kalo kangen mesti nyebut nama, sayangnya aku ga punya nama buat disebut. Ah Kamu Tuan, hati aku sudah lebih dari bersih untuk dilumuri balada asmara paling nyinyir sekalipun. Cepet dateng, ke hati aku ya* Menuju Selasa, tujuh belas bulan tujuh. A.Ditha Filed under: Puisi, Sekitar,…

  • Sapardi, Aku Masih Setia Nunggu Pelangi lho*

    Mencapai dini hari dgn isi kepala yg memuntahkan residu. Rupa-rupanya, belum kandas ingin saya untuk jadi penulis. Biar kata hanya di blog dengan obrolan rawariwi yg absurd. Dan itu pun dgn kadar malas yg luar biasa kebas. Begini, bulan Juni ini seperti lagi habis. Dan kebetulan malam-dini hari ini hujan jatuh memeluk ibu bumi. Ada…