Menikmati Sunyi Saat Tahun Berganti

Debur ombak serupa nyanyian pengantar tidur.

Suara debur itu masih terus terdengar ketika aku akhirnya terlelap di lantai dua Bale Segara di Ashram Candidasa, Karangasem Jumat malam lalu. Ketika sekitar pukul 7 pagi aku bangun pun, debur ombak itu masih terdengar.

Lalu, dari jendela kamar ini terlihat matahari amat cerah pagi itu. Air laut terlihat membiru. Beda jauh dengan sore sebelumnya. Agak keruh dan kotor.

Inilah damainya pantai Candidasa di akhir tahun kemarin. Tenang. Relatif sunyi. Jauh dari riuh rendah perayaan pergantian tahun seperti di Denpasar, yang kata teman-teman sudah seperti zona perang. Saat malam, hanya ada satu dua suara kembang api atau petasan di Candidasa.

Ashram Candidasa Karangasem ini jadi pilihan tempat bagi kami untuk melaksanakan rapat akhir tahun. Selain aku, Bunda, dan Bani juga ada Gus Tulank, Intan, dan Mahayanti. Kami melakukan rapat akhir tahun Sloka Institute.

Kami sengaja pilih tempat yang sepi. Dua tahun lalu kami rapatnya di sekitar Danau Batur, Kintamani. Tahun lalu sudah hampir berangkat ke Nusa Lembongan, Klungkung namun batal karena Bani mendadak sakit.

Untungnya, kali ini tak ada halangan. Selama dua hari, 30 – 31 Desember kemarin, kami pun berapat ria di Ashram Candidasa. Pada hari pertama kami fokus pada refleksi apa saja yang telah kami lakukan dan capai. Pada hari kedua, baru membuat rencana program selama 2012 nanti.

Tulisan soal materi rapatnya terpisah sajalah nanti. Kembali ke soal enaknya menikmati sepi saat pergantian tahun dulu.

Usai rapat pada Sabtu siang, tiga teman lain kembali ke Denpasar. Aku, Bunda, dan Bani pilih ke tempat lain untuk melewati pergantian tahun, Pekarangan. Inilah desa kelahiran mertua. Tepatnya di Desa Pekarangan, Kecamatan Manggis, Karangasem.

Berada di tengah kebun kelapa dan berjarak sekitar 1 km dari jalan besar, rumah tua ini jadi tempat cocok buat lari dari hiruk pikuk perayaan pergantian tahun.

Selain tempatnya yang sunyi dan sepi kami juga bisa menikmati pepes dan sate ikan laut desa sebelah yang nikmatnya bukan kepalang. Lebih enak lagi karena kelapa muda jadi pelengkap usai bersantap. Whaaa. Surga dunialah pokoknya. :p

Ketika senja telah tiba, kami masih sempatkan diri melakukan ritual melepas tahun lama. Menikmati senja terakhir 2011. Sayangnya, karena mendung jadi senja tak terlalu keren untuk dinikmati. Tapi, masih ada jingga yang tersisa.

Di bukit kecil ini terlihat hamparan pohon kelapa di segala sisi. Di selatan sana terlihat laut dan Pulau Nusa Penida di kejauhan. Lalu, di timur terlihat Pulau Lombok meskipun samar-samar dan temaram.

Bersama anak-anak keluarga di kampung halaman plus dari Denpasar, kami menyalakan kembang api petang itu. Hanya ritual kecil menyambut pergantian tahun. Sekitar 30 menit kemudian turun. Kembali ke rumah.

Malamnya? Tidur. Kami tak peduli dengan hiruk pikuk pergantian tahun baru. Toh, semata angka yang berganti. Matahari, udara, bumi, dan semuanya tetap sama. Tak ada bedanya.

Selamat tahun baru. Selamat menikmati ilusi dari hari ke hari..

Desain kartu ucapan oleh Gus Tulank.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *