Gabungan perangkat dan aplikasi terjangkau membuat fotografi makin menyenangkan.
Begitu ada objek menarik di depan mata, kita tinggal ambil pakai perangkat ringkas (gadget), seperti Android, iPhone, atau Blackberry, lalu jepret! Dengan koneksi internet, gambar itu pun segera bisa kita unggah (upload).
Selanjutnya, gambar-gambar itu bisa dinikmati siapa saja yang memang ingin menikmatinya. Terserah deh ada yang melihatnya atau tidak. Hal lain lebih penting, kenikmatan begitu bisa memotret dan mengunggahnya.
Kenikmatan itu pula yang aku rasakan sekitar dua bulan ini setelah bermain-main dengan Picplz, aplikasi pengolah foto di perangkat ringkas. Tak hanya untuk Android, aplikasi ini juga bisa untuk perangkat lain, seperti iPhone.
Aku memakai aplikasi gratis ini di Android Galaxy S dengan mengunduhnya dari Android Market. Gratis tis tis!
Jelalatan
Tak ada tema foto khusus ketika aku baru pertama kali pakai aplikasi ini. Pokoknya asal pasang (install) di perangkat biar bisa olah foto. Makanya, fotoku tak terstruktur sama sekali pada awalnya. Asal pengen, langsung jepret.
Cuma, setelah dua bulan memakai, mulai kelihatan pola tema fotonya. Dan, aku pun mulai kecanduan.
Ide tema foto bisa datang kapan saja. Sebulan terakhir sepertinya lebih parah. Tiap kali jalan, aku bawaanya jelalatan melihat hal-hal di sekitar yang mungkin menarik dijepret.
Setelah meliha-lihat lagi sekitar 60 fotoku di Picplz sampai hari ini, ternyata temanya terbatas pada hal-hal berikut: statue, urban, office, things, colour, nature, light, people. Aku memang pakai judul dan tanda pagar (hashtag) bahasa Inggris biar sekalian belajar juga.
Patung jadi tema gampang karena di Denpasar memang banyak patung. Tak hanya di jalan tapi juga di tempat publik lainnya, seperti pasar, sekolah, lapangan, dan seterusnya. Urban biasanya bertema pada hal-hal terkait perkotaan. Misalnya grafiti, kemacetan, gerai cepat saji, dan semacamnya.
Selain itu, kadang hal sederhana juga bisa jadi objek foto. Misalnya, sandal, cangkir, tempat pulpen, jam, dan hal-hal remeh temeh lain. Inilah yang masuk di kategori things atau office. Asik juga melihat hal-hal sederhana ini dalam tampilan berbeda setelah diolah dengan Picplz ini.
Tema lainnya adalah colour untuk bermain-main dengan warna kontras atau warna-warni. Nature tentang alam, seperti pohon atau pemandangan. Lalu, light alias cahaya. Biasanya ini asik untuk foto-foto pada pagi atau sore hari. Saat itu cahaya matahari amat mendukung untuk ambil foto. Sunset atau siluet bisa jadi salah satu contohnya.
Jadul
Kelebihan utama perangkat ringkas alias gadget untuk mengambil foto adalah kepraktisannya dalam penggunaan. Dia tak seperti kamera digital single-lens reflex (DSLR) yang agak ribet. Cuma ya, perangkat ringkas seperti Android ini juga punya banyak kekurangan. Antara lain terbatasnya kecepatan dan tingkat ketajaman gambar.
Maka, pilihan teknik pengambilan foto biar menarik juga terbatas. Dan, bersyukurlah aku yang sampai saat ini sama sekali tak paham teknik fotografi dasar, seperti kecepatan (speed), bukaan (aperture), lensa, dan tetek bengeknya itu.
Biar foto tetap menarik, setidaknya menurutku, maka aku lebih banyak bermain di komposisi, pola, dan bingkai.
Komposisi ini, misalnya, dengan menempatkan objek utama pada posisi tertentu. Katakanlah sandal, pada sisi pojok foto. Adapun pola ini biasanya dengan melihat pola (pattern) berulang pada sebuah benda. Misalnya, deretan anakan padi, motif bantal, dan seterusnya.
Adapun bingkai adalah teknik membuat objek foto berada dalam bingkai tertentu, seperti spion atau jendela. Dengan begitu, foto akan terlihat lebih asik dan menarik.
Setelah tersimpan di perangkat, foto-foto yang diambil dengan cepat itu bisa diolah dengan aplikasi Picplz ini. Ada sekitar sepuluh jenis olahan foto ini, seperti Russian Toy Camera yang menekankan kontras pada foto, 70s yang membuat foto terlihat jadul seperti tahun 1970an, hingga Redscale yang membuat foto jadi terlihat oranye. Semua olahan ini tersedia dalam dua pilihan, pakai bingkai atau tidak.
Begitu selesai diolah, kita bisa segera menyebarluaskannya lewat berbagai jejaring sosial. Tak hanya Picplz itu sendiri tapi juga Flickr, Twitter, Facebook, Tumblr, dan jejaring sosial lain.
Jadi, dari satu aplikasi pengolah Picplz, foto itu bisa disebar ke berbagai saluran. Selanjutnya terserah dilihat orang apa tidak. Yang penting nafsu motret sudah tersalurkan.
Leave a Reply