Tag Archives: pengalaman
Anak-anak semesta
Rasa Malas
Hari ini saya merasa sangat malas. Melihat daftar pekerjaan yang harus diselesaikan serta hal-hal yang perlu dipikirkan dan diputuskan tindaklanjutnya tidak membuat otak dan badan bereaksi sesuai harapan. Badan terasa lemas dan otak mengirimkan perintah untuk duduk dan mengalihkan perhatian dengan membuka sosial media.
Mulai dari facebook yang ramai dengan status teman-teman yang sibuk dengan aktivitas, pemikiran, dan persoalannya yang beragam. Mau komentar dibeberapa status teman dekat, saya malas mengetik. Akhirnya hanya menekan icon jempol untuk mengirimkan tanda untuk menunjukan bahwa saya membaca status itu. Bentuk perhatian yang paling mudah dan cepat.
Lima belas menitan berlalu, beralih ke instagram, menonton instastory beberapa kawan. Muncul hal-hal acak yang kadang tidak penting dan kadang saya tidak mengerti konteksnya. Tapi otak saya menikmatinya, sebagai pengalih perhatian dari daftar pekerjaan yang menumpuk. Melihat beberapa foto feed, menekan ikon hati tanpa meninggalkan komentar. Paling tidak mereka tahu, saya melihat fotonya dan “menyukainya”. Mungkin mereka akan lebih bersemangat untuk memposting foto dan cerita selanjutnya karena banyak mendapat tanda hati.
Mulai bosan, lalu membuat secangkir kopi. Cangkir kecil, sedikit gula dan tiga perempat air agar rasa kopi lebih kuat dan kental. Menggerus kopi perlahan di depan kantor berusaha mengalihkan pandangan dari layar laptop dan henpon. Berharap hembusan angin panas, hijau dedaunan dan sebatang rokok bisa memunculkan semangat untuk mulai mengerjakan yang seharusnya saya kerjakan hari ini. Ternyata tidak, malah timbul rasa ngantuk dan ingin rebahan sejenak. Sejenak saja, mungkin tidur singkat bisa menyegarkan badan dan otak.
Ahh, malah waktu berlalu lebih cepat tanpa daftar pekerjaan yang selesai. Mungkin saya butuh camilan, beli rujak pedas sepertinya pas. Rasa pedas bisa mengusir ngantuk,membuat badan sedikit berkeringat dan mengusir rasa malas. Baiklah, titip beli rujak. Kebetulan teman-teman dikantor juga sedang ingin makan rujak.
Sambil menunggu pesanan rujak datang, secara cepat dan sadar tangan meroggoh henpon. Otak memberi sinyal untuk melakukan kesibukan lainya sambil menunggu. Yah agar teralih dari daftar pekerjaan yang masih menjadi pikiran. Mulai membuka youtube, kemudian mengetikan “Laziness Motivation”. Muncul berderet video tentang motivasi dan tips yang terbaca sepintas dari judulnya akan bisa menghilangkan kemalasan.
Melihat jumlah tayang video-video tersebut, banyak yang mencapai ratusan ribu dan yang tertinggi 8,5 juta. Video berjudul “RETRAIN YOUR MIND – NEW Motivational Video (very powerful)” diunggah setahun lalu. Tapi tidak saya mainkan, saya sedang malas menonton video . Hmmm… saya tidak sendirian malas. Banyak orang lain yang merasakan kemalasan lalu berusaha menghilangkan rasa malasnya dengan mencari petunjuk di Youtube. Otak saya mengirimkan sinya, kamu manusia normal. Tuh orang lain juga banyak yang gitu. Tidak apa-apa, nikmati momen malasmu. Begitu kurang lebih
nasehatĀ pembenaran otak saya kepada diri saya sendiri.
Eh tunggu, ini bukan pertama kali saya merasakan malas yang teramat sangat. Sebelumnya saya sudah pernah begini. Otak saya berusaha memutar, mencari memori situasi yang sama dengan saat ini. Aha, saya ingat. Saya pernah membaca artkel di medium tentang kemalasan. Buka search bar google di hape, ketik medium laz, muncul history tautan artikel di google yang pernah saya buka. Terima kasih google yang telah memfasilitasi kemalasan saya (dan pengguna lainnya) untuk menyelesaikan mengetik kata kunci pencarian dengan memunculkan riwayat jelajah saya di masa lampau.
Artikel di medium itu “Laziness Does Not Exist, But unseen barriers do. Saya baca cepat sekadar mengingat kembali poin-poin tulisan yang sebelumnya sudah pernah saya baca. Wohoo.. kemalasan itu tidak ada, yang ada hanyalan halangan yang tak tampak. Sebuah perspektif lain tentang rasa malas, memahaminya, dan menemukan solusinya.
Entah mengapa selesai membaca artikel tersebut, otak saya kemudian memerintahkan untuk membuat tulisan tentang rasa malas ini di blog yang sudah lama tidak dijamah ini. Sekitar lima belas menit mengetik sampailah saya pada paragraf ini. Eh, apakah ini sebuah bentuk pengalihan perhatian otak lagi agar tidak mengintip daftar pekerjaan hari ini? Entahlah, saya hanya ingin menyibukan otak dan jari sambil menunggu rujak datang.
Aha rujaknya sudah datang. Saya makan rujak dulu ya.
Tulisan tentang rasa malas di Medium :Laziness Does Not Exist, But unseen barriers do. oleh Devon Price
Bumil minta dibuatin foto hamil
Setelah bingung mau beli kamera apa dan konsultasi sana-sini. Menimbang kebutuhan dan aspek teknis sebagai pemula akhirnya memutuskan membeli Canon G7X mark II. Biar si Nyonyah juga gampang makenya. Saya kan juga pengen kelihatan di videoĀ
Kemaren si Ibu pengen dibuat foto hamil sebelum lahiran. Sekalian mencoba kamera baru buat belajar moto, membuat video, dan ngedit video.
Hasilnya jauh dari bagus, yah namanya juga baru belajar.
Gunung Agung yang Mulai ‘Bangun’ dan Kisah di Sekitarnya
Mobil Ranger itu kembali meliuk - liuk di tengah jalanan kecil di daerah yang sudah mulai ditinggalkan oleh penduduknya. Berhenti sejenak setelah melihat beberapa warga yang duduk santai sembari was-was melihat Gunung Agung yang terlihat tenang di hadapannya. kami pun mulai berbincang dan mereka menyampaikan keluhan itu kepada kami. Saya, Mika dan Gati. āKalau pagi sampai siang, kami akan ada di sini. Untuk memberi makan ternak. Begitu malam, kami akan kembali di pengungsian terdekatā, Ujar Pak Wayan Putra. Seorang warga yang memiliki 4 sapi dan 20 kambing di kediamannya.
Setelah berbicara sejenak sambil tidak lupa berbagi kontak untuk membantu meneruskan info tentang tempat penitipan ternak gratis, kami pun menuju beberapa posko pengungsian terpencil yang berada di dekat area gunung Agung. Posko pengungsian tersebut ada yang dalam radius Zona Merah dan Zona Kuning. Posko - posko tersebut juga berada dalam jalur jalan utama dan ada juga yang mesti melalui jalan yang lumayan rusak. Suasana pengungsi di lokasi tersebut beragam. Dengan jumlah pengungsi mencapai 200, 400 hingga 700 orang dalam posko, Mereka sangat membutuhkan alas tidur, selimut, kebutuhan bayi, obat - obatan, sayuran hingga air. Sebuah kubutuhan utama yang luput dari para donatur yang saat ini lebih sering terlihat di posko pengungsian utama. Di luar dari kabupaten Karangasem.
(foto dan video adalah asli milik dari penulis Blog ini, Bligungyudha)
![]() |
Suasana Pos Pengungsian menanga yang telah siap untuk memindahkan 700an pengungsinya jika Gunung Agung sewaktu - waktu erupsi |
![]() |
Pos pengungsian Rendang dengan alas tidur yang diprioritaskan bagi orang tua. Yang lainnya menggunakan alas tidur seadanya |
![]() |
Suasana pos logistik di posko Menanga |
![]() |
Harapan untuk dibagi dalam bantuan logistik |
![]() |
Kondisi Posko Rendang |
![]() |
Logistik Sayuran yang sangat diperlukan bagi pengungsi di Posko Wisma Kerta |
![]() |
Menyusu dalam posko |