Semburat jingga di Pantai Polewali memberikan kejutan. Jauh lebih keren dari yang semula aku bayangkan.
Sekitar pukul 5 Wita petang itu menjelang matahari tenggelam. Pantai di ibukota Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat ini rupanya tempat warga setempat menghabiskan sisa hari. Ada yang main voli, sepak bola, duduk bersantai bersama pasangan, atau menikmati pasir pantai.
Pasir pantai ini tidak terlalu bagus karena warnanya kecoklatan. Tidak, seperti Pantai Kuta, Bali yang berpasir putih atau pantai di Sumba yang pasirnya sampai sebesar ketumbar. Di sepanjang pantai berserak sampah daun, plastik, juga sisa makanan. Tidak terlalu asri untuk dinikmati.
Tapi, pantai ini punya potensi yang tak akan hilang: menghadap ke arah matahari tenggelam. Ini keren. Dan, beruntunglah Minggu kemarin aku bisa menikmatinya.
Petang itu tak ada mendung. Jingganya memerah sekali. Aku menyusuri dari bagian selatan pantai ini ke arah utara. Di sepanjang pantai ini ada pedagang kaki lima yang tertata rapi. Ada batas berupa pengaman pantai sekaligus trotoar antara pedagang ini dengan pantai.
Makin malam, tempat jualan ini makin ramai pengunjung. Menunya aneka rupa, seperti kopi, jus, coto, ayam lalapan, ikan bakar, dan seterusnya. Cocok untuk menikmati sore dan malam di pantai ini.
Ada dermaga untuk pengunjung berjalan-jalan. Panjangnya kira-kira 30 meter ke arah pantai. Di atasnya pengunjung bisa duduk, mancing, atau meloncat nyebur ke laut di bawahnya. Dari atas dermaga dari kayu berbentuk T ini pengunjung bisa melihat pantai sepanjang kira-kira 2 km ini.
Di bagian selatan ada tempat bermain. Di sisi utara ada pelabuhan ikan dan masjid dengan menara menjulang. Lalu, di barat sana ada petani sedang mencari ikan. Menikmati Pantai Polewali sore itu seperti melihat pemandangan di kalender yang biasa indah-indah. Bedanya ini beneran.
Hal paling menyenangkan bagiku ketika menikmati Pantai Polewali sore itu adalah kerennya matahari tenggelam. Entah memang selalu begitu atau hanya pas aku di sana. Matahari saat mau pulang itu menyiratkan jingga yang sempurna. Warnanya menyala.
Orang-orang di sana membentuk siluet. Ketika dipotret, mereka membentuk bayangan hitam dengan latar jingga menyala itu tadi. Tanpa perlu olah digital, jepretan mereka di kamera asli memesona.
Pantai Polewali bisa jadi tempat wisata menarik bagi tiap orang yang berkunjung ke kota ini. Apalagi sudah ada beberapa hotel murah dan termasuk mewah plus menyediakan koneksi internet gratis di Polewali.
Tentu saja masih banyak tantangan. Salah satunya karena promosi yang kurang. Coba cari di Google. Informasi tentang pantai ini lebih banyak dari blogger atau penulis warga, bukan dari pemerintah setempat. Pantai ini juga kurang punya fasilitas seperti toilet.
Tantangan terbesarnya, menurutku, adalah lokasinya yang jauh dari “pusat” kota. Polewali ini berjarak sekitar 300 KM dari Makassar, kota dengan bandar udara terdekat dari Polewali. Perjalanan perlu sekitar 6 jam dengan kondisi sebagian jalan rusak parah. Jauh. Melelahkan.
Untungnya, sih ,perjalanan lama, jauh, dan melelahkan itu terbayar dengan kerennya pantai Polewali saat senja seperti ini.
Leave a Reply