Panasnya cuaca belakangan ini masih belum terasa. Ruang praktek masih sedang dibersihkan, namun tampak seorang laki-laki datang untuk konsultasi. Tidak terlihat sakit berat. Laki-laki yang saya lupa namanya ini seingat saya dulu sempat juga datang berkonsultasi tentang kesehatan seksualnya, tetapi kali ini tidak ada masalah lagi, bahkan dia sempat berterimakasih karena saya pernah membantunya. Setelah menunggu ruang praktek selesai dibersihkan, beberapa potong dialog ini membuat saya menjadi tersenyum-senyum di pagi yang cerah ini.
Saya : “Silakan duduk. Kartunya tidak dibawa ya? Oh ya, namanya siapa?”
Pasien : “Gede, dok!”
Saya : “Gede siapa lengkapnya?”
Pasien : “Gede Putra, dok!”
Saya : “Ok, saya manggilnya Gede atau Putra?”
Pasien : “Rudi, dok. Panggil saja Rudi.”
Saya : (*#@??)
Saya : “Ok, Rud, ada keluhan apa nih sekarang?”
Pasien : “Panas, dok!”
Saya : “Oh, panas badannya ya?”
Pasien : “Sakit kepala sih sebenarnya dok!”
Saya : “Hmm, berat rasanya sakit kepalanya?”
Pasien : “Lebih terasa sakit di perut dok!”
Saya : (*#*@??) “Jadi, perutnya juga sakit nih, ada mules-mules?”
Pasien : “Sakit dok dan badan pegal-pegal semua!”
Saya : (*#@??) ”….kok jadinya muter-muter nih. Sebenarnya keluhan utama yang paling dirasa apa?”
Pasien : “Panas,dok!”
Saya : (pfiuhhhh….)
Saya : “Ok, Rud, apa sempat mencoba minum obat sendiri?”
Pasien : “Nggak ada dok, cuma bodrek aja….”
Saya : (gubrakkkkk….emangnya yang disebut itu bukan obat ya)
Sebenarnya yang “error” dokter apa pasiennya ya? Terlepas dari apa yang terjadi dengan beberapa potong dialog tersebut, saya gembira semuanya bisa menjadi menyenangkan di minggu pagi yang cerah ini. Dan pasienpun bisa pulang juga dengan tersenyum setelah diberi resep. Semoga sembuh deh. Termasuk errornya. Jadi teringat juga dialog lain bersama Mister Sometime yang lalu, yang pernah diceritakan juga di sini.
*kartun dari clipartheaven.com
Leave a Reply