Pagi hari beberapa hari lalu, tanggal 1 Desember 2015 sekitar pukul 07.00 kartu ATM BNI atas nama istri saya tertelan karena jebakan penipuan di mesin ATM BNI yang berada di SPBU Jalan Raya Canggu, Kerobokan, Kuta Utara, Badung, Bali. Kejadiannya bermula ketika saya ingin membeli pulsa handhpone via ATM BNI, saya memang biasa membeli pulsa handphone melalui ATM. Mesin ATM yang berada di SPBU ini pun sudah sangat sering saya gunakan untuk bertransaksi.
Tapi ketika masuk ke ruang ATM saya melihat sedikit keanehan, yaitu ada stiker yang menampilkan nomor telepon yang bisa dihubungi jika kartu ATM mengalami kerusakan, hilang atau tertelan. Saya sudah curiga, dalam hati saya berpikir mungkin ini ulah penipu, karena seingat saya stiker itu tidak ada disitu sebelumnya. Saya cukup yakin bahwa nomor telepon yang tercantum itu palsu. Tapi bodohnya saya, saya tetap melakukan transaksi di mesin itu dan memasukkan kartu saya. Saya pikir cukup aman karena ATM tersebut berada di “wilayah” saya.
Saya masukkan kartu, PIN, kemudian mengecek saldo berjalan lancar. Saya kemudian melakukan transaksi pembelian pulsa, setelah memasukkan nomor handphone dan seterusnya, pada akhirnya transaksi saya gagal. Saya pun mencoba mengulangi sekali lagi namun gagal lagi. Akhirnya saya memutuskan untuk batal saja karena saya harus buru-buru bersiap berangkat ke kantor. Namun aneh, ketika kartu ATM saya keluar dari mesin, ujungnya hanya muncul sedikit, saya pun kesulitan menariknya. Kartu sempat masuk dan keluar lagi, tapi tetap hanya nongol sedikit dan saya tidak bisa menariknya keluar.
Kartu ATM BNI yang saya gunakan pun akhirnya tertelan. Saya mencoba tenang, saya lihat nomor telepon yang tercantum pada stiker di atas mesin ATM. Saya pun sadar bahwa ini pasti ulah penipu yang telah memasang jebakan. Cuma saat itu saya masih penasaran, kok bisa kartu ATM saya tertelan. Iseng saya mendekat dan melihat ke lobang tempat memasukkan kartu. Dan ternyata, disana ada semacam plastik yang dibengkokkan untuk mencegah kartu ATM keluar, hanya bisa masuk saja. Ah, pantas saja tadi kartu saya tertahan disana.
Saya tetap tenang, sempat saya berpikir untuk membuka stiker dan mencongkel jebakan itu. Tapi saya takut nanti saya malah disangka merusak mesin ATM. Setelah itu kebetulan ada orang yang datang mau menggunakan ATM, saya pun sampaikan kejadiannya sehingga dia batal dan pergi. Saya sempat bercerita kepada petugas SPBU yang saya kenal, tapi mereka juga tidak berani membuka stiker dan jebakan itu. Saya lalu titip pesan ke petugas SPBU itu, kalau sempat kasitau orang yang mau pakai mesin itu setelah saya agar hati-hati.
Saya juga sempat mengambil foto stiker itu dan lobang mesin ATM tempat memasukkan kartu untuk menunjukkan plastik penghalangnya. Foto-foto itu pun langsung saya publish di Facebook, maksud saya ingin menyebarkan informasi kepada teman khususnya yang berada di sekitar wilayah itu. Setelah itu saya langsung menuju bank BNI yang jaraknya tidak sampai 1 KM dari sana, masih di jalan raya Canggu. Saya tahu disana ada satpam yang berjaga 24 jam. Saya melapor ke satpam tersebut sekaligus mencari tahu nomor call center BNI yang benar.
Tiba dirumah, saya langsung meminta istri untuk menelepon call center BNI untuk melakukan blokir kartu. Proses pemblokiran berjalan lancar setelah petugas call center menanyakan beberapa informasi, tentunya tidak termasuk PIN. Kepada petugas call center, kami juga menyampaikan bahwa kartu kami tertelan karena disana ada jebakan dan nomor call center palsu. Petugas itu kemudian meminta kami jika sempat untuk menyingkirkan nomor palsu tersebut. Dari sana kami juga memastikan bahwa tidak ada transaksi aneh dan semua saldo kami masih utuh. Gara-gara kejadian ini, saya jadi terlambat ke kantor dan istri saya juga agak terlambat mengantar anak saya.
Kebetulan juga hari ini istri saya tidak ke kantor, jadi sekitar pukul 9.30 pagi dia langsung ke Bank BNI di jalan raya Canggu untuk membuat kartu baru. Petugas CS yang melayani istri saya juga menyampaikan bahwa barusan juga ada nasabah yang mengalami hal yang sama dan melakukan pembuatan kartu baru.
Pada akhirnya, kami memang tidak mengalami kerugian, hanya sedikit rugi waktu dan harus membuat kartu baru. Hikmah yang bisa diambil dari kejadian ini, walaupun sudah cukup waspada, saya merasa masih perlu lebih hati-hati lagi ketika melakukan transaksi di mesin ATM. Sekian tahun menggunakan layanan BNI, memang ini pertama kalinya kami mengalami hal ini. Kami yakin, hal ini bisa terjadi di bank manapun, jadi kita selaku nasabah harus tetap berhati-hati.
TAMBAHAN :
Foto yang saya publish di Facebook ternyata menyebar dengan cukup cepat, tidak sampai 24 jam sudah mencapai 1.000 kali share. Bahkan kini sudah lebih dari 1.500 share. Saya tidak menyangka juga akan sebanyak itu. Dari media sosial ini saya juga mendapat banyak informasi. Ternyata ada juga teman yang mengalaminya pagi ini di lokasi yang sama. Sedangkan ada teman lain yang baru di malam sebelumnya menggunakan ATM dan masih lancar saja. Bisa jadi oknum pelaku memasang jebakan ini dini hari.
Tiga hari kemudian, saya baru sadar ternyata ada beberapa pesan yang saya terima di Facebook. Ada dua diantaranya yang mengaku dari pihak BNI, mereka meminta kontak saya. Satu orang yang bernama Dewanta Ary Wardhana yang mengaku Pim Cabang Denpasar, saya berikan nomor ponsel dan dia langsung menelepon saya. Intinya mereka berterima kasih dan mohon maaf atas ketidaknyamanan yang kami alami. Saya pun berterima kasih atas tanggapan dan respon dari pihak BNI.
Screenshot Halaman Facebook (4 Desember 2015, sekitar pukul 15.00)
Leave a Reply