Membaca Indonesia Melalui Film Pendek

Konferensi Pers Indonesia Raja 2016 pada 21 Mei 2016. Foto Minikino.

Konferensi Pers Indonesia Raja 2016 pada 21 Mei 2016. Foto Minikino.

Film pendek itu bukan sinetron.

Karena itu, Minikino menentukan 20 menit sebagai batas terpanjang durasi film untuk bisa masuk seleksi program Indonesia Raja. Film pendek memiliki format bertutur berbeda dengan film panjang, layaknya karya literatur cerpen atau puisi yang berbeda dengan karya novel.

Sejak 2002 Minikino telah menyatakan fokus kegiatannya pada film pendek. Sampai tahun ini Minikino telah mengalami sejarah panjang dengan berbagai pemutaran dan diskusi film pendek serta program kerja lainnya berjejaring kerja dengan berbagai area di Indonesia, Asia Tenggara, dan internasional.

Menarik diri keluar dari romantisme “film indie”, Minikino berfokus pada format dan media bercerita film pendek ketimbang semangat yang mungkin menyesatkan dari spirit independensi. Dengan dalih membuat film “independen” atau “indie”, ternyata ribuan film –yang kebetulan pendek durasinya– telah dibuat di Indonesia.

Namun, hanya sedikit yang memenuhi syarat untuk menjangkau khalayak internasional.

Masalahnya mungkin sesuatu yang sederhana: semangat “film indie” yang berlebihan, tanpa menyadari format bercerita yang sedang mereka gunakan. Hasilnya seringkali seperti film panjang yang menyamar sebagai film pendek. Sebuah versi cut dari sebuah film besar.

Mungkin ini juga adalah imitasi bawah sadar dari format paling populer di Indonesia: Sinetron.

Padahal sebuah ide panjang, versi membosankan dari sebuah ide, bisa menjadi sederhana, cerdas dan menarik kalau diperlakukan dengan cara tepat.

Minikino membangun budaya film pendek di Indonesia dengan melakukan pemutaran dan diskusi rutin film pendek nasional, Asia Tenggara dan internasional yang diseleksi oleh programmer dalam sebuah program, memilih beberapa film pendek dengan tema tertentu untuk ditayangkan dalam urutan tertentu dalam sebuah acara menonton film.

Kegiatan ini dihadiri para pembuat film, dengan berbagai cara yang mungkin dilakukan, termasuk chatting secara online (bahkan) antar-benua dilakukan langsung setelah pemutaran.

Rantau di Bali

Mengenai Indonesia Raja
Pada tahun 2015, Indonesia Raja adalah salah satu dari sekian kegiatan yang diinisiasi Minikino, merupakan sebuah kolaborasi antar wilayah Indonesia dalam bentuk pertukaran program film pendek. Termasuk di dalam kegiatannya adalah pemutaran dan diskusi oleh para pembuat film dan programmer di masing-masing wilayah/kota yang terlibat.

Secara sederhana, para programmer dari masing-masing wilayah bertugas melakukan pemilihan karya-karya film pendek dari wilayahnya, untuk disusun dalam sebuah program yang utuh lengkap dengan tema dan tulisan pengantar. Program ini diharapkan dapat memberikan sekelumit gambaran terkini mengenai produksi film pendek di wilayah/kota yang terlibat.

Nama Indonesia Raja bisa dianggap Indonesia Raya dalam ejaan lama, tapi boleh juga dimaknai bahwa Minikino menjunjung tinggi ke-Indonesia-an seperti menjunjung sesuatu yang di-raja-kan, yang dihormati dan dicintai bersama.

Untuk Minikino sendiri, nama Indonesia Raja juga punya makna tambahan; merupakan judul VCD kompilasi film pendek “Minikino Shorts 2: Indonesia Raja” yang dirilis tahun 2003, berisi 7 film pendek pilihan dari 7 filmmaker Indonesia. VCD Indonesia Raja 2003 memiliki rekam sejarah penting karena juga merupakan program film pendek Indonesia yang pertama kali diterbitkan secara komersil dalam sejarah produksi film (pendek) di Indonesia dan dengan distribusi yang luas, disebarkan dengan cara “pintu-ke-pintu” berhasil meliputi area Internasional, melalui festival-festival film di Asia, Eropa dan Amerika.

Mengenai Indonesia Raja 2016

Berangkat dari ide yang sederhana, tapi dilakukan dengan kinerja yang konsisten, terus-menerus dipikirkan dan dikembangkan. Program berjejaring Indonesia Raja memasuki tahun ke-2, kali ini melibatkan kerja 17 programmer dari 15 wilayah/kota, bertambah secara jumlah daripada tahun 2015 yang lalu.

Berikut;

– Aceh; Abdullah Syatari (Syatari), Aceh Documentary
– Bali; Tria Nin (Tria), Minikino
– Bandung; Albertus Wida Wiratama (Obe), Liga Film Mahasiswa ITB
– Depok; Caren R Sabatina (Caren), Sinematografi UI
– Gresik; Shandy Anata M. T. (Shandy), Gresik Movie
– Jakarta; Septa Yudhistira Pratama (Septa) & Siti Anisah (Anis), Sinema 60 & Sinema Kopi Hitam
– Jatiwangi; Bunga Siagian (Bunga) & Ismal Muntaha (Ismal), Jatiwangi Art Factory
– Malang; Lizya Oktavia Kristanti (Lizya), Omah Film
– Medan; Ignasius Loyola W. S. (Ino), KOFI Sumut
– Pekanbaru; Sania Septiani, Nonton Runaway
– Purbalingga; Bowo Leksono (Bowo), CLC Purbalingga
– Semarang; Desmira Margi Utami (Mira), Ruang Film Semarang
– Surabaya; Habibah Melyna Elfiani (Habibah), INFIS Surabaya
– Tangerang; Noval Badanzi (Noval), Alumni Film
– Yogyakarta; Maria Rosiana Sedjahtera (Ana), Minikino

Minikino bersama para programmer bekerja untuk mempertemukan film-film pendek Indonesia pada penontonnya. Dengan membingkai film-film pendek dalam sebuah program yang dirancang berdasarkan tema tertentu, bernaung dalam sebuah tema besar; agenda tahunan pertukaran program dari berbagai wilayah/kota di Indonesia, pemutaran film menjadi ringan dan menghibur untuk penonton umum, namun tetap mengandung nilai literatur yang tinggi untuk pembahasan lebih lanjut.

Seluruh proses dilakukan berbasis relawan, tim kerja Minikino, para programmer yang diseleksi, yang kemudian mengundang para pembuat film untuk menyertakan film pendek mereka pada proses programming.

Kini sepanjang tahun 2016, proses selanjutnya adalah mencari dan menjalin kerjasama dengan penyelenggara pemutaran di wilayahnya masing-masing; mempersiapkan ruang publik, agar penonton bisa bertemu, menonton bersama dan diharapkan memicu pertukaran ide, informasi, pengetahuan dan latar sosial-budayanya. Semuanya terjadi melalui acara pemutaran film pendek yang terbuka untuk umum. Diskusi-diskusi yang terpicu dari acara menonton ini menjadi sebuah bentuk apresiasi tak ternilai bagi semua pihak yang terlibat, sekaligus memicu kesadaran dan pemikiran kritis masyarakat pada tontonannya.

Bersama para programmer Indonesia Raja 2016, Minikino mengundang kita semua untuk menonton dan meneliti Indonesia Raja dari berbagai sisi. [b]

Website: www.minikino.org
Email: info@minikino.org
Facebook: https://www.facebook.com/minikinoindonesiaraja
Instagram, Twitter, YouTube: @minikinoevents #indonesiaraja2016

The post Membaca Indonesia Melalui Film Pendek appeared first on BaleBengong.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *