Kabarportal.com – Hari tari se Dunia atau World Dance Day yang yang diperingati setiap satuhun sekali pada 29 April, menjadi moment tersendiri bagi pecintasi Seni tari. Di Dunia khususnya Indonesia dan Bali memiliki cara tersendiri untuk memperingatinya, jika di Surakarta memperingatinya dengan mengadakan tarian selama dua puluh empat jam nonstop, berbeda dengan Pulai Bali, mengambil lokasi di kota Denpasar tepatnya di kalangan kampus ISI Denpasar, acara yang sudah dimulai sejak pukul 10 pagi ini di ikuti oleh berbagai komunitas seni.
Dengan pelaksana dengan pelaksana yakni mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan dibawah Senat Fakultas Seni Pertunjukan dan HMJ SeniTari ISI Denpasar, event yang sudah berlangsung sejak 2013 ini dengan mengambil beberapa titik di pusat Kota Denpasar yaitu di Taman Kota Lumintang, Monumen Bajra Sandhi Renon, dan kawasan catur muka Denpasar. Selanjutnya di isi oleh beberapa penamilan komunitas seni di areal Art Centre Denpasar pada pukul 14.00 – 17.00 dan dilanjutkan di Areal Kampus ISI Denpasar yang bersebelahan dengan Art Centre.
Salah satu pengisi acara dalam rangkaian perayaan World Dance Day tersebut adalah Komunitas Sekdut Bali (Junior). Komunitas Sekdut Bali menggunakan spot KolamTunjung sebelah panggung kalangan Ayodya di Areal Art Centre Denpasar. Pertunjukan yang dibawakan dengan mengambil genre Site Spesifick Dance Theatre dengan judul “GA SAMA”. Judul GA SAMA merupakan singkatan dari wiraGA wiraSA dan wiraMA.
Tilem Pastika selaku ketua dari Sekdut Junior yang sekaligus pencetus konsep tarian ini mengatakan, “ kita menitik beratkan pada esensi dasar dari tari tersebut yakni bergerak dengan hati, trilogi yang diwariskan turun temurun oleh leluhur Nusantara tentang seni pertunjukan khususnya tari yakni wiraga, wirama dan wirasa, merupakan factor penting yang harus selalu di ingat ketika menari. Menari bukanlah sebuah ungkapan rasa terbelenggu akan teori dan konsep semata, akan tetapi menari adalah rasa yang menimbulkan irama dan gerak sebagai media ungkap”.
“Garapan ini juga didukung oleh anggota komunitas Sekdut Bali dari anak-anak dan remaja kurang lebih ada 30 orang, dengan riasan natural dan bergerak mengikuti gemericik air pancoran, suara angin, dan suara alam sekitar. Pementasan tari tersebut terlihat sedikit berbeda (GA SAMA) dari biasanya. Kedepanya perayaan World Dance Day seperti ini akan tetap diselenggarakan oleh ISI Denpasar setiap tahunya”. Imbuhnya. KP-GAP-RLzS
Leave a Reply