P.S: I Love You: Dia Tak Pernah Benar-benar Pergi

Penulis: Cecilia Ahern, Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2009)

Holly Kennedy tak lagi berupaya menjalani kehidupannya. Bahkan setelah dua bulan kematian suaminya, Gerry. Ia tak pernah berpikir untuk keluar rumah. Juga tidak ingin bicara dengan orang tua atau teman-temannya. Setelah kepergian Gerry, kehidupannya tidak lagi sama. Selama ini dia hidup untuk Gerry dan dia juga menyerahkan karirnya untuk menemani dan merawat Gerry yang sakit. Sekarang, setelah suaminya tidak ada, ia seperti tak punya alasan lain untuk hidup.

Hanya sebuah daftar terkemas dalam sepuluh pucuk surat yang tersisa dari Gerry. Daftar yang harus dipatuhi Holly. Daftar segala hal yang biasanya tidak bisa dilakukan Holly tanpa Gerry. Daftar dan surat-surat itu berada di tangan ibu Holly, yang ternyata dikirimkan Gerry sendiri lewat pos, sebelum ia meninggal karena penyakit tumor otak yang dideritanya. Surat itu harus dibuka satu per satu, setiap bulannya. Dan Gerry selalu menyematkan note “P.S: I Love You” kepada istri yang ditinggalkannya, pada akhir setiap surat.

Dalam surat-surat itu Gerry memberikan instruksinya kepada Holly untuk menjalani hari-hari kesendiriannya dengan tegar. Mulai dari membeli lampu meja, membeli gaun, pergi ke disko, merayakan ulang tahun dengan berlibur bersama Sharon dan Denise, mengemasi semua barang-barang Gerry, sampai terakhir anjuran untuk merelakan kepergiannya dan mencoba membuka kenangan baru dan menjalani kehidupannya dengan bahagia. Gerry benar-benar memahami sifat Holly yang rapuh, namun begitu mencintainya. Tak heran, karena pasangan muda itu telah mengawali hubungan mereka bahkan sejak bangku kuliah. Dan bagi Holly, Gerry tak hanya seorang kekasih, melainkan juga sahabat. Gerry pun menulis berlembar-lembar surat daftar itu, sekaligus mempersiapkan sendiri segala halnya agar Holly kelah bahagia setelah ia tinggalkan.

Tapi aku hanya sebuah babak dalam hidupmu, akan ada banyak babak baru menantimu di masa yang akan datang. Ingatlah semua kenangan manis kita, tapi kumohon, jangan takut menciptakan kenangan-kenangan baru.

Menjalani segala keinginan dan perintah Gerry ternyata tak membantu hidupnya dengan benar-benar mulus. Terkadang Holly masih teringat Gerry dan menangis. Juga kehidupan ia rasakan seperti meninggalkannya jauh di belakang. Sahabatnya, Sharon, akan mempunyai anak sedangkan Denise akan menikah. Semua orang tampak berbahagia dengan kehidupannya sementara Holly sedang bersaha untuk bertahan menjalani hidup di tengah kesedihannya. Kemudian muncul Daniel, pemilik cafe Hogan’s yang segera saja menjadi kawan baiknya dan menempatkan hati Holly dalam kebimbangan. Daniel yang baik dan selalu membantunya ketika dibutuhkan, membuat Holly bertanya-tanya siapkah ia melanjutkan hubungan lebih jauh dari sekadar persahabatan. Bimbang antara takut mengecewakan sahabatnya itu atau mengakui bahwa ia memang belum siap memulai kehidupan baru apa pun. Tapi lambat laun Holly mulai memikirkan banyak hal dan melihat kematian Gerry dari sudut pandang orang-orang di sekitarnya. Bahwa tak hanya dia yang kehilangan sosok Gerry. Orang-orang di sekitarnya juga kehilangan pribadi Gerry yang lucu dan ramah itu. Holly bahkan belajar memahami Richard, kakaknya yang kaku dan menyebalkan dan memahami kasih sayang ibunya yang kerap membantunya ketika Holly kembali terpuruk. Dan pada akhirnya, ia memberanikan diri membuka perkenalan dengan seorang lelaki baik hati bernama Rob.

Novel romantis bertitel “PS: I Love You” karya putri perdana menteri Irlandia ini langsung menjadi best seller di negeri asalnya, Irlandia, hanya dalam beberapa minggu. Ditulis dengan bahasa yang sederhana dan romantis, novel ini menggugah hati akan perjuangan hidup Holly Kennedy bangkit dari duka dan kesedihan. “PS: I Love You” kemudian diadaptasi menjadi film dengan banyak perubahan. Misalnya, saja dalam novel, suami istri Gerry dan Holly, keduannya adalah orang Irlandia. Sedangkan dalam film, hanya Gerrylah yang orang Irlandia asli sementara Holly campuran Irlandia – Amerika yang selama hidupnya tinggal di New York. Meski filmnya sangat menyentuh hati, namun daya tarik novel aslinya masih belum bisa terkalahkan. By the way, pemandangan Irlandia dalam filmnya sangat mengesankan!

Rating (*****)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *