Makan Siang Nasi Jatim

Semenjak awal bekerja disini di STP Nusa Dua Bali, saya paling sering makan siang di kantin yang masih berada di areal kampus. Saya sangat jarang makan di luar kampus. Kalaupun makan siang di luar paling-paling pilihan saya warung makan yang berada tepat di depan pintu gerbang kampus dengan menu ala Jawa Timur. Kalau warung makan lainnya di luar kampus rasanya terlalu jauh ditempuh dengan berjalan kaki apalagi ditambah cuaca yang biasanya panas. Kalaupun harus mengendarai motor paling-paling pilihan saya tetap mencari yang menunya nasi Jawa Timur, saya biasa menyebut nasi jatim.

Warung makan nasi jatim ini memang favorit saya. Selain karena rasanya pas dilidah saya, harganya juga biasanya terjangkau, rata-rata sekitar 10-15 ribu untuk satu porsi biasa (lauk 1 macam). Kalau diingat-ingat mungkin awalnya saya menyukai nasi jatim adalah semenjak kuliah di Surabaya. Disana hampir setiap hari menu makanan saya seperti itu. Paling-paling kalau malam diselingi dengan nasi goreng atau pecel lele, ya maklumlah menu anak kos. Dan selera itu masih terbawa sampai sekarang. Oya satu lagi, untuk orang Indonesia macam saya, biasanya di warung nasi jatim seperti itu kita bisa minta porsi nasinya ditambah tanpa berubah tarif.

Tapi sayangnya di kantin kampus tempat saya bekerja dimana saya biasa makan siang tidak ada yang menjual nasi ala nasi jatim. Di kantin ini hanya ada beberapa penjual makanan, semuanya hanya menyediakan nasi campur dimana kita tidak bisa memilih lauknya seperti di warung nasi jatim pada umumnya. Kalau di kantin saya biasanya memilih membeli makanan yang disediakan oleh kantin (koperasi) walaupun menunya biasanya itu-itu saja dan rasanya juga tidak terlalu spesial. Andaikan saja di kantin ini ada penjual nasi jatim seperti selera saya, rasanya saya pasti makin betah makan siang di kantin.

Baca Juga:

Share


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hosted by BOC Indonesia