Aktif. Selalu bergerak. Layaknya api yang terus membakar. Entah, jika api merasa bahagia, kebahagiaannya akan merenggut kebahagiaan lain. Tidak bisa ditoleransi. Saat api menyadari apa yang dilakukannya, dia hanya melihat abu. Karena, memang tugasnya untuk membakar. Merubah tatanan. Menciptakan momentum baru setelah yang dilewatinya berubah.
Aku manusia. Saat terkena api pasti akan menjerit minimal merasa sakit. Mungkin pohon pun merasa sama. Atau tanah maupun lainnya. Merasa sakit dan menangis dengan cara mereka sendiri. Tapi itulah api. Selalu mengejar dan membakar disaat keseimbangan mengijinkan. Disaat oksigen berlimpah ruah dan yang patut terbakar ada di depannya. Api tidak mengenal lawan apalagi kawan. Semua yang dihadapannya akan habis. Setelah semua habis, api akan menghilang. Perlahan mengecil lalu menyepi dalam kehampaan.
Api itu adalah bagian dari keseimbangan. Sebuah cara untuk membuat semuanya kembali seimbang. Api ada karena memang dibutuhkan. Entah dalam segala aspek, karakteristik api selalu diperlukan. Walaupun secara fisik api itu tidak ada namun kemampuannya yang khas selalu mendampingi. Seperti kehidupan.
Api selalu bergerak aktif memaksa keseimbangan untuk terjadi. 2013. Tahun ini disebut sebagai tahun ular air. Sebuah tahun air. Namun api terasa sangat pekat bagiku di tahun ini. Tahun yang fluktuatif. Berbagai perubahan terjadi dengan sangat cepat. Seperti api yang melalap mangsanya tanpa ampun. Yap. Kira – kira begitulah yang tersirat dari setahun versiku belakangan. Tenang. Tulisan ini tidak akan menggelontorkan kisah dari pemilik blog ini kepada pembacanya. Karena sudah pasti akan ditolak dengan mahfum. Cukup lihat saja koleksi gambar api dari para penari api yang terlukis dengan kamera yang kebetulan kutenteng. Semoga kita semua bisa meng-handle ‘api’ dengan bijaksana. Agar tidak hanya terbakar berakhir sakit namun mampu memaknai pengaruhnya setelahnya. Berhati – hatilah saat bermain api, kawan. Kecuali kamu penari api atau sudah terbiasa menghadapi api kehidupan :p
Leave a Reply